Judul di atas dapat menimbulkan beberapa pertanyaan krusial. Apakah kita memang sulit memahami keberadaan surga ataupun memang dipersulit jalur akses untuk dapat merasakan dan mengunjunginya? Pertanyaan itu kerap muncul bersamaan apabila kita menanyakan keberadaan Tuhan. Maksudnya di sini, pertanyaan yang didasari oleh logika tersebut tentu menjadi basis bagi orang-orang yang tak beriman dalam berbuat kemaksiatan.
Ada juga beberapa pertanyaan yang “mungkin” acap kali kita dengar, seperti kenapa kita harus diciptakan di dunia, walau pada akhirnya kita akan mati juga. Dan kalau memang Tuhan maha penyayang, mengapa Tuhan menciptakan manusia lalu membiarkan mereka sengsara di dunia dan bahkan terikat oleh hukum dan perintah. Dan mengapa Tuhan harus menciptakan surga dan neraka, kalau memang sejatinya Tuhan adalah maha pemaaf atau pemberi ampun kepada segala umatnya. Maka kenapa Tuhan tidak memasukan saja kita semua ke surga?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu terdengar gila dan sedikit kurang ajar bagi penganut agama garis keras. Namun untuk sebagian orang, apabila ada yang mempertanyakan dan menyatakan hal itu, tentu belum tentu dapat menjawabnya secara langsung dan mendalam. Maka sekedar meluruskan dan sedikit menjawab pertanyaan di atas dengan apa yang telah pernah penulis dengar. Bahwa Allah SWT menciptakan surga dan neraka karena untuk ujian kepada manusia. Penciptaan itu juga mencerminkan rasa adilnya Allah kepada umatnya.
Tampaknya perihal itulah yang dijunjung sangat tinggi oleh pemerintah terhadap objek wisata yang ada di kecamatan Bayang dan Bayang Utara. Kenapa demikian? Sebab akses menuju objek wisata di lokasi ini dahulu terbilang begitu susah, seumpama melalui tantangan hidup di atas dunia yang tak henti melahirkan pertanyaan mengapa dan kenapa. Kebijakan pemerintah tersebut seolah-seolah sama (namun beda tujuan) dengan ketentuan Tuhan dalam memberi ujian selama perjalanan umatnya di dunia agar dapat mengunjungi surga-Nya di sana. Sebab wisata yang selalu dikait-kaitkan dengan surga dunia ini, agaknya membuat wisatawan menjadi malas untuk berkunjung. Dikarenakan sepanjang jalan Bayang dan Bayang Utara tersebut banyak sekali terdapat jalanan yang berlubang akibat genangan hujan, lubang-lubang tersebut dibiarkan berulang timbul dan menganga.
Namun alhamdulillah, 3 bulan sebelum pemilihan Bupati tahun lalu, jalan sepanjang akses menuju objek wisata yang berada di kecamatan Bayang dan Bayang Utara ini sebagian sudah mulus sebagaimana semestinya. Walaupun perbaikan jalan tersebut belum juga sepenuhnya optimal. Dan entah kenapa ketika telah nyaris dekat pemilihan Bupati dan wakil Bupati pada tahun lalu, perbaikan jalan yang membentang dari Bayang hingga Bayang Utara tersebut seolah diputus atau diberhentikan pengerjaannya tepat di pinggang. Sebenarnya permasalahan itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Dan semoga, Bupati yang baru saja dinyatakan terpilih di kabupaten ini dapat meninjau serta menyelesaikan masalah jalan ini selanjutnya.
Seperti yang mungkin, telah banyak orang ketahui. Kecamatan Bayang dan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai beberapa objek wisata yang telah lama populer di mata wisatawan lokal maupun mancanegara. Seperti wisata Air Terjun Bayang Sani dan Jembatan Akar. Air Terjun Bayang Sani memiliki 7 tingkatan, namun hanya sampai tingkatan ketiga yang dapat dikunjungi, selebihnya membutuhkan waktu yang cukup lama dan jarang dikunjungi oleh para wisatawan. Maka umumnya, pengunjung hanya datang ke air terjun tingkat pertama sebab tidak membutuhkan waktu yang lama.
