Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Punago Rimbun

Zera Permana | Rentangan Kaba Binu Alim Pulau Cingkuek

Zera Permana Oleh Zera Permana
9 Februari 2022
in Punago Rimbun
3.6k 36
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Pulau Cingkuek yang berada di Negeri Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Pulau yang dikenal tempat bercokolnya bangsa-bangsa Eropa, di Pesisir Barat Minangkabau. Ketika itu Salido bernama Bungo Pasang yang duduk seorang raja yang bernama Rajo Pasisie, sedangkan di Kerajaan Kualo Bungo Pasang yang berhadap-hadapan langsung dengan Pulau Cingkuek Rajanya bernama Rajo Bandaro. Sedangkan dimasa itu, sebelum muncul Koto XI Tarusan. Tarusan dikenal dengan sebuah kerajaan yang bernama Taluek Sinyalai Tambang Papan dengan raja bernama Rajo Nan  Sati kemudian arah Tenggara Koto XI Tarusan ada juga sebuah kerajaan yang bernama Kualo aie Batu berkedudukan di Kualo Sungai Nyalo yang nama Raja Tuangku Rajo Basa dikenal dengan nama Rajo Bujang, sedangkan di Kualo Banda Mua yang berada tepat di Negeri Mandeh sekarang disebut dengan rajanya Tuangku Rajo Mudo yang juga berdiam di Kualo Aie Batu.

Pada di masa itu koto XI Tarusan terdiri dari beberapa nagari, yaitu : Taratak, Sungai Tanuak, Koto Pulai, Sawah Karambie, Sungai Lundang, Sungai Tawa, Sungai Pinang Lamo (Taluek Kualo Aie Batu) Carocok Tambang Papan, Sungai Nyalo, Dusun, Taluek Puyu dan Banda Mua.

Kemudian kerajaan yang bersebelahan dengan Kerajaan Bungo Pasang yang bernama kerajaan Pinang Awan dengan gelar Raja Dipatuan Putiah. Dipatuan Putiah kemudian mendudukan seorang adindanya untuk menjadi Raja di Pulau Cingkuek, bernama Pulau Mundam Sati yang tinggal bersama istrinya barnama Puti Rambun Jani.

Raja Pulau Mundam Sati ini bernama Raja Dipatuan Hitam, yang memimpin seluruh nelayan menanti semua saudagar dan anak dagang yang singgah dengan bertukar barang di sana. Di masa perkawinan, Raja Dipatuan Hitam diberi sebuah Mundam (tempat air) oleh Raja Sungai Pagu sebagai buah tangan dan pemberian terhadap istrinya Puti Rimbun Jani yang terus mengambil air minum ke daratan Kualo Bungo Pasang untuk persedian air minum di Pulau Mundam Sati. Sedangkan Puti Ambun Jani adalah kemenakan oleh Raja Talue Sinyalai Tambang Papan Rajo Nan Sati dan juga adinda oleh Raja Kualo Sungai Nyalo Tuangku Rajo Mudo yang berkedudukan di Bandar Muar. Sang Puti ini dikenal di kampung halamannya Kualo Aie Batu (Sungai Pinang Lamo), Sungai Nyalo, Bandar Muar serta Taluek Sinyalai Tambang Papan dengan nama Poyang Rani Ambun Pingai dengan panggilan Rani Intan.  Sedangkan sebelum Raja Dipatuan Hitam ke Pulau Cingkuek, ia telah memperistri sepupu dari Puti Rimbun Jani yang bernama Puti Rambun Jali Anak Raja Sungai Nyalo Di Patuan Basa.

Sang permaisuri Puti Rimbun Jali ini difitnah oleh  Manti Simarajo Erah yang telah menolak pinangnya ketika di Kerajaan Sungai Nyalo. Dendam kesumat membuat sang Manti Simarajo Erah mensiarkan kabar di Pulau Simundam Sati  ketika sang Puti Rimbun Jali pulang kampung halaman, bertemu dengan orang tuanya Rajo Dipatuan Basa. Fitnah yang disebarkan itu dengan kata berbuat yang tidak-tidak (perbuatan yang tidak senonoh) dengan seorang pembesar kerajaan Sungai Nyalo bernama Magek Naniang, sahabat sang puti ketika kecil. Padahal sebelum keberangkatan sang puti Kerajaan Sungai Nyalo, Puti Rimbun Jali sedang mengarang (hamil 1 Bulan). Fitnah yang dilancarkan oleh Manti Simarajo Erah itu berhasil di Pulau Sibinuang Sati. membuat seluruh warga  desak-desus membicarakan tentang Puti Rimbun Jali.

