Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Punago Rimbun

Punago Rimbun: Payung Kuniang Kebesaran Kerajaan Kesultanan Indrapura | Zera Permana

Zera Permana Oleh Zera Permana
16 April 2021
in Punago Rimbun
4.4k 89
0
BagikanBagikanBagikanBagikan
Tampak dipayungkan Sutan Rusdal F, SH, Gelar Sultan Inayat Syah Daulat Yang Dipatuan Indrapura. Saat acara Petang Balimau, salahsatu tradisi menyambut bulan puasa (dilaksanakan sehari sebelum puasa).
Poto Koleksi Pribadi (Zera Permana)

Deburan ombak Pesisir Selatan, menyimpan sebuah pelabuhan Samudrapura yang hening dalam  “Kungkuang Parangkok” percaturan politik dan zaman. Negeri yang menyimpan Misteri sejarah Daulah-daulah kebesaran di Pesisir Barat Minangkabau. Dalam Tambo/Ranji Kesultanan Indrapura salinan Alm. Emral Djamal Dt. Rajo Mudo. Sebelah Utara berbatasan dengan Sikilang Air Bangis, sebelah Selatan berbatasan dengan Taratak Air Hitam sampai Ketaun Urai, sebelah Timur, Durian Ditakuak Rajo, Pangkalan Jambu Jambi, di daerah Bandar Nan Sapuluah dan Rajo Tiga Kedudukan: Salido Painan, Bayang Pulut-Pulut dan Tarusan. Sebelah Barat, laut samudra pesisir nan panjang. Kerajaan Islam, tertua, setidak-tidaknya sama tuanya dengan ketuaan masuk dan berkembangnya agama Islam itu sendiri di samudera nusantara.

Poto: Prosesi arak-arakan menuju lokasi petang balimau

Negeri Indrapura, terletak di Selatan Kota Padang masuk dalam kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Persisir Selatan, Sumatera Barat. Yang telah mewarisi marwah dan kebesaran Raja-raja Sultan yang dulu terkenal dengan naunganya “kuduang karatan (Pertalian Sako), sapiah balahan (Pertalian Pusako), timbang pacahan (Pertalian Adat), dan kapak radai (Hamba Rakyat)” sampai kepada Berunai Darussalam, Negeri Sembilan, Serawak Malaysia, (Nusantara), terkusus Negeri Alam Minangkabau.  Menerima “Warih Nan Bajawek Pusako Nan Batolong” di Kerajaan Indrapura Sebuah Payung Kuning. Payung kebesaran dari daulah-daulah Sultan Indrapura semenjak Sultan Muhyuldinsyah Daulat Jamalul Alam Sultan Sri Maharajo Dirajo, Muhammadsyah, sampai kepada negeri pertautan pada adat Katumangguangan dan Perpatiah Nan Sabatang (Pisang Sikalek-kalek Hitam) adat pegang pakai yang turun temurun dipakai, yang disebut adat pegang pakai Kesultanan Indrapura. Yang melambangkan sebuah Payung Gadang Kuniang penuh umbul-umbul dipinggirnya, payung kebesaran daulah-daulah Sultan sampai kepada pewarisnya Kaum Malayu Tinggi Kampuang Dalam Indrapura bergelar martabat seiring pertukaran zaman yang disimbolkan dengan Pucuk Adat Melayu Kampuang Dalam, Pucuk Negeri Indrapura, sebuah susunan pemerintah (adat) yang dikepalai oleh sultan atau raja.

Dibawahnya ada Pamangku Rajo,  Perdana Mentri atau Mangkubumi, Para Penghulu Matri Nan Dua Puluh, di Indrapura Datuk-Datuk, Pamuncak-Pamuncak, Lareh-Lareh, Penghulu-Penghulu, dalam wilayahnya Kerajaaan Kesultanan Indrapura. Urang Tuo Adat (Candikio), Imam Khatib, Dukun Raja, Panglima Hulubalang-Hulubalang Panggaho-Panggaho, Si Pau-Pau, Pisuruah Istano, Panjago Gobah, Panjago Baliruangsari, Situkang Guguah Tabuah Larangan, Jurutulis Kerajaan Indrapura. Semunya ini dikepalai oleh sultan atau raja Indrapura, sebagai lambang kebesaranya.

