Anggun Nan Tungga Sejarahmu Adalah Laut
Bukankah bundo telah beranak
janji keramat air kelapa gading
“takdir mencatat negeri perempuan dalam ranji.
lelaki, jika tak untung, relakan saja sebilah tulang rusukmu
berkirap ke ujung langit”
demikian kaba Bundo telah berdendang
Anggun, tambo telah mencatat silsilah,
ibumu laut, bapakmu ombak
maka padamu laki-laki tak berumah di rumah gadang
pergilah membawa untung
“ka rantau madang dahulu babuah babungo balun
ka rantau bujang dahulu, di kampuang baguno balun”
Anggun, lelakiku dari laut
kulepas engkau berlayar bersama Kinantan
sandarkan perahumu ke dermaga
jika hari telah petang
Anggun Nan Tungga, cukupkan sekali
tertulis dalam kaba Puti Bungsu kirap ke langit
walau tak tercatat pada peta rahimku,
wanita adalah ibu seribu lelaki
rindu pada air susu
pulanglah, jika laut telah memberimu asin
Ke Kampung Tarusan, Meninggalkan Kenangan
Ke kampung Tarusan
membawa ingatan tanah kelahiran
deru oto mengabarkan nafas bapak di ujung kepulangan
Ke kampung Tarusan kutinggalkan Padang
kutinggalkan segala kenang segala luka
pohon-pohon menjulang sepanjang bukit
menguar bacin karet menguar pahit masa silam Bapak
Pukul empat petang, lindap cahaya
menyusupkan nelangsa kebalik pohon maja
jalan berliku mengabarkan perjalanan bersambut sampai
di batas kedatangan kampung Tarusan
menjejak di tanah lembab
mendadak deru mesin oto menjelma
teriakanmu melontarkan umpatan perpisahan kita
Abad Robek
Aku tengah duduk di ruang kerja
menjahit abad yang robek. Istriku
membawa rengut dari dapur. Ia lupa
cara memasak rendang Padang.
pukul 12 siang matahari tegak lurus di kepalanya
dibibir istriku kerbau mengoak mengabarkan dentang bansi-bansi
di ruang keluarga anak gadisku menonton iklan
cara membesarkan payudara
Ini abad yang robek
kain songket telah habis terjual tiga puluh tahun lalu
jarum jahitku menua mencari perca penyambung lobang di lambung abad
kerampangku berangin angin
selepas celana berganti piyama
istriku bergegas ke ruang dapur
Uda, hari ini kau makan dengan selada saja
susuku mengkal dipuput iklan dari kota
arang di tungku telah melarikan diri bersama asap melimbubu
kenangannya bergantung mesra di museum maya
ini abad yang robek
bayiku meraung dalam ayunan
matanya mengepak-ngepak pedang negeri sakura
Tidurlah, Nak, besok ayah batal terbang
Tuhan sedang bermain biola
suaranya menggelegar 7, 9 skala richter
Retak Tanah Ibu
telah retak tanah ibu; silsilah bernama matrilini
gelanggang dan medan menangis kehilangan rentak
rangkiang menuatak kunjung bersua bulir padi
bajak lapuk bersandar di pematang sawah
petani menyudahi kisah musim bertanam
langit cewang berkawan awan hitam
telah retak tanah ibu
surau-surau tanpa jejak subuh
gadis perawan betah berumah di taman kota
di seberang laut para lelaki lupa membangkit jenjang rumah tarandam
telah retak tanah ibu; silsilah bernama matrilini
ampas tambo terpajang di museum bernama postkolonial
tidakkah kalian rindu megah silsilah?
bacalah, sebelum Kau turut abadi di museum itu
Ratap Puan
demikianlah awal,
puan kematian laki
lukanya mengabar perih hingga rimba mambang
dalam dendang dia kisahkan. ratapberkubur di suwung saluang
mengirim duka ke kampung-kampung
puan membujur saluang panjang
sayup di langkan rumah gadang
menyusup jauh kejantung kota
dipajang pada etalase gedung pertunjukkan menjual sacral sejarah lama
puan itu situkang dendang
ratap rando ditinggal laki.
dialun dendang saluang panjang
pelerai riwayat perantau sepi
demikianlah kesudahan
dendang usai nasib tak sudah
ke ujung langit puan bertanya
bagaimana sejarah tumbuhnya kul disebelum dipetik Adam?
PENULIS
Iswadi Bahardur, lahir dan menetap di kota Padang. Selain berkiprah sebagai pekerja seni tulis, ia juga tercatat sebagai mahasiswa program doktor (S-3) Universitas Sebelas Maret dan dosen tetap STKIP PGRI Sumatera Barat. Puisi dan prosanya terhimpun dalam berbagai antologi bersama serta buku tunggal. Novel dan puisi digitalnya dapat ditemukan dalam platform Storial.co dan Novelme. Beberapa puisi pendek dan ulasan bukunya dapat dibaca di instagram: @adhi-trusardi serta facebook: Iswadi Bahardur Adhi. Ia juga dapat ditemui di blog pribadi puitikakata.blogspot.com. kontak personal dapat dilakukan via email [email protected].
Discussion about this post