Sumbar Padang— Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera barat kian menunjukkan keseriusan dalam memajukan sektor ekonomi kreatif untuk menunjang kemajuan pariwisata di provinsi ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan memperhatikan subsektor-subsektor yang masih minim sentuhan. Salah satunya adalah subsektor yang berkaitan dengan dunia digital.
Salah satunya adalah subsektor yang berkaitan dengan dunia digital.Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda mengatakan, pihaknya akan segera mengumpulkan data terkait pelaku ekonomi kreatif di rumpun digital, melalui penyelenggaraan sebuah iven. “Insyaallah pada November nanti kita akan laksanakan sebuah iven bertajuk Sumbar Digital Creativity Festival. Dalam kegiatan ini kita akan rangkul para pelaku ekonomi kreatif yang berbasis digital dari setiap kabupaten kota yang ada,” katanya.
Dibalik maksud tersebut ternyata terselip niat untuk meruntuhkan pandangan lama bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi, seakan-akan hanya dimiliki mereka yang tinggal di perkotaan. “Dunia digital sudah merambah kemana-mana. Kemajuan dunia kreatif pada bidang digital tidak hanya di kota-kota seperti Padang atau Bukittinggi saja. Kami sangat yakin di kabupaten-kabupaten yang ada para pelaku digital juga terus bergerak. Namun mereka belum mendapat ruang untuk unjuk karya. Karena itulah festival ini kita laksanakan,” sebutnya.
Melalui kerjasama dengan dinas pariwisata yang ada di 19 Kabupaten/Kota di Sumbar, para peserta akan dijaring untuk dipertemukan pada puncak acara pertengahan November nanti. “Pelaku kreatif digital kita masih banyak yang bersifat individual. Hal ini disampaikan sendiri oleh mereka kepada kami pada beberapa kesempatan. Yang bermain di dunia fotografi, videografi, maupun desain komunikasi visual saat ini masih bersifat individu-individu. Melalui ajang ini kita akan tuntut mereka untuk tergabung dalam sebuah tim. bersama timnya, mereka diminta untuk berkarya,” sebut Luhur.
Terkait dengan hubungan pelaku kreatif di dunia digital dengan subsektor-subsektor non digital, menurut luhur akan dijembatani melalui karya-karya dimaksud tadi. “Jadi, para peserta kita minta untuk berkarya, namun objek yang akan mereka soroti dalam karya tersebut adalah subsektor kriya, sebagai objek tematis kita dalam penyelenggaraan kali ini. Jadi karya-karya digital ini nantinya akan bertemakan objek-objek ciptaan pelaku kriya. Disitu kaitannya,” sebutnya.
Lebih jauh, Luhur mengharapkan agar melalui Festival ini tumbuh kesadaran bagi semua pihak, termasuk pemerintah Kabupaten Kota untuk lebih serius dalam merangkul pelaku ekraf mereka, terutama yang bergerak di sektor digital. “mereka adalah kreator yang akan sangat membantu dalam hal promosi dan penyebarluasan informasi tentang dunia kepariwisataan dan ekraf kita. Di era Disrupsi 4.0, peran pelaku digital ini tak mungkin kita kesampingkan,” sebutnya.
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post