Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Sastra Puisi

Puisi-puisi M.Z. Billal | Kaifiat

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
15 Juli 2023
in Puisi, Sastra
3.4k 181
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

SELAMAT PAGI AKU

selamat pagi aku
bagaimana kabarmu hari ini?

di gerbang yang ke sekian ribu
pagi. kulihat diriku yang lalu
di mana-mana. menjadi ruh apa saja.
menjadi cinta yang ditunggu-tunggu
seolah aku selalu hidup sebagai
bulan kasih sayang. juga menjadi
akar pohon rasa lelah
yang membelit liar seluruh
dada yang dewasa
meski kerindanganku selalu tampak
baik-baik saja. aku menyaksikan
segala yang terpotret dan tersimpan
di kepala. sementara sisa yang lain
menjadi abu tanda
tanya sebelum aku
menggapai daun jendela

dan hari ini aku masih terlahir
lagi sebagai orang baru dengan tubuh
dan luka dan harapan yang sama.
aku melangkah memasuki hari ini.
waktu yang pendek untuk rasa ingin
yang panjang. sementara di tanganku
memegang jaring nelayan. entah apa
yang harus kulakukan
dengan ini. ikan tidak berenang
di permukiman warga, di ruang kerja
atau di jalan yang sibuk,
bukankah? ya. aku terus saja melangkah.
berusaha dan bertanya-tanya.

halo aku. ternyata sudah sore saja
bagaimana kabarmu hari ini?
pulanglah. kembali lagi esok.
akan kutulis lagi sepucuk
surat pendek seperti biasanya.
bacalah sebelum mengunjungi
gerbang ke sekian ribu pagi itu.


2023


KAIFIAT

di tubuh anak babi apakah
terjadi ruh kupu-kupu tersesat
di dalamnya? apakah kemungkinan
pohon trembesi berbuah anggur?
atau seperti sungai indragiri yang
sebenarnya adalah anak perempuan
yang mengalir di dalam raga
anak laki-laki? atau semisal begini,
lemari pakaian yang sebenarnya
tidak menginginkan pakaian melainkan
tubuhmu yang telanjang digantung
terbalik dan bersatu kembali jadi
pohon kehidupan yang sama-sama
diciptakan dari sari pati tuhan?

bisa saja, bukankah?
dan kau akhirnya terperangkap. berusaha
mencari tahu tubuh siapa sebenarnya
yang jadi tempat bersemayam
jiwamu. sebab kau selalu merasa,
kau berada di tempat yang salah.
seperti ruh seekor kupu-kupu yang terjebak
dalam tubuh anak babi, kucing liar
yang lebih gemar menggonggong
daripada mengeong, atau kau merasa yakin
sebagai jalan menuju rumah ibadah
tapi kenyataannya liuk tubuhmu adalah
jalan setapak yang nekat memasuki
surga bagi para pemabuk jahanam.

tapi kau tidak pernah bisa memilih!
kita juga. kita hanya punya sifat asli
yang diramu tuhan dari ruang jauh
tempat di mana ruh bermula
dan tubuh ini adalah ketetapan
yang harus kaujalani. meski kenyataannya
kau selalu merasa sebagai anak perempuan
yang terdampar di raga anak lelaki.
seperti lalat hijau yang mencintai bunga-bunga
musim semi.

2023



RESONANSI

aku masih membohongi
diri.
kau masih di sini;
di tubuhku.
mengalir lembut sebagai darah ingatan.
dari  kepala ke sekujur jiwa.
seakan-akan kau masih memberiku
kehidupan yang tenang.
membiarkanku bermukim
menyemai bunga-bunga
kasih sayang
di halaman rumah yang mulai gersang.
lalu bersukacita meneriakkan
namamu
di tepian hutan tropis
ketika kuputuskan untuk melepaskan
semua rindu ini
sebagai omong kosong dan kepura-puraan.
sebab nyatanya aku masih belum sembuh
dari ketiadaanmu.

ya. aku masih begini.
terperangkap kenangan dan merasa
begitu sendu. sementara kau
tak lagi tahu itu.
tiap kali aku merakit dirimu
ke baris-baris sajak
tentang masa lalu.
hanya gaung dari kata-kata itu
yang mengisi ruang di dadaku.
ia seperti bernyanyi. menidurkan
kesepian yang mulai
lelah bekerja keras
menemani aku.

kadang, aku ingin melukai.
      memakimu
dengan kata-kata apa saja
agar yang tersisa darimu keluar dari rumah
dan tak perlu kembali.
pergi yang jauh
hingga ke tepi perbatasan musim
   yang lain.
karena aku cuma ingin belajar bahagia.

tapi ketika baru saja kumulai untuk itu
aku seperti tertusuk belati
yang kupegang sendiri.

nyatanya; aku tak bisa
kehilangan ingatan itu
tak ingin pula kuredam gaungmu
yang mengalun di kepalaku.

2022


HALO RUMAH

aku pulang. rindu panggilan sayang dari ibu.
anak-anak di dalam diriku selalu berlari di bawah hujan
bersenang-senang meski kini yang sebetulnya
penuh genangan adalah mata dan pikiranku.
tapi tidak apa-apa, setibanya tubuhku memasuki dirimu
kau akan menyerap segala jenis luka dan kesedihan
di sini; di sekujur tubuh anak lelaki yang kerap kaubisiki
anak kesayangan pasti bisa berjuang sendirian
doa ibu di tiap sepersekian detik pergerakan langit dan bumi

halo, Rumah.
sebenarnya aku ingin jadi benteng pertahanan di tanah kelahiran
membakar kesunyian seolah-olah ia adalah lembaran kitab terlarang
aku ingin pagi-pagi menyusuri asap di perapian,
terbang lewat lubang udara dan pergi mengunjungi ayah di pemakaman
yang berangkat sebelum cahaya memasuki halaman.
meski kutahu lelaki itu tak pernah kembali, dari pagi ke pagi yang lain.
ia telah lebur ke dalam cahaya, ke dalam pelukan hangat keimanan.

halo, Rumah.
aku pulang. tapi aku akan pergi lagi.
tolong jaga diri. tolong jaga ibu dan seluruh kenangan.

2023


BIODATA PENULIS
M.Z. Billal, lahir di Lirik, Indragiri Hulu, Riau. Menulis cerpen, cerita anak, dan puisi. Bukubukunya yang telah terbit berupa novel remaja berjudul Fiasko (2018), kumpulan puisi berjudul Cara Kerja Perasaan (2022), dan kumpulan cerpen berjudul Sebuah Tempat di Tepi Lelap (2022). Karya-karyanya juga dimuat di berbagai media cetak dan digital, serta sejumlah antologi nasional.


  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
  • Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Tags: CerpenMarewaipuisiSastra

Related Posts

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Oleh Redaksi Marewai
16 September 2023

sedikit sepasang muda-mudiberdua dalam remangdi atas jam sembilanbulan bintang berpilinmeremas cemas aku, bapaknyayang telah meninggal duniamelihat dari jauhdari akar...

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Oleh Redaksi Marewai
9 September 2023

Patung Tuanku Rao yang menjulang setinggi mobil ALS itu sudah berdiri bahkan sebelum pertigaan itu ramai macam sekarang. Jika...

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Oleh Redaksi Marewai
8 September 2023

MENUTUP JENDELA "ash-sholaatu was-salaamu ‘alaikyaa imaamal mujaahidiin"langkah suara tarhim seorang muadzinterseret panjangdari surau ke jalanan yang mulai lengang.teriak emak...

Puisi-puisi Burhanuddin Jamal | Tik Tok

Oleh Redaksi Marewai
3 September 2023

TIK TOK Tik tik bernyanyi tokTok tok bernyanyi tikTik dan tok bisa jadiGoyang goyang di balik androidNikmat pinggul di...

Next Post
Cerpen Dion Rahmat Prasetiawan | Membungkam Orang Tidak Waras

Cerpen Dion Rahmat Prasetiawan | Membungkam Orang Tidak Waras

Puisi-puisi Aliyus Akmal | Pembaringan

Puisi-puisi Aliyus Akmal | Pembaringan

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In