Pandemi Covid-19 telah mampu merubah semua kehidupan mayarakat, baik di bidang ekonomi, pendidikan dan sosial. Perubahan ini juga akan berdampak pada pembentukan karakter masyarakat terkhususnya remaja. Terlebih lagi saat ini ada berbagai permasalahan muncul yang disebabkan oleh gagalnya penenaman nilai karakter. Seperti sering terjadi tawuran dikalangan pelajar, bahkan rasa toleransi antar mereka mulai berkurang. Hal ini dapat dilihat dari kesalahpahaman yang terjadi yang disebabkan oleh perbedaan pendapat, pandangan bahkan dalam bentuk perbedaan ras, suku dan agama. Maka dari itu Masa ini pun menjadi tantangan dalam pembentukan nilai karakter karena pendidikan karakter saat ini tidak dapat di lakukan secara langsung karena masih berada dalam kondisi pandemi Covid-19. Mengenai hal ini pemerintah membuat sebuah metode pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan atau dikenal secara daring, yang melibatkan para remaja (pelajar), tenaga pendidik, orang tua dan lingkungan sekitarnya. Tentunya saat belajar secara daring akan menggunakan sebuah media massa dan lebih tepatnya media sosial sebagai alat berinteraksi. Lingkungan media sosial juga akan sangat mempengaruhi pembelajarannya.
Pada saat ini media sosial tidak dapat di hindari lagi keberadaannya, para pelajar (remaja) bahkan anak-anak akan sering terlibat dengan media sosial setiap harinya. Tentu hal ini akan dapat dimanfaatkan dalam membentuk karakter. Seperti yang kita ketahui pengaruh media sosial sangatlah besar terhadap para penggunanya.
Pendidikan karakter adalah sebuah usaha manusia untuk menyempurnakan dirinya. Menurut Kertajaya (2010) Karakter merupkan Kekhasan yang dimiliki oleh sebuah objek atau individu. Karakteristik asli yang berakar kepada kepribadian Individu objek, juga mesin yang memberikan dorongan bagaimana cara, menanggapi sesuatu, bertindak dan bertingkah laku. Dapat dikatakan bahwa karakter setiap individu itu berbeda. Sedangkan pendidikan karakter maerupakan suatu cara mendidik yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk membantu manusia dalam menemukan karakter atau ciri khas suatu individu. Pendidikan karakter ini juga merupakan sebuah usaha untuk menanamkan karakter kepada setiap individu. Di Indonesia pendidikan karakter telah lama di terapkan, bahkan sejak zaman Soekarno. Beliau telah berusaha untuk membentuk kepribadian dengan menggiatkan semangat pendidikan karakter. Hal ini bertujuan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter. (Wahyudi & Suprayitno, 2020)
Saat ini media sosial merupakan sebuah hal yang tidak asing lagi bagi remaja. Banyak dari mereka yang mampu menghabiskan waktu hanya dengan mnggunakan media sosial. Meskipun media sosial ini banyak memiliki dampak negatif, namun hal ini tidak harus di hindari. Dapat kita lihat dalam kenyataannya, pengaruh positif pun dapat di salurkan oleh media sosial kepada para penggunanya. Pengguna media sosial akan berinteraksi dengan dunia luar, dan orang-orang dari berbagai macam daerah, bahkan negara. Oleh karena itu media sosial dapat di manfaatkan untuk membantu dalam pembentukan karakter remaja di Indonesia.
Pada masa pandemi covid-19 ini, pendidikan karakter remaja melalui media sosial sangatlah tepat untuk dilakukan mengingat bahwa saat ini masyarakat tidak dapat bergerak secara bebas, dan kegiatan di luar terbatas. Hal ini juga di lakukan ditingkat pendidikan. Sekolah di lakukan secara daring, dan pembelajaran di lakukan secara virtual melalui media sosial, atau media lainnya. Namun pada umumnya sekolah melakukan kegiatan beajar mengajar dengan memanfaatkan media sosial. Jadi media sosial inilah yang akan dimanfaatkan oleh para guru, atau pendidik dalam menanamkan karakter terhadap siswa atau remaja. Tidak hanya guru atau pendidik, orang tua harus lah ikut andil dalam membentuk karakter seorang anak, atau remaja. Guru dan orang tua akan bekerja sama dalam melakukan pendidikan karakter terhadap mereka.
Dalam memanfaatkan media sosial sebagai alat penghubung pembentukan karakter remaja pada masa pandemi, haruslah dilakukan secara bijaksana dan membudaya yang sesuai dengan budaya Indonesia, yang dilandaskan melalui kerangka negara kesatuan, sehingga pelaksanaan pendidikan karakter pada remaja ini sesuai yang diharapkan oleh bangsa dan negara. Media sosial yang merupakan bagian media massa yang kedudukannya saat ini dapat dikatakan sebagai rumah pendidikan kedua setelah sekolah dapat menjangkau banyak masyarakat terkhususnya remaja. Media sosial memberikan fitur fitur menarik dalam mencari perhatian pengguna nya. Hal ini dapat dirasakan secara langsung oleh pengguna. Mereka akan lebih tertarik belajar kepada media online, terkhususnya media sosial. Mereka akan termotivasi oleh para pengguna lainnya dalam mencari karakter mereka. Oleh karena itu upaya dalam membangun karakter individu remaja, perlulah prinsip prinsip dalam menanmakan nilai nilai karakter ini ditampilkan dalam media sosial dan ditayangkan.
Sumber Referensi :
Wahyudi, W., & Suprayitno, A. (2020). Pendidikan Karakter di era milenial. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Juliswara, V. (2016). Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Gerakan Sosial di Media Sosial.
Santika, I. W. E. (2020). Pendidikan karakter pada pembelajaran daring. Indonesian Values and Character Education Journal, 3(1), 8-19.
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post