
Tidur Awal
aku ingin tidur awal. tapi, tahu-tahu terhampar di altar kenduri, bersama seorang bapak yang menjejali mulutku dengan keretek. jangankan merokok, di sakuku saja telah tumbuh dedaun sereh. sejumput kecil sapi yang dimutilasi terus dibicarakan bapak-ibu sekalian. dari mana datangnya sawo ini? dari tuan rumah, tentu saja. jawab bapak. tapi, sosoknya menyayat hidung aku. meski menurut bapak, hanya jeruk yang menari-nari di hidung sesiapa. ketika aku ingat apapun, marigold ini menggenapi ruang rindu. aku ingin melupakan Udin, sebab telah disetubuhinya seluruh gunung, sementara Allah dijerumuskan dasar jurang. dan tangga-tangga menuju rumah Allah itu seperti salah satu gunung paling tinggi baginya.
Maguwo, 06 Juni 2021
Di Dalam Mimpi
tak akan aku melawan perasaan ini. sebab tak pernah ada tangan-tangan ikhlas yang membasuh lukaku. aku senantiasa di kamar ini, memintal mimpi-mimpi percuma. puisi-puisi yang telah lama dipusarakan sajak perpisahan. tatapi, Bapak, di dalam mimpi ini waktu abadi. sepagi, orang-orang menjelma aku. sedang aku ini, Bapak, adalah kebekuan hari. orang-orang mulai tak tahu bagaimana mereka harus memangkas masa. terduduk mereka, tertidur, bahkan ketika wanita bertopi jerami itu berwajah senja, menjelangi mereka. berdirilah, Bapak-Ibu sekalian. Allah telah melewati depan ruang persegi ini, Allah yang juga melihat Anda sekalian membohongi semesta bahkan diri Anda sekalian sendiri.
Maguwo, 07 Juni 2021
Kawan Sejatiku
kulihat parasmu sekejab. kawan sejatiku hanyalah kesepian, Bu. tak berkawan, seperti menjerumuskan diri ke dalam telaga yang baru saja dirasuki winter. seperti mengingat, seperti kerinduan. aku ingin merampas air muka bahagia pada wajah para pembohong ini. aku tunggu Tuan membuka pintu besi itu. membantingnya. yang aku temukan di sana selain Allah yang nongol pada setiap detik dan celah di antaranya, hanyalah berpasang-pasang sepatu. kita begini saja, sejak seminggu yang berguling-guling. wang-wang ini akan merangkak ke kantung kita, membernasi lambung kita tanpa pernah lagi mencakar ketenangan raga dan peluh berpuluh-puluh. dan wanita ini adalah Tuan yang baru, mustinya kau sembah titahnya.
Maguwo, 08 Juni 2021
Pekikan Malam
pekikan itu telah menangkis jantungku, sangat khawatir jika di ujung toa itu tersiar obituari. rupanya teriakan Bob. seperti daerah perbatasan, selalu terjadi peperangan. bahkan dari muasal pertikaian mungil. Bob menyetujui gencatan senjata ini, dan Emas melepaskan layar-layar tameng di langit-langit dukuhnya sendiri. seperti mungkin membernasi telinga dengan kebisuan saat keriuhan paling ramai disenadungkan Bob dalam kesumat yang lama dipendamnya dalam liang hati. nun, semilah kebencian-kebencian yang meniduri kesabaran Bob. meledak. ketika aku tilik langit malam, selain gemericik tetua dan Allah yang menabur bintang, tak kutemu apapaun. tiada apapun.
Maguwo, 06 Juni 2021
Amsal Gigil Telah Mencakar Lambung
amsal gigil telah mencakar lambung, ia pun berangsur bersungut. di seberang langit Allah ini telah terbit suuzan yang ketika ditemukannya secarik kunci terkafani dekapan antara kangkang dan dekapan paling erat, kegirangan bergumul dengan kekesalan batin dan meletus. pudarlah kemudian bayangan ihwal kebengisan buah-buah yang terlahir ke dunia. aku sembunyi kolong langit paling berkilau ini tetapi waktu tak pernah lagi rontok, malah rantingnya menelurkan dedaun detik yang baru. tak pernah aku jejaki kedai kopi, tempat di mana jejak-jejak sepatu saling bertumpuk. pada secangkir kopi, waktu-waktu selanjutnya melambat. ditemuinya kematian demi kematian, berpulangnya sendiri.
Maguwo, 08 Juni 2021
Penulis, Aris Setiyanto, Jawa Tengah. Karyanya termuat dalam beberapa antologi bersama; Progo 5 (2018), 20 Pesan Cerita Hebatkan Anak Indonesia(2019), Jazirah 2: Segara Sakti Rantau Bertuah(2019), Progo 6 (2020), Pringsewu Kita (2020), Desir Pesisir (2020), #DiRumahAja (2020), Gambang Semarang (2020), Nadjmi Adhani: Jalan Lapang Menuju Kebaikan (2020), Antologi Puisi Dukungan Gowes Literasi (2021), Refleksi-Resolusi (2021) dan Ini (bukan) Perayaan (2021).
- Cerpen Kurnia Gusti Sawiji | Senja di Kampung Jam Pasir - 9 Februari 2025
- Puisi-puisi Fathurrozi Nuril Furqon | Rwanda Pasca 1994 - 8 Februari 2025
- DENGUNG TANAH GOYAH KARYA IYUT FITRA: TENTANG NEGARA, LINGKUNGAN, DAN KEBIJAKSANAAN NUSANTARA - 3 Februari 2025
Discussion about this post