
Bangsa Roma Dan Mesir Kuno Yang Mencari Bunga
Seorang pohon yang tinggi, memangku
daun, jarum jam berayun-ayun. Para taruna pun, bertanya, “Untuk apa, Mesir kuno menghasilkan waktu?”
“Lalu, untuk apa, sebuah akhir diwujudkan?” tanya daun.
Taruna yang memiliki rasa penasaran yang tinggi, mencari bangsa Roma yang tengah mencari jari-jari Bunga raksasa. Dan taruna yang memiliki rasa penasaran yang tinggi,
Ah, angkaranya telah terwujud.
Dari 0—
Memakai sepatu ukuran dewasa—
untuk rebah di atasnya.
Dari 2, Mesir kuno
Menulis Bunga
: obat nyamuk.
Mereka, daun-daun
mengayun-ayunkan nyala. Taruna yang memiliki rasa penasaran tinggi,
ingin sepatunya memerdekakannya—
kata tiada, yang
tak pernah jumpa dengan
gelora.
Sejatinya Universitas Memiliki-Mu?
Seusai berdoa,
Tuhan, aku sudah salat, berdoa yang kuat-
kuat, deminya,
kehidupan setelahnya—
Menetap di University West Michigan,
yang tidak boleh menjadikan nyawa kertas
Ayolah, Bu. Aku tidak boleh mengabaikanmu. karena sejatinya hatiku, tidak
tenang, ingin cintaku belajar—napas
di otak. Ayolah, Bu.
Apakah kau setuju, dalam agama kita— *membuatkan
kue ulang tahun.
Dan merayakannya, bersama
api-Nya lilin
Aku Melihatmu,
Di Pub Konro-ya Di Bir Paling Murah
Pada zaman heian
Tetapi, masih tertampak pilihan-pilihan
Dalam dua terowongan, pintu-pintu hitam— tanpa kuketuki,
“Selamat malam, Nona,”
Adakah yang mau saya beri?
Tak apa yang terlebih dahulu,
kuminta
yang mengejutkanmu, mungkinkah tak apa, tetapi,
ada pun dari ketukanku— “Mungkinkah …
pagi yang akan menjadi pintuku?”
Pub Konro-ya, 12 Maret 2021
KAFE, KUCING
Di kafe, kucing, “Aku melihatnya, seperti balon— seperti batu
kepada batu, yang menjadikan sabar tidak jatuh, ke rumah
Yang tak menjanjikan, hujan,
kepada air yang menjadikannya batu,
kepada puncak gunung yang
bisa jadi sekitarnya
Di kafe,
kucing,
aku melihatnya
dia menyapaku,
bagai seorang
istriku
Memikul asma. Ia melaporkannya, seperti itu, “Dia itu mabuk agama! Dia itu
kucing jantan tanpa status duda.” Tetapi,
apakah dia seperti itu,
seperti tiada istri—
seperti tiada anak. Meskipun,
telah hujan—
mau tidak mau.

- Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
- Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
- Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Discussion about this post