
Keberadaan Panglima Sonsang Lawik di Taluek Sinyalai Tambang Papan yang mengendalikan monopoli perdagangan di daerah Pesisir Barat membuat negeri-negeri di Pesisir Barat Kualo Banda Mua, Sungai Nyalo, Taluek Andampuro, Taluek Lelo Jati, Taluek Tampuruang Pinang Balirik, Kualo Bungo Pasang, Pinang Awan, dan Pulau Cingkuek menjadi redup. Akibat dari ekspor dan impor pedagang dari Sigilincin Asai-Asai (Negeri Cina) dan Pasak Palinggam, Ulak Tanah Basa, Tanah Basa dalam kendali Panglima Sonsang Lawik yang merupakan utusan dari penguasa bandar pelabuhan di Tanah Alang (Malaysia) Raja Alang Gampito di Bandar Malako. Situasi ini semakin diperparah oleh kaum pasukan Orang Garagasi Hitam melakukan kerja sama dengan orang Sikawak yang tinggal di pinggir pantai merampas harta penduduk, membakar setiap rumah di Kualo Banda Mua dan negeri lainnya.
Hal yang demikian membuat Raja Kualo Banda Mua dan Raja Taluek Andampuro mengadakan perundingan di Galanggang Kasai Rimbo Panjang Sungai Pinang Lamo untuk menemui Raja Bayang Kubang Ula Tuanku Rajo Mudo. Pertemuan Raja Kualo Banda Mua Dipatuan Rajo Mudo dan Raja Taluek Andampuro Rajo Tuo di Bayang Kubang Ula Tuanku Rajo Mudo mengadakan musyawarah besar di “Galanggang Kayu Nan Barambai Salasiah Ambuan Bayang Janiah”, memutuskan perkara. Mereka bertiga memutuskan untuk membentuk pasukan, pasukan yang ahli dalam Menjuhuang (memanah) Pasukan Uban Tali yang diminta kepada Raja Kualo Bungo Pasang, kemudian juga membentuk Pasukan Kilek Bayang Mato Kabua, dan Pasukan Sonsoang Barat dari Pulau Cingkuek oleh Sutan Junjuangan dengan Puti Sari Silinduang Bulan.
Setelah pasukan terbentuk, misi untuk mengusir Bangsa Garagasi Hitam dan Bajak Laut Rupik yang menguasai tiap pelabuhan di Pesisir Barat dan pulau Lantuang Kuang. Pasukan yang telah dibentuk di Negeri Bayang Kubang Ula oleh Tuanku Rajo Mudo bersama Raja Dipatuan Rajo Mudo Raja Kualo Banda Mua, dan Raja Tuo dari Taluek Andampuro, pasukan yang terlebih dulu diutus untuk membuat keributan di laut yaitu Pasukan Sonsoang Barat dari Pulau Cingkuek. Sedangkan Pasukan Umban Tali di utus dan di tempatkan di setiap daerah dataran rendah di Taluek Sinyalai Tambang Papan, dan Pasukan Juhuang (pemanah) di tempatkan tiap rimba yang ada di Taluek Sinyalai Tambang Papan dan di teluk-teluk tanjung pesisir Taluek Sinyalai, dan juga Pasukan Kilek Bayang Mato Kabua diutus untuk menjadi rakyat biasa di Taluek Sinyalai Tambang Papan untuk “Mancindo” (memukul dari belakang) Kaum Garagasi Hitam apabila mereka sedang “Tapico” (terlengah). Bentukan pasukan ini berhasil membuat Kaum Garagasi Hitam yang bersekongkol dengan Kaum Sikawak diburu oleh Pasukan Kilek Bayang dan Umban Tali dari Kualo Bungo Pasang lari ke Ngalau–ngalau kecil di tepi pantai, sedangkan sebahagian dari Kaum Garagasi Hitam dapat dibunuh oleh Pasukan Kilek Bayang Mato Kabua. Pasukan Garagasi Hitam yang lari ke Ngalau-ngalau di tepi pantai Taluek Sinyalai Tambang Papan tidak di ketahui oleh Panglima Sonsang Lawik yang fokus menangkis serangan dari laut Pasukan Sonsoang Barat Pulau Cingkuek. Pasukan Sonsoang Barat dan Pasukan Bajak Laut Rupik dalam perperangan di lautan podoh sama podoh (sama-sama imbang).
- Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
- Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
- Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Discussion about this post