• Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
Minggu, November 2, 2025
  • Login
  • Daftar
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
No Result
View All Result
Redaksi Marewai
No Result
View All Result

Nagari Sungai Pinang : Bermalam Di Eroang Gadang, Menikmati Dentuman Batu Dandang

Rori Aroka Oleh Rori Aroka
24 Februari 2021
in Pelesiran
1.2k 38
0
Home Pelesiran
BagikanBagikanBagikanBagikan
Poto: Tim Marewai

Pesisir Selatan, Marewai– Tak ada habiskan alam Pesisir Selatan menyajikan keindahan, mengundang decak kagum untuk mengulang kembali ke sana. Hamparan pasir putih halus di sepanjang pesisir pantai Sungai Pinang tidak akan membuat mata bosan memandang, air laut yang jernih menambah keelokan pantai-pantai di sepanjang kawasan wisata mandeh. Kami tim marewai beberapa waktu lalu bermalam di Olo Cigin atau sehari-hari disebut Eroang Gadang oleh masyarakat Sungai Pinang. Tenda-tenda kami berdiri kokoh di pantai Eroang Gadang, angin selatan malam itu sedang baik dan bersahabat. Seorang sahabat kecil kami, Ahmad Nefri, dia lebih suka dipanggil Bajang, karena itu panggilan sehari-harinya di Sungai Pinang.

Poto: Tim Marewai dan Bajang

Anak umur 11 tahun yang gagah berani menantang ombak, mengajak kami memancing ikan di Teluk, berdekatan dengan pulau Pamutusan. Anak yang seumur Bajang sudah banyak tahu tentang laut, dan sangat ramah dengan orang-orang baru yang datang ke kampungnya.
Semalam suntuk kami tim marewai berdiskusi santai dengan tema-teman di Sungai Pinang, mereka bercerita banyak tentang kampung Pesisir Selatan paling ujung di kawasan Mandeh Tarusan itu kepada kami. Selain Bajanh, kami juga ditemani oleh Rafles, seorang pemuda Sungai Pinang yang menjadi pemegang kendali boat hari itu. Ia menceritakan tentang kekayaan laut mereka yang sudah mulai berkurang, karena keserakahan beberapa oknum masyarakat yang menangkap ikan memakai peledak, ini juga merusak terumbu karang yang tersebar di laut Sungai Pinang. Betapa kesederhanaan mereka tidak butuh kemewahan yang berlimpah, hanya inginkan laut mereka damai.

Poto: Selesai mendirikan tenda, sambil menikmati suasana senja

Semakin larut, udara malam kian dingin. Diskusi kami di iringi irama ombak yang mendentum ke badan batu besar, batu itu berdiri kokoh di tengah teluk dan dikelilingi oleh pulau dan daratan. Masyarakat di Sungai Pinang menyebutnya “Batu Dandang”. Batu besar itu menimbulkan bunyi seperti gendang, disebabkan terpaan air ke batu (entahlah, mungkin lebih dari itu). Bebunyian batu itu membuat malam kami tidak sunyi lagi, walaupun sebenarnya kami mendirikan tenda di kaki bukit batu yang jauh dari pemukiman warga.

Sementara itu, Rafles menceritakan banyak pantangan kepada kami, pantangan berada di pulau, berada di lautan atau saat memancing. Kami tau, sebagian masyarakat di Sungai Pinang masih memercayai mitos-mitos yang di wariskan oleh orang terdahulu mereka.
Kearifan lokal yang masih terjaga di sini, walaupun bahaya modrenisasi tetap mengancam kearifan lokal yang mereka jaga. Kalau handai taulan ada waktu senggang dan ingin berlibur dengