sebuah perasaan gugur,
mengikuti tali hujan yang putus-putus
mengendarai hidup tak bersuami
Joni Hendri, Gadis Penjual Jamu
Malam itu Kita Mabuk Kopi
dan Mie
:Srimeliani (Melly)
Malam itu kita ke kedai kopi, mencuri pandang
dari hati yang sedang mabuk
hampir mati dibunuh cinta yang diam-diam
di gelas menunggu hangatnya perasaan
dari takdir Tuhan.
Mestinya mie itu kita simpan,
sebagai bekal masa tua
potongan-potongannya untuk memperpanjang usia
jadikan kekasih hidup
di rumah ayahmu.
Masa lalumu, sering menyentuh kegagalan
harus rela mengucapkan selamat jalan
membawa rasa sakit untuk pergi
ke perut ibu.
Kalimat ini seperti ungkapan yang menyerap,
ia akan mengeringkan atau jadi penderitaan
dibasah hujan malam itu.
Goa cafe & resto 2020
Puisi Untukmu
Tinta pertemuan, aku tulis puisi
sebelum coretan nakal menyentuh tubuhmu
secepatnya kertas diambil dari saku
dan membuat kata-kata masa lalu.
Ia tidak sia-sia setelah dirangkai
membacanya dari hati sendiri
bibir komat-kamit seperti gelombang
yang tak pernah berhenti.
“Ana!” Kerap dipanggil
pada sebutan, pertemuan
setelah menciummu sekali saja.
Pekanbaru, 2020
Gadis Penjual Jamu
Gadis bermain embun, menggigil dingin
pada basah ia mulai nakal, hingga kesal
menggendong harapan di punggung,
berisi gelas yang menampung untung.
Ia tidur pada musim yang susah bangun
berteman roti yang basi
tanpa mencium bau busuk, ia menyuap mabuk.
Nasib cari pagi makan pagi,
langkah kaki jadi mobil dan bus
lelah berubah dan hanyut
hilang ditelan panas.
Sebuah perasaan yang gugur,
mengikuti tali hujan yang putus-putus
mengendarai hidup tak bersuami.
Gadis bermain embun pagi,
menyerupai kunang-kunang kesepian
mengetuk pintu rumah di tepi jalan
ditusuk duri masa lalu.
Tepi Jalan, Pekanbaru, 2019
Lonceng Hati Kepada Kuli-kuli
Lihatlah aku berdiri,
tak ada senjata apalagi jabatan
memegang garis-garis lurus pada senapan
juga ujungnya yang patah
kau hanya duduk pada pangkuanku.
Sepuluh angka bertanda
kelahiran hubungan kita
menjahit nasib sepanjang hari
sebagai mimpi-mimpi yang diklasonkan
atau membunyikan lonceng hati.
Para kuli-kuli tayang sepanjang hari
saat tontonan malam di TV
kehidupan hanya sebagai alaram
di tiang-tiang dunia maya
hanya menyuarakan lagu kesenduan.
Penyalai, 2020
Joni Hendri, kelahiran Teluk dalam, 12 agustus 1993. kabupaten Pelalawan. Alumni AKMR jurusan teater. Sekarang bergiat di Rumah kreatif Suku Seni Riau. Karya tulis berupa puisi dan cerpen sudah terbit di beberapa media cetak seperti; Harian Tanjungpinang Pos, Solo pos, Pontianak Pos dan beberapa media online lainya
Discussion about this post