Dan juga dengan objek wisata Jembatan Akar yang diperkirakan umurnya telah berusia lebih dari satu abad ini. Jembatan Akar Bayang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tidak sedikit wisatawan yang rela datang dari kejauhan untuk berfoto dengan latar belakang Jembatan Akar Bayang ini. Destinasi wisata alam nan indah di Tanah Minang ini dapat dicapai kurang lebih satu jam dari Kota Padang lewat jalur darat.
Namun selain itu, masih ada beberapa air terjun dan 2 buah jembatan akar lagi yang juga berpotensi sebagai objek wisata yang menganggumkan. Kawasan ini seharusnya juga dapat diperhitungkan dalam pengembangan wisata di wilayah Pesisir Selatan. Seperti di Kenagarian Puluik Puluik Kecamatan IV Nagari Bayang Utara yang juga memiliki potensi pariwisata alam yang luar biasa selain Jembatan Akar. Beberapa kawasan yang ada dikenagarian ini sangat cocok untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam. Seperti kawasan Air Terjun Batuang yang teletak di Kampung Puluik Puluik yang mana ketinggian air terjun itu mencapai 320 meter.
Dan diantaranya ada juga Pemandian Lubuk Pauh yang terletak antara Kampung Taratak Teleng dan Taratak Baru, kawasan ini katanya akan dikembangkan oleh pihak kenagarian sebagai Kawasan wisata alam Arung Jeram, Lubuk Ikan Larangan dan wisata Mancing. Selain itu masih ada lagi Air terjun yang sangat indah yang terletak di Kenagarian Muaro Aie kecamatan IV Nagari Bayang utara yang bernama Air Terjun Lurah Bayu. Baru-baru ini banyak juga orang-orang yang ingin mengunjungi tempat tersebut, lantaran pembangunan jalan tembus antara Muaro Aie – Alahan Panjang belum lama ini telah dimulai pelaksanaannya.
Begitupun dengan 2 buah jembatan akar lagi yang dapat kita temukan dengan bergerak menuju hulu Batang Bayang, tepatnya di kampung Bayang Janieh, Nagari Koto Ranah, Kecamatan Bayang Utara. Jembatan akar di kampung Bayang Janiah ini panjangnya sekitar 12 meter. Modelnya agak ramping dibandingkan jembatan akar yang ada di Puluik Puluik. Dan sekitar 1,5 km dari jembatan akar ini, menuju ladang dan sawah masyarakat setempat kita akan menemui lagi sebuah jembatan akar nan eksotik. Kelebihan jembatan akar yang ketiga ini, selain terbilang cukup panjang, posisinya juga berada di air terjun kecil.
Menurut salah satu warga setempat, umur jembatan akar di Bayang Janieh tidak jauh beda dengan jembatan akar yang ada di Puluik-Puluik yang terkenal itu. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi fisik dan lingkaran tahunan pohonnya. Dan katanya pembuatannya juga sangat berkaitan erat dengan jembatan akar Puluik Puluik. Ini artinya, jembatan akar yang selama ini kita kenal di Puluik Puluik, bukanlah satu satunya jembatan akar yang ada di Sumatera Barat. Masih ada 2 jembatan akar lainnya yang belum terekspos ke luar. Mereka tersuruk dari keramaian dan sulit pula dijangkau kendaraan. Akibat akses jalan yang sempit dan menantang.
Namun sebelum semua itu kita mimpikan, ada satu pertanyaan yang musti dilontarkan. Yaitu, apakah pemerintah akan benar-benar dapat mewujudkan itu semua? Mengingat akses jalan menuju objek wisata Bayang Sani dan Jembatan Akar yang bahkan telah mendunia selama ini, sebelumnya butuh waktu yang sangat lama dalam perbaikannya secara keseluruhan. Untung-untung jalan yang diperbaiki tersebut bertahan lama, namun lazimnya itu hanya bertahan sebentar saja. Jadi dari semua permasalahan tentang perbaikan jalan atau akses menuju objek wisata di Bayang yang belum sepenuhnya terselesaikan (diputus dipinggang) tersebut, hanya satu yang dapat kita simpulkan yaitu, biasalah!
Fatur Rahman lahir dan besar di Bayang. Pesisir selatan. Sumatera Barat. Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Andalas. Bergiat di Rumah Baca Pelopor 19. Beberapa puisi dan tulisan lainnya hanya terbit di beberapa media saja.
— Esai, Fatur Rahman-Marewai
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post