Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Budaya

Pantangan Penghulu di Minangkabau | Yori Leo Saputra

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
1 Juli 2021
in Budaya, Berita Seni Budaya
5.3k 396
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Dalam adat Minangkabau seorang “penghulu” diibaratkan laksana “kayu rindang di tangah koto — ureknyo tampek baselo — batangnyo tempek basanda — dahannyo tampek bagantuang — daunyo perak asuaso — bungonyo ambiak kasuntiang — buahnyo buliah dimakan; tampek bataduah katiko hujan — tampek balinduang katiko paneh”. Kemudian, ada juga pepatah yang mengatakan bahwa “penghulu” adalah “pai tampek batanyo — pulang tampek barito — manyalasaikan nan kusuik — manjaniahkan nan karuah”. Secara bahasa, kata penghulu berasal dari dua kata, yaitu kata peng dan hulu. Kata peng mengandung arti pemegang dan bersifat kebendaan, sedangkan hulu adalah tangkai atau pangkal. Jadi, dapat diartikan bahwa penghulu adalah orang yang memimpin adat atau sebagai kepala adat.

Menurut Edison dan Dt. Sungut dalam Tambo Minangkabau Budaya dan Hukum Adat di Minangkabau, penghulu adalah orang pemegang hulu, atau pangkal dari segala-galanya. Dari definisi tersebut tampak jelas bahwa seorang penghulu ialah sebagai pemegang kekuasaan, sebagai pemimpin yang harus menjadi contoh dan panutan yang baik dalam keluarga, kaum, dan negeri.Selain pemegang kekuasaan, penghulu juga menjadi sumber perdamaian, kesejahteraan, dan pelopor dalam segala pembangunan.

Penghulu merupakan hulu dari pergerakan kemajuan dalam kaum dan juga menjadi hulu dalam nagari untuk beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Pantang bagi seorang penghulu menjadi: Tungkek nan membawa rabah, Pasak nan mambuek lungga. Meskipun seorang penghulu mempunyai kedudukan dan martabat yang tinggi dalam kaumnya, hal ini bukan berarti seorang penghulu memiliki kekuasaan yang sewenang-wenang saja. Namun, ada beberapa pantangan yang harus dimiliki oleh penghulu, yaitu sebagai berikut:

1. Salah satu sifat rasul yang dimiliki oleh penghulu adalah siddiq dan tabligh. Siddiq berarti jujur atau berkata benar, sedangkan tabligh adalah menyampaikan. Kedua sifat ini wajib dimiliki oleh penghulu. Seorang penghulu tidak boleh lari dari kebenaran (jauh dari tindakan yang benar) dan tidak pelit terhadap ilmu pengetahuan yang dimiliki.

2. Marah adalah pantangan bagi penghulu. Khusunya, dalam kerapatan seorang penghulu tidak boleh memerahkan muka dan berkata kasar kepada pendengar, apalagi sampai menyinggung perasaan pendengar.

3. Penghulu pantang merubah lahir dan batin, mengandung dendam dan kesumat, menggunting dalam lipatan, dan tidak malu menahan jerat di muka pintu.Penghulu tidak boleh menghardik, melainkan harus bersikap lembut dan tenang, serta manis dalam bertegur-sapa.

4. Penghulu pantang memakai cabul, pantang mengganggu istri orang, dan tidak berpikiran kotor.

5. Penghulu tidak boleh menyinsingkan lengan baju, karena dianggap tidak sopan. 6. Penghulu harus senantiasa berpakaian sopan, karena penghulu adalah contoh teladan yang baik bagi anak kemenakan dalam adat.

7. Penghulu tidak boleh berdusta (omong besar), tidak sombong, dan tidak tekabur dalam hati.

8. Berlari, menjunjung, dan memanjat merupakan pantangan bagi penghulu, tujuannya untuk menjaga marwah dan kehormatan penghulu.