Sebagai Warih Nan bajawek, Pusako nan batolong, Malayu Kampuang dalam  yang sekarang diwarisi pemegang Pucuak Adat Malayu Kampuang Dalam Kerajaan Kesultanan Indrapura ialah Sutan Rusdal F, SH, Gelar Sultan Inayat Syah Daulat Yang Dipatuan Indrapura Nobat di Halaman Rumah Gadang di bawah kebesaran Payung Kuniang, Payung kebesaran kerajaan kesultan Indrapura, pedang, dan alat-alat kebesaran Kerajaan Indrapura. Sebagai mana payung besar atau Payung Gadang Kuniang (Kuning) Kerajaan Indrapura ini berwana kuniang emas dan berpunco di atas, lekukan lingkar dipinggirinya dipenuhi semua umbul-umbul di sekeliling.

Makna yang terdapat pada Payung Gadang Kuning ini, melambangkan ialah seorang Pemimpin/Raja di Indrapura sebagai Negeri Urat Tunggang di Minangkabau, sebagai mana kata-kata dalam Tambo Bongka Nan Piawai “Baurek Tunggang ka Indropuro, Bapucuak Bulek Ka Pagaruyuang”, yaitu seperti kata Nabi Muhammad SAW. Pada segala umatnya: man sada qaumahu, fid’dunia wal akhirah fahuwa sayyid. Artinya : barang siapa yang memerintah segala kaumnya dari dunia sampai akhirat, maka yaitu Penghulu (Raja/Sultan) namanya. Seperti Nabi kasih pada umatnya, itu penghulu pada syarak. Begitu halnya dengan Indrapura bewarnakan Islam yang disebut Raja Syarak di Indrapura.

Warna Kuning di Payung Gadang itu menandakan Raja di Indrapura jelas keturunannya, cerdas  dan kepintarannya (piawai), jelas sanak keponakan dan hamba-hamba rakyatnya, ibarat petuah dalam adat Minangkabau  “kuniang ameh tahan uji”. Begitu halnya dengan lingkaran dan punco di atas payung itu. Sebuah kata dan keputusan di Kerajaan Indrapura “biang tabuak rantiang putuih” di tangang raja/sultan yang menurun kepada Pamangku Raja menjalar ke Mangkubumi berserta umbul-umbul Manti Nan Duo Puluah yang akan dilaksanakan diperbuat oleh sanak kamanakan (rakyat) di Indrapura.

  • About
  • Latest Posts
Zera Permana
ikuti saya
Zera Permana
Redaksi Marewai at Media
Zera Permana Salimbado Buah Tarok (Anggota Pusat Kajian Tradisi Salimbado Buah Tarok) sekarang bekerja di Padang. Berasal Dari Nagari Sungai Pinang, Koto XI Tarusan Pesisir Selatan Suku Malayu. Pengelola dan Penulis Tetap Rubrik "Punago Rimbun".
Zera Permana
ikuti saya
Latest posts by Zera Permana (see all)
  • Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso - 10 Agustus 2022
  • Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun - 1 Agustus 2022
  • Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun - 15 Juli 2022
Tags: BudayaCerpenEsaiPelesiranpuisiPunago RimbunSastra

Related Posts

Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso

Bagian #2 Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso

Oleh Zera Permana
10 Agustus 2022

Gambar hanya ilustrasi Pada tahun 1292 M kedatangan seorang Panglima Kebo Anabrang yang merupakan ekspedisi persahabatan yang lebih dikenal...

Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun

Zera Permana | Kota Besar Terakhir Melayu Swarnabhumi di Saruaso – Punago Rimbun

Oleh Zera Permana
10 Agustus 2022

Foto hanya ilustrasi Bangsa Sawo Matang di pedalaman Sumatra sesebut Bangsa Malayu. Di Minangkabau orang bangsa ini dikenal dengan...

Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun

Zera Permana – Raja Minangkabau Menyerang Negeri Mesir | Punago Rimbun

Oleh Zera Permana
15 Juli 2022

Sumatra yang lebih dikenal dalam bahasa tradisi Pulau Perca, ujungnya Negeri Aceh pangkal hingga Lampung. Orang yang mendiami Pulau...

Punago Rimbun: Ilmu Silat Pendekar Pesisir Barat | Zera Permana

Punago Rimbun: Ilmu Silat Pendekar Pesisir Barat | Zera Permana

Oleh Zera Permana
8 Juni 2022

Kekuatan pasukan Soak Langik, Ragi Batang, Bingkai Bukik dan Kuciang Lalok membuat Taluek Sinyalai Tambang Papan  bisa dilalui oleh...

Next Post
Puisi-puisi Muhammad Sapikri | Terubuk Nasibmu Kini

Puisi-puisi Muhammad Sapikri | Terubuk Nasibmu Kini

Cerpen Robbyan Abel Ramdhon | Pertemuan di Kebun Binatang

Cerpen Robbyan Abel Ramdhon | Pertemuan di Kebun Binatang

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In