Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Punago Rimbun

Suku Nan Ampek Palangai Tumpuan Niniak 60| Zera Permana

Zera Permana Oleh Zera Permana
29 Maret 2021
in Punago Rimbun
3.8k 38
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Negeri Ujuang Darek Kapalo Rantau Alam Surambi Sungai Pagu, mancancang latiah (kerja dan usaha) ke negeri pesisir baruh mata angin untuk dijadikan bandar-bandar  kualo-kualo pelabuhan guna menyalurkan hasil bumi, memperluas tempat pertanian untuk keberlangsungan hidup, dan kekuasaannya.

Pada perjalanan itu terjadilah peristiwa antara Kerajaan Sungai Pagu dengan Kerajaan Indrapura. Raja Indrapura meminangkan anaknya dengan seorang putri dari Kerajaan Sungai Pagu. Berjalan dengan semestinya adat timbang tando kedua belah pihak dan memutuskan suatu ketetapan hari, bulan, tahun untuk melakukan acara “alek pernikahan”. Suatu janji, ketetapan dua belah pihak telah diputuskan. Hari berjalan demi hari, bulan berganti bulan, tahunpun berganti tahun. Tibalah masanya perjanjian dan ketetapan itu akan dilakukan.

Oleh Raja Indrapura diutus seorang pembesar dari Kerajaan Indrapura untuk meninjau kembali perjanjian “timbang tando” yang dahulu dilakukan. Pembesar itu bernama Rangkayo Karanggo Bagigi Basi, datang bersama pengiring dan kawan-kawanya. Setiba di Sungai Pagu, buah kata yang telah diterima dari Raja Indrapura disampaikan kepada Raja Sungai Pagu, ditingkek janjang ditapiak bandua, menyambah dan disampaikan buah kata dari Kerajaan Indrapura kepada Raja Sungai Pagu.

Mendengar sambah dan buah kata dari Rangkayo Karanggo Bagigi Basi, Raja Sungai Pagu, menolak buah kata itu, mengatakan perjanjian itu belum tepat pada waktunya, pun masih lama harinya sesuai ketetapan timbang tando dahulunya. Mendengar perkataan dari Raja Alam Surambi Sungai Pagu. Membuat hati Rangkayo Karanggo Bagigi Basi panas (naik darah) kemudian memutuskan untuk keluar dari rumah Raja Surambi Sungai Pagu.

Ketika Rangkayo Karanggo turun dari jejang dan tiba di halaman rumah, kemudian pada saat itu melihat anak dari Rajo Sungai Pagu, mau pergi mandi beserta dayang-dayangnya. Timbulah niat untuk menculik Puti dari Sungai Pagu. Disaat Puti sudah mandi didatangi oleh Rangkayo Karanggo Bagigi Basi, dipaksa dan dibujuk pergi bersama ke  Kerajaan Indrapura untuk melihat dan menemui kekasihnya di sana. Paksaan dan bujukan itu berhasil dan Puti (putri) dari Kerajaan Surambi Sungai Pagu berasil dibawa ke Kerajaan Indrapura.

Dayang-dayang dari seorang putri lalu bergegas untuk menyampaikan peristiwa yang terjadi. Mendengar perkataan dari dayang-dayang membuat hati Raja Sungai Pagu panas “ampeh mareh” (marah besar) dan memanggil pula seorang pembesarnya untuk menyerang Kerajaan Indrapura (Rangkayo Karanggo Bagigi Basi). Membawa kembali putrinya dari Kerajaan Indrapura. Keputusan itu dari Raja Sungai Pagu, membuat pembesar Kerajaan Sungai Pagu mengumpulkan (memanggil) seluruh pembesar-pembesar yang lain, dan pembesar-pembesar itu pun mengumpulkan hulubalang-hulubalang kerajaan beserta toboh-tobohnya.

Kemudian berangkat menuju Kerajaan Indrapura, melalui mendaki Bukit Musueh sampai kepada Bukit Pasikai-an, lalu dititi pematang bukit itu berjalan menepi beberapa bukit menuju ke barat baruh mata angin, maka sampai di Bukit Sikai kemudian diteruskan perjalanan ke baruh sampailah di Indrapura.

Pada saat sampai di Lubuak Obai, perperangan itu dikepalai oleh Rangkayo Karanggo Bagigi Basi, Hulubalang yang sangat kuat dan mempunyai benteng di Lubuak Obai yaitu di Bukit Kuda Tajun. Melihat kekuatan itu, Pembesar, Hulubalang-hulubalang  Sungai Pagu beserta toboh-tobohnya tidak sanggup menghadapi kekuatan dan beteng yang dikepalai oleh Rangkayo Karanggo Bagigi Basi sangatlah kuat. Memutuskan untuk kembali, di suatu perjalanan hendak kembali ke Kerajaan Sungai Pagu, pada sebuah bukit yang bernama Bukit Sikai (Lagan) Sikai dipenuhi air. sebagian kecil yang memutuskan untuk kembali ke Sungai Pagu, dan sebagian besar (Suku Malayu, Suku Tigo Lareh, Suku Kampai, Suku Panai) tidak mau kembali ke Sungai Pagu akibat malu tidak bisa melakukan tugas, dan ingin untuk membuat kampung dan ulayat bagi Kerajaan Sungai Pagu (memperluas Rantau) dan mendirikan kualo-kualo. Membuat Taratak di Bukit Sikai, Kayu Arang, sampai ke Lagan Kecil, Lagan Gadang dan Kampuang Akat.  

Referensi: Adat Monografi Nagari Palangai.

  • About
  • Latest Posts
Zera Permana
ikuti saya
Zera Permana
Redaksi Marewai at Media
Zera Permana Salimbado Buah Tarok (Anggota Pusat Kajian Tradisi Salimbado Buah Tarok) sekarang bekerja di Padang. Berasal Dari Nagari Sungai Pinang, Koto XI Tarusan Pesisir Selatan Suku Malayu. Pengelola dan Penulis Tetap Rubrik "Punago Rimbun".
Zera Permana
ikuti saya
Latest posts by Zera Permana (see all)
  • Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso - 10 Agustus 2022
  • Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun - 1 Agustus 2022
  • Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun - 15 Juli 2022
Tags: BudayaEsaiPelesiranPunago RimbunSastra

Related Posts

Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso

Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso

Oleh Zera Permana
10 Agustus 2022

Gambar hanya ilustrasi Pada tahun 1292 M kedatangan seorang Panglima Kebo Anabrang yang merupakan ekspedisi persahabatan yang lebih dikenal...

Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun

Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun

Oleh Zera Permana
10 Agustus 2022

Foto hanya ilustrasi Bangsa Sawo Matang di pedalaman Sumatra sesebut Bangsa Malayu. Di Minangkabau orang bangsa ini dikenal dengan...

Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun

Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun

Oleh Zera Permana
15 Juli 2022

Sumatra yang lebih dikenal dalam bahasa tradisi Pulau Perca, ujungnya Negeri Aceh pangkal hingga Lampung. Orang yang mendiami Pulau...

Punago Rimbun: Ilmu Silat Pendekar Pesisir Barat | Zera Permana

Punago Rimbun: Ilmu Silat Pendekar Pesisir Barat | Zera Permana

Oleh Zera Permana
8 Juni 2022

Kekuatan pasukan Soak Langik, Ragi Batang, Bingkai Bukik dan Kuciang Lalok membuat Taluek Sinyalai Tambang Papan  bisa dilalui oleh...

Next Post
AYIA ANGEK : WISATA SEHAT NAGARI MUARO PAITI

AYIA ANGEK : WISATA SEHAT NAGARI MUARO PAITI

Opini: Diferensiasi Sosial, Benarkah Menjadi Alasan Lambannya Kemajuan Era?| Inez Syawalytrie F

Opini: Diferensiasi Sosial, Benarkah Menjadi Alasan Lambannya Kemajuan Era?| Inez Syawalytrie F

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In