Nah, itulah beberapa pantangan yang harus dimiliki oleh penghulu. Tentunya patangan ini merupakan hal penting yang harus diketahui bagi masyarakat Minangkabau, terutama bagi penghulu. Semoga tulisan ini bermanfaat dan mencerahkan.


Sumber:
Edison, Marajo Sungut. 2010. Tambo Minangkabau Budaya dan Hukum Adat di Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Media.
Manggis, M. Rasjid. 1985. Sejarah Ringkas Minangkabau dan Adatnya. Jakarta: Mitiara Offset.

Yori Leo Saputra merupakan seorang pria kelahiran 03 Agustus 1999 di Pale Koto VIII Hilir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Saat ini, Ia sedang menempuh pendidikan S-1 di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang. Tulisan-tulisannya sudah pernah dimuat di berbagai media, baik itu media massa ataupun media siber seperti, Utusan Borneo Malaysia, Medan Pos, Singgalang, Cakra Bangsa, Scientia.id, Banaranmedia.com, Marewai.com, dan jurnalsumbar.com. Ia juga pernah melahirkan sebuah buku antologi puisi bersama David Dutu yang berjudul Tangis di Rantau. Medsos: Blogger: jurnalismuda03.blogspot.com dan WhatApps:085265782680.

— Marewai.com

  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Puisi-puisi Safari Maulidi | Dalam kamus malaikat - 3 Desember 2023
  • Cerpen Dody Widianto | Monolog Cacing Kremi - 2 Desember 2023
  • Peluncuran dan Diskusi Buku Alih Aksara Kitab Salasilah Rajo-Rajo di Minangkabau - 14 November 2023
Tags: BudayaCaritoCerpenPelesiranpuisiPunago RimbunSastra

Related Posts

Sebagai Pengingat, Marewai Produksi Film Dokumenter  Tenju Langgai “Lahia Ba Batin”

Sebagai Pengingat, Marewai Produksi Film Dokumenter Tenju Langgai “Lahia Ba Batin”

Oleh Arif P. Putra
1 Desember 2023

Marewai -- Langgai, Jumat tanggal 24 November 2023. Keahlian silek menggunakan tenaga batin, sampai saat ini masih disimpan oleh...

Peluncuran dan Diskusi Buku Alih Aksara Kitab Salasilah Rajo-Rajo di Minangkabau

Peluncuran dan Diskusi Buku Alih Aksara Kitab Salasilah Rajo-Rajo di Minangkabau

Oleh Redaksi Marewai
14 November 2023

#2disumaterabarat Setelah 30 tahun lebih disimpan, dibaca dan dikaji, juga dicari-cari banyak pihak, kitab salasilah ini sampai pada muaranya...

Persinggungan saya dengan Pilem | Nukilan dan Ritus Pawang Pukat; Sebuah Memori Kolektif dan Masyarakat Tradisional – Arif Purnama Putra

Persinggungan saya dengan Pilem | Nukilan dan Ritus Pawang Pukat; Sebuah Memori Kolektif dan Masyarakat Tradisional – Arif Purnama Putra

Oleh Arif P. Putra
17 Oktober 2023

Sebuah catatan yang saya tulis untuk screening pilem Tulak Bala dan Diskusi Film Siasat Warisan Budaya dalam serangkaian acara...

Malam Pembukaan: Lima Negara Hadiri Festival Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Agamjua Art & Cultural Kota Payakumbuh

Malam Pembukaan: Lima Negara Hadiri Festival Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Agamjua Art & Cultural Kota Payakumbuh

Oleh Redaksi Marewai
13 Oktober 2023

Payakumbuh, Kamis (12/10/2023), Festival Warisan Budaya Tak Beda resmi dibuka, rangkaian acara ini akan berlangsung selama tanggal 12-17 Oktober...

Next Post
Puisi-puisi Awawa Yogarta Prabaning Arka | Majenun

Puisi-puisi Awawa Yogarta Prabaning Arka | Majenun

Cerpen Faiq Haykal | Andai Saja Bapak Orang Baik

Cerpen Faiq Haykal | Andai Saja Bapak Orang Baik

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In