Pembicaraan itu sampai kepada Hulubalang raja yang bernama Cigak. Hulubalang Cigak pun berusaha meredam masyarakat supaya tidak membicarakan hal-hal yang tidak baik itu kepada Puti Rimbun Jali. Incaran fitnah itu terus dilakukan oleh Manti Simarajo Erah yang bertempat tinggal di Kualo Bungo Pasang. Fitnah pun disebar luaskan di Kualo Bungo Pasang, menjadi buah bibir manyarakat. Sehingga sampai ke telinga Raja Dipatuan Hitam yang pergi berjalan-jalan di tepi pantai dengan Putri Rimbun Jani permaisurinya yang kedua. Mendengar perkataan manyarakat itu membuat hati Raja Dipatuan Hitam panas, lantas marah kepada Hulubalang yang tidak memberitahu berita yang telah menjadi buah bibir masyarakat Pulau Mundam Sati dan Kualo Bungo Pasang.

Berkata Raja Dipatuan Hitam “Dubalang cepat kau jemput Puti Rimbun Jali Kerajaan Sungai Nyalo. kemudian dijawab oleh dubalang Cigak “baik Tungku”.

Dubalang Cigak pun belayar menjemput Puti Rimbun Jali, dan kemudian Puti Rimbun Jali segera berangkat dengan bertanya kepada Dubalang Cigak,  “kenapa baginda tergesa-gesa menjemput daku, adakah salah kaki ini menarung, ataukah ada berita duka dari kerajaan tetangga? Dubalang Cigak tidak menjawab hanya diam dan membisu.

Setelah itu, Puti Rimbun Jali sampai di Pulau Mundam Sati dan berjalan menuju istana, masuk ke dalam lamin kelambu kamar peristirahatan raja. Puti Rimbun Jali kemudian berkata kepada Raja Dipatuan Hitam.

“Duhai Baginda, junjunganku, apa yang terjadi? Begitu tergesa-gesanya engkau menjemputku ke Sungai Nyalo?” Baginda memalingkan badan, dengan berkata.

“Sekarang cepat kumpulkan pakaianmu dan bersegeralah kembali ke kerajaan Sungai Nyalo”.

Mendengar ucapan dari baginda Raja Dipatuan Hitam, Puti Rimbun Jali terkejut, terdiam membisu. Kemudian raja Dipertuan kembali berkata, ”cepatlah berkemas! Dubalang telah menunggumu di halaman”. Puti Rimbun Jali pun mengumpulkan pakaiannya dengan mata berlinang-, satu demi satu air mata Puti berjatuhan, atas tindakan Raja Dipatuan Hitam  yang berkata kasar dan tidak mau bicara kepadanya. Kemudian Puti Rimbun Jali segera turun jenjang Istana.

  • About
  • Latest Posts
Zera Permana
ikuti saya
Zera Permana
Redaksi Marewai at Media
Zera Permana Salimbado Buah Tarok (Anggota Pusat Kajian Tradisi Salimbado Buah Tarok) sekarang bekerja di Padang. Berasal Dari Nagari Sungai Pinang, Koto XI Tarusan Pesisir Selatan Suku Malayu. Pengelola dan Penulis Tetap Rubrik "Punago Rimbun".
Zera Permana
ikuti saya
Latest posts by Zera Permana (see all)
  • Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso - 10 Agustus 2022
  • Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun - 1 Agustus 2022
  • Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun - 15 Juli 2022
Tags: BudayaKerajaanMinangkabauPesisir selatanPunago RimbunSejarahZera permana

Related Posts

Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso

Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso

Oleh Zera Permana
10 Agustus 2022

Gambar hanya ilustrasi Pada tahun 1292 M kedatangan seorang Panglima Kebo Anabrang yang merupakan ekspedisi persahabatan yang lebih dikenal...

Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun

Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun

Oleh Zera Permana
10 Agustus 2022

Foto hanya ilustrasi Bangsa Sawo Matang di pedalaman Sumatra sesebut Bangsa Malayu. Di Minangkabau orang bangsa ini dikenal dengan...

Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun

Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun

Oleh Zera Permana
15 Juli 2022

Sumatra yang lebih dikenal dalam bahasa tradisi Pulau Perca, ujungnya Negeri Aceh pangkal hingga Lampung. Orang yang mendiami Pulau...

Punago Rimbun: Ilmu Silat Pendekar Pesisir Barat | Zera Permana

Punago Rimbun: Ilmu Silat Pendekar Pesisir Barat | Zera Permana

Oleh Zera Permana
8 Juni 2022

Kekuatan pasukan Soak Langik, Ragi Batang, Bingkai Bukik dan Kuciang Lalok membuat Taluek Sinyalai Tambang Papan  bisa dilalui oleh...

Next Post
Puisi-puisi Diego Alpadani | Menanam Anjing

Puisi-puisi Diego Alpadani | Menanam Anjing

Zera Permana | Terbuangnya Putri Rimbun Jali, Lahirlah Upiak Simalang Untuang #bagian1

Zera Permana | Terbuangnya Putri Rimbun Jali, Lahirlah Upiak Simalang Untuang #bagian1

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In