Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Sastra

Puisi-puisi: D. Atika Pramono | Menjual Sepetak Sawah

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
7 November 2020
in Sastra
3.5k 266
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Maka, segera kubangun sebuah rumah megah agar kau damai sentosa. Orang-orang menyebutku gila.

Menjual Sepetak Sawah, puan rinai

kisah kelahiran

ia mengandung puisi

hasil persetubuhan kata-kata dan nasib cintanya

kekasih yang bermain petak umpat melawan oligarki

tak pernah keluar lagi, dan pulang ke dadanya

kekasihnya dilahap para asu

pada sebuah perjamuan pukul satu

meninggalkan benih puisi yang tertanam di rahimnya

pada suatu hari baik, puisi ini lahir

berlari mengejar para asu

yang mahir sembunyi, namun lupa

menghapus jejak kematian nurani

pada wajah, perut dan kaki mereka

Majapahit, 2020

sepotong kaki

setelah Buli-buli Kaki Lima Nirwan Dewanto

gajah berkaki lima yang kau gambar tujuh tahun lalu masih hidup bebas. menyisir tiap sudut kota yang kau bangun di kepala. rajin menghadiri pemakaman babi, kobra, hiu, sapi, kuda dan asu. tepatnya gerombolan asu yang mati di jalanan. jika bukan tumpangan gajahmu, aroma mereka membuat kota menjadi pasar bangkai.

aku bukan perempuan dari magdala yang sedang berjalan menuju vignole; yang hidup dalam puisimu. tidak pula tukang pos yang sedang menunggu hujan di monona. cukuplah aku sebagai puan yang mencintai sapardi. mendoakan keselamatanmu pada musim gugur. dan mewarnai kelopakmu saat musim semi.

aku sedang belajar bersiasat. mencoba membaca matamu. mengeja gajah yang hidup di tubuhmu. kenapa ia berkaki lima dan tinggal di kota. apa dengan sepotong kaki aku bisa berlari, dan memenuhi janji membeli sekuntum peoni?

Majapahit, 2020 

sebuah bangku taman di bawah pohon maple

kepada Louise Elisabeth Glück

I

aku duduk di sebuah bangku taman

mulai mengisap cerutu

menghitung nyala lampu

: satu, tiga, lima padam

dan sembilan untuk cahaya di pintu masuk

sebuah daun maple jatuh

rebah di mataku

II

pagi tadi seorang perempuan duduk di sini

bersandar di punggungku

ia mendapat satu kabar

untuk pertama dan terakhir

sejak sebuah kapal mengaurkan

aroma tubuh kekasihnya

25 tahun silam

ia tak pergi ke pemakaman

sebab telah dikubur

: seluruh kenangan

satu jam selepas kekasihnya

melambaikan tangan

III

pukul satu seorang gadis bergaun hitam

memandangi tubuhmu

ia bermata lautan

menumpahkan biru di tubuhku

ia tersesat

dan ingin pulang

menuju gunung di belakang perkampungan

IV

ia bercerita tentang suaminya

yang gemar bermain api

dan sering membakar rumah sendiri

di tubuhku, kau menjatuhkan diri

ke pangkuannya yang gemetar

kau tahu, ia tak pernah percaya

bahwa kau adalah nama lain dari

keharmonisan dan kesetiaan

V

lelaplah!

meski belum usai

aku terjaga dalam mimpimu

sepanjang musim

Majapahit, 2020 

menjual sepetak sawah

ia mengatur jadwal pertemuan

menelpon sebuah nama

menanyakan jumlah

perihal kepastian fana

sebelum subuh ia berkemas

membawa cangkul dan sabit

sekarung pupuk kimia

sekotak benih jagung yang mulai tumbuh tunasnya

ia berjalan sepanjang pemakaman

meletakkan seluruh barang

: pada sebuah nisan

menulis kalimat penutup

“Maka, segera kubangun sebuah rumah megah agar kau damai sentosa. Orang-orang menyebutku gila. Sejatinya mereka tidak waras sejak mula. Menerima uang muka, merelakan sumber kehidupan ditelan para raksasa.”

Majapahit, 2020

TANDA

ia menyaksikan Bintang-bintang

ketika Lampu jalan masih Padam

dan Bayang-bayang tidak di Barat

tidak pula di Timur.

Majapahit, 2020


T e n t a n g   P e n y a i r

Lebih akrab disapa puan rinai. Founder sudut baca puan (@sudutbacapuan). Pemilik Kedai Cerita dan Puisi Atika di @puanrinai. Penghuni Ruang Tunggu di medium.com/@ruangtunggu. Bungsunya Lapak Baca Nyala.

  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet - 30 September 2023
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
Tags: BudayaPelesiranPunago Rimbun

Related Posts

Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet

Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet

Oleh Redaksi Marewai
30 September 2023

Lima Bulan ke Depan Baju baruBahan pokok terpenuhiSensus pendudukOrganisasi ini itu bergerakRumah-rumah dicat baruPakar non bersertifikat bermunculanOrang-orang di kampung...

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar

Oleh Redaksi Marewai
16 September 2023

sedikit sepasang muda-mudiberdua dalam remangdi atas jam sembilanbulan bintang berpilinmeremas cemas aku, bapaknyayang telah meninggal duniamelihat dari jauhdari akar...

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang

Oleh Redaksi Marewai
9 September 2023

Patung Tuanku Rao yang menjulang setinggi mobil ALS itu sudah berdiri bahkan sebelum pertigaan itu ramai macam sekarang. Jika...

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Puisi-puisi Winarni Dwi Lestari | Menimang Bayi

Oleh Redaksi Marewai
8 September 2023

MENUTUP JENDELA "ash-sholaatu was-salaamu ‘alaikyaa imaamal mujaahidiin"langkah suara tarhim seorang muadzinterseret panjangdari surau ke jalanan yang mulai lengang.teriak emak...

Next Post
Cerpen: Tusuk Sate | Muhammad Noor Fadillah

Cerpen: Tusuk Sate | Muhammad Noor Fadillah

Temu Perkusi Etnik: Silaturahmi Karya Para Penabuh di Padangpanjang

Temu Perkusi Etnik: Silaturahmi Karya Para Penabuh di Padangpanjang

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In