Air panas yang ada di Nagari Muaro Paiti terbilang fenomena alam yang langka, pasalnya di daerah Kecamatan Kapur Sembilan Yang terletak dekat dengan perbatasan Sumatera Barat dengan Riau ini tidak memiliki gunung api, dan juga tidak pernah ada dalam penelitian manapun yang menyebutkan kalau daerah tersebut dulunya punya gunung purba yang aktif. Air panas keluar dari sela-sela batu hampar yang mengalir ke sungai Batang Kapur, airnya tidak sebanyak air panas berasal dari gunung berapi seperti yang di daerah Solok, Tanah Datar dan tempat –tempat yang mempunyai gunung api.
Masyarakat Muaro Paiti menyebut tempat ini dengan Pemandian Ayia Angek, medan yang dilalui untuk sampai ke lokasi ini cukup bagus. Jalan beton dan jalur penghubung menggunakan jembatan gantung, jarak lokasi air panas dari jalan raya hanya sekitar 2 kilometer.
Tempat ini sejak lama sudah menjadi sebuah wisata tua, tetapi kunjungan serta namanya sering hilang timbul di telinga, baik masyarakat setempat ataupun luar. Sekarang ketika dunia wisata Sumatera Barat sedang lumayan, lokasi air panas ini kembali menjadi tujuan wisata masyarakat lokal dan juga masyarakat yang datang jauh-jauh dari berbagai daerah di Sumatera Barat dan Riau.
Kedatangan merekapun beragam, ada yang datang untuk mengobati penyakit dan ada juga yang datang hanya sekedar berendam –mandi berkecimpung di aliran sungai batang kapur. Sebagian masyarakat memercayai khasiat air panas ini bisa mengobati penyakit kulit, rematik dan asam urat. Hal lain lagi, tempat ini menjadi pilihan utamanya bagi masyarakat setempat untuk melepas penat selepas bekerja.
Nah, jika handai taulan tertarik datang ke tempat ini, persiapkan bekal yang bisa disantap, santai sambil membicarakan banyak hal. Selain mandi, handai taulan juga dapat mencoba eksperimen memasak mie dan telur langsung di lokasi dengan cara menaruhnya langsung di lokasi air panas yang mengalir. Tempat air panas yang ada di Muaro Paiti memang terbilang jauh dari Kota Padang, jarak tempuh ke lokasi ini lebih kurang 6 jam perjalanan mengendarai mobil/motor.
Dulu di lokasi air panas ini juga banyak berkembang mitos-mitos masyarakat setempat, tapi sekarang perlahan beransur pudar. Seperti mitos “Jang Ghogha” atau digambarkan seperti sesosok makhluk Jin yang suka bercanda, biasa menggelitik manusia sampai kejang-kejang. Biasanya makhluk ini keluar awal malam sesudah magrib. Tapi akhir-akhir ini mitos “Jang Ghogha” sudah tidak terkenal lagi, hampir menjadi mitos yang terlupakan. Tidak jauh dari aliran ini ada sebuah batu besar yang dinamai “Batu Tabaliak” (Batu Terbalik), konon Batu itu dulunya pernah di angkat oleh seseorang yang sakti. Dan dipindahkan ke posisi yang sekarang ini.
Meski begitu, jangan risau untuk datang dan berwisata ke daerah Muaro Paiti ini, karena masyarakat setempat sangat ramah dan selalu menerima tamu dari luar daerah dengan sangat baik. Ditambah lagi adat istiadat yang masih kental. Semoga kelak perhatian pemerintah nagari tertuju ke lokasi ini, membuat pengembangan seperti membangun kolam-kolam untuk berendam dengan air panas, sebab sekarang untuk berendam di air panas ini kita harus membuat cekungan (digali) dulu sehingga berbentuk sumur-sumur kecil, agar badan bisa berendam. Bila hendak ke sini, usahakan melihat perkiraan cuaca. Sebab jika musim penghujan, aliran sungai Batang Kapur akan mengalir dengan debit yang besar. Tentu saja lokasi pemandian air panas ikut terkena aliran sungai.
- Carito Yuang Sewai: Tatolong Dek Jangguik - 8 September 2024
- Jurnalis Reformis; Pelayan Tuhan Tidak Pernah Arogan | Rori Aroka Rusji - 2 September 2024
- AYIA ANGEK : WISATA SEHAT NAGARI MUARO PAITI - 30 Maret 2021
Discussion about this post