Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Sastra

Puisi-puisi Mita Handayani | Catatan Sang Aktivis

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
13 Februari 2021
in Sastra
3.7k 235
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Catatan Sang Aktivis


Aktivis adalah kerja cari perkara

bagi mereka yang tak jumpa hakikatnya

ia kerap dihadiahi “mati”

oleh antek-antek yang peduli perut sendiri


Dalam kalbu seorang aktivis

semangat Marsinah menenun asa

kematian Munir menjadi lidah api

yang menjulurkan deru semangat abadi


Senandung puisi Wiji Tukul masih

terdengar menggelegar dari

liang kubur sana

haram!!! haram penindasan atas kemanusiaan


Munir, Marsinah, Wiji Tukul, dan aktivis

lainnya boleh tiada

namun benih-benih mereka akan terus

menyebar di hamparan tanah Indonesia

Padang, 2021


Perenungan Diri


Aku melarikan diri, berkabung

menuju pulau, bukit, laut, dan gunung

menanggalkan seisi kepala

menyatu dalam utopia


Aku merenungi setiap kerja semesta

melafazkan sabda: alam takambang jadi guru

ke dalam hamparan jiwa

meresapi setiap makna katanya


Hidup sejatinya menghadapi

bukan berlari dan meratapi

hidup nyatanya bicara penerimaan

bukan mengeluh dan berputus harapan

Padang, 2021

Kembalikan Adat pada Tempatnya


Nagari Minang satu ini makin edan saja

norma tak lagi berlaku pintanya

adat dipandang sebelah mata

niniek mamak tak lagi pada perannya


Para inyiek pasti menangis di liang lahat sana

meratapi laku anak dan kemenakan

yang melanggar adat seenak perutnya

menuruti dunia modern sejadinya


Bukankah dalam mazhabnya

Buya Hamka sudah menulisi

modernisasi kawan sapamenan aka jo budi

bukan menanggalkan adat dan tradisi

Padang, 2021


Penulis Mita Handayani lahir di Talunan Baru, 28 Januari 1998. Ia adalah seorang mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas. Ia aktif bergiat di Komunitas Lapak Baca Pojok Harapan. Ia juga sudah menerbitkan buku tunggal berjudul “Memories of Netherlands: My Travel Stories”. Tulisannya juga telah dimuat di beberapa media cetak dan online.


  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet - 30 September 2023
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
Tags: BudayaPelesiranPunago RimbunSastra

Related Posts

Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet

Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet

Oleh Redaksi Marewai
30 September 2023

Lima Bulan ke Depan Baju baruBahan pokok terpenuhiSensus pendudukOrganisasi ini itu bergerakRumah-rumah dicat baruPakar non bersertifikat bermunculanOrang-orang di kampung...

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Oleh Redaksi Marewai
16 September 2023

sedikit sepasang muda-mudiberdua dalam remangdi atas jam sembilanbulan bintang berpilinmeremas cemas aku, bapaknyayang telah meninggal duniamelihat dari jauhdari akar...

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Oleh Redaksi Marewai
9 September 2023

Patung Tuanku Rao yang menjulang setinggi mobil ALS itu sudah berdiri bahkan sebelum pertigaan itu ramai macam sekarang. Jika...

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Oleh Redaksi Marewai
8 September 2023

MENUTUP JENDELA "ash-sholaatu was-salaamu ‘alaikyaa imaamal mujaahidiin"langkah suara tarhim seorang muadzinterseret panjangdari surau ke jalanan yang mulai lengang.teriak emak...

Next Post
Pulau Cingkuk, Bukan “Ketimun Bungkuk” dalam Sejarah Pantai Barat Sumatera | Raudal Tanjung Banua

Pulau Cingkuk, Bukan “Ketimun Bungkuk” dalam Sejarah Pantai Barat Sumatera | Raudal Tanjung Banua

Punago Rimbun: Kaba Sitok Sitarahan  Orang-orang Rupik | Zera Permana

Punago Rimbun: Hunjam Panah Inyiak Alang Parabah dengan Sitatok Sitarahan | Zera Permana

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In