
Rumah Bikinan Tuan
:Gereja
Untuk kau yang cerdik dan cemburu
Mari bertandang ke rumah kami
Rumah harmonis bikinan Tuan
Yang selalu kami sebut rumah kemenangan atas maut
Sabda dari epifat kitab suci
Nyanyian veni creator
Akan kau dengar di telingamu
Ini rumah mengobati luka-lukamu
Dari altar yang memutih
Memoria kemenangan dirayakan
Puncak sabda menjadi manusia
Roti dan anggur melepas derita
Supaya tak enggan kau lelah
Supaya rindumu tak enggan beranjak
“Kami siapkan dua belas bakul roti
Untuk anak-anakmu dan sisa-sisa kerabatmu”
Nanti di sini akan kau lihat
Banyak kepala ingin jadi pastor
Hanya sedikit kaki yang jua tak ingin
Jika nanti hatimu rapuh
Akibat terlalu lama mencintai yang terlanjur dekat
Mari bertandang ke rumah kami
Sebelum lukamu jadi mayat yang terkubur dalam-dalam
Kupang, 2020
Untuk Surga Di Kulit Kepalaku
Ini tubuh bukan kelebat kalut
Tubuh dari taman Eden kutukan
Tempat Adam mengurai dosa, tempat kau yang terluka
Di sejuk pohon tigris
Bukan kau yang berkenan mengutuk
Angin resah pun juga gelisah.
Tapi mulut Bapa empunya kuasa segala sesal
Aku ingin mengalir, mengalir sepanjang nil, mesopotamia, dan yordan
melesapkan merah dosa ini, dalam riak sungai.
Tuhan yang dibabtis mengetuk pintu diriku
“Damailah”
Sebab, Sabda telah menjadi daging.
Dari betlehem kesiur angin menghembus semesta
Riwayat damai mengendap, meresap di horizon pendosa
Nanar siksaan di golgota
Mati di pukul tiga sore bangkit di waktu ketiga
Sampai kini kupepat benar lafal damaiNya
Untuk jiwa yang sabar semayam.
Untuk surga di kulit kepalaku.
Kupang, 2020.
Merawat Firman
Tanganmu serupa kolam
menumbuhkan teratai yang halus dan berbudi di kepalaku.
Namamu adalah petir, yang menghanguskan sedih dari susahku,
Ketika aku bermimpi waktu telah menghapus separuh dirimu
Dalam waktu yang terus lepas
Memilikimu adalah kemenangan;
Katika aku yang seutuhnya kau miliki
Dan seutuhnya aku jadi milikmu
Kelak kubayangangkan kita
sebagai ruh bersayap
yang bebas melintas di angkasa semesta
Sebab kita selalu pandai merawat firman
Dengan cita-rasa harmonis
Pernah di luas bumi
Yang dijejali debur dan dosa.
Kupang, 2020.
Daintine
/1/
Di halaman rumah yang lain
Ia lihat secarik kain berwarna putih
Setelah sekian lama ia mengubur kemurungannya sendiri
Dalam koridor-koridor batin yang paling hening
/2/
Ia melintas di jendela rumah Maria
Persis ketika ia bertanya kepada ibunya
“Kenapa kemenangan selalu ditandai dengan kain putih?”
Setelah langit masih biru laut
Ia membayangkan tubuhnya dua sungai
Yang mengalir ke lubuk hati para pendosa
/3/
Di halaman-halaman rumah yang lain
Sebuah kabar perihal kemenangan dari mata orang-orang kalah
Tiba ditelinganya persis saat kepalanya dihempas sebongkah peluru
Di ujung jalan seorang petani megenakan topi jerami
Menamainya anak yang hilang di musim sekarat
Daintine, 2
Di hatinya meraih kemenangan selalu berarti kematian
Maka
Ia ingin pergi sebelum fajar
Sebelum kepala ina menjelma anak-anak harimau
Yang nakal dan buas
Ia ingin pergi sebelum senja
Sebelum mata ina memancarkan anak-anak kerang
Yang ganas dan buas
Maka pada ahkirnya ia menginginkan kematian
Sebelum bulan memasang cahaya berkilauan
Sebelum langit melimpahi daun-daun dengan kabut yang gemerlap
Sebelum burung-burung mati di musim dingin yang hanyut
Sebelum negara ini berantakan diterpa badai korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sebab, untuk apa lahir
Jika hidup hanya serupa lelehan sampah
Yang jika harmonis seperti maut yang tak enggan dipelihara
Di telaga-telaga batin.
Kupang, 2020.
Dhery Ane bernama lengkap Aloisius Hestronius Deri, berasal dari Seon-Malaka, Nusa Tenggara Timur. Ia Menulis puisi, cerpen, esai dan opini. Tulisannya dimuat di majalah, buletin sastra, dan media daring seperti Nttprogresif, Sumbavoice, Metamorfosa, Apajake.id, Biem.co, Intipkuliah.com, Rembukan.com, dan media lainya. Karya puisinya dibukukan dalam lebih dari sepuluh antologi bersama. Sekarang menetap di Kupang sebagai mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira, dan aktif dalam komunitas sastra Filokalia Kupang. Dapat dihubungi melalui instagram @dhery_ane.
Discussion about this post