
Langau Berlagak Nabi
Aku menenteng seluar yang benang di kerampangnya
sudah tak beraturan, ‘sejak kampung kita dipimpin pandir;
pandir pula pandita kita,’ kata langau hijau yang menemani
jalan sufi yang kutempuh dari zaman ke zaman.
Dengan bunga malu yang telah layu, kulanjutkan terus
perjalanan sambil telanjang dengan menenteng seluar
yang benang di karampangnya sudah tak beraturan.
‘Kudukung kau berkirap dari kampung busuk ini Mail;
daripada karam di darat, lebih baik mati di lautan,’
katanya lagi, dengan mulut menyemburkan ludah api.
Nun jauh dalam sanubari, bahkan sunyi pun sudah takkutemukan
lagi, kukirim diam pada keriput bibir,
kuliarkan pandang mencari puntung kretek sisa,
kudengar pituah langau hijau dengan telinga kanan,
lalu kukeluarkan lewat telinga kiri.
Padang, 2020
Risalah Tikus
Sekumpul wanita lapar, tengah bersyair panjang
tentang ‘Padi di tanam, mengapa yang tumbuh ilalang?’
sehimpun bocah busung, dipaksa berhikayat tentang,
‘Sedekah obat kaya, tak apa kita menanam, orang berlaba;
asal masuk surga.’
Itu terjadi sejak penghulu membiarkan tikus menguasai gudang
pangan kami, mereka mulai merabab-ria di atas tumpukan padi
‘Lulur saja itu hikayat sampai mati,” syair mereka sambil menari
Lapar dan busung sekerumun orang belum hilang, tikus pun
pergi, sembari mengucapkan terimakasih pada penghulu kami.
Padang, 2020
Hari Kawin Punuk
Rembulan dan Punuk telah kawin dan mereka tak bilang
hanya angin mendesir yang mengabarkan
bahwa cinta Punuk telah direstui Sultan.
Di belantaran Batang Arau, tempat di mana
segala yang aneh berada. Seekor anjing hutan terduduk
ia iri setengah mati mendengar sultan merestui Punuk.
“selera mau berbini tinggi, tapi mendengar baung betina
saja, kau tak punya berani.” sindir Bunian penjaga hutan,
“aii, inginnya memanen timun raya, namun menanam
timun bungkuk. Mana boleh”
Makin jatuh terduduk anjing hutan itu
tak dapat lagi ia menyalak sekedar melepas palak.
Sungai Mandau, 2020
Penulis Andreas Mazland; lahir di Banda Aceh, 21 Juni 1997. Menulis cerpen, puisi, essai dan opini. Unggulan II Payakumbuh Poetry Festival. Bergiat di komunitas Lapak baca Pojok Harapan, sebuah komunitas literasi di Kota Padang.
- Puisi-puisi Kiki Nofrijum | Magrib Macet - 30 September 2023
- Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
- Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
Discussion about this post