
Tradisi merupakan suatu kebiasaan adat turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan sampai saat ini, tradisi juga sebuah kebudayaan yang berada di sebuah daerah. Meski berada dalam satu kesatuan (Indonesia-Minangkabau), tapi hampir di setiap daerah memiliki tradisi atau kebudayaannya masing-masing. Begitu juga yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Tradisi dalam acara pernikahan setiap daerah memiliki beragam proses, salah satu yang unik dari proses tersebut ialah “Sisampek”. Pada tulisan ini Sisampek diambil dari Kecamatan Ranah Pesisir, Kab. Pesisir Selatan, Sumatra Barat.
Tradisi kebudayaan Sisampek adalah salah satu kebudayaan dan tradisi acara pernikahan di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan yang masih ada sampai saat ini. Kegiatan adat yang berlangsung setelah akad bahkan ada juga setelah resepsi, kegiatan tersebut diadakan tergantung tuan rumah atau yang memiliki acara pernikahan tersebut. Sisampek sendiri adalah nasi lamak (ketan) yang berwarna kuning yang terbuat dari beras ketan berbentuk gunung, di dalamnya ada 1 potong ayam utuh yang sudah diberi bumbu dan sudah dimasak. Kemudian dibungkus atau diselimuti dengan nasi lamak yang berwarna kuning tersebut berbentuk seperti gunung. Sisampek atau nasi lamak kuning tersebut dibagi menjadi 6 bagian, di setiap pembagian Sisampek tersebut juga ada maknanya tersendiri.
Bagian di dalam Sisampek atau bagian ayam utuh itu memiliki makna tersendiri, seperti jika mendapatkan bagian leher bermakna menikmati hasil dari pasangannya, bagian paha maknanya kuat mencari nafkah atau bisa menafkahi, bagian sayap maknanya yaitu yang mendapatkannya membawa atau dibawa merantau —atau juga bisa diartikan dibawa jauh untuk mencari nafkah –atau menjalani kehidupan, dan yang terakhir bagian dada maknanya adalah selalu menyimpan rezeki.
Acara ini dilakukan di atas pelaminan oleh mempelai wanita dan pria yang disuguhi Sisampek tersebut, dan Sisampek akan diputar sebanyak 7x lalu mempelai pria mengambil bagian mana yang mau di ambil secara acak. Mempelai pria disuruh mengambil (nasi lamak) tersebut secara acak dengan bagian yang dipilihnya, setelah diambil nanti Sisampek (nasi lamak) tersebut akan bolong di bagian luarnya, jadi bisa tau bagian apa yang didapat mempelai pria dari bagian ayam tersebut. Lalu Sisampek yang sudah diambil tadi disuapi ke mempelai wanita, dan begitupun sebaliknya mempelai wanita juga mengikuti cara yang dilakukan mempelai pria sebelumnya. Biasanya acara ini merupakan salah satu acara gembira dalam acara pernikahan, bisa menjadi candaan para kerabat dan keluarga.

Meski begitu, Sisampek hanyalah sebuah tradisi yang diwarisi secara turun-temurun dalam kehidupan masyarakat Ranah Pesisir, Pesisir Selatan. Tentu ada pesan-pesan penting dari proses tersebut, tapi tidak mutlak untuk dijadikan sebuah patokan dalam kehidupan berumah tangga. Dalam poto, tradisi Sisampek dilakukan saat muanta Induak Bako atau saat kedua mempelai diarak dari rumah ayah (mempelai wanita) ke lokasi acara.
Melany Marza, Mahasiswa Fotografi ISI Padangpanjang bisa dijumpai di akun media sosialnya: @melanymarza16 dan galerinya @mz_galery.
Discussion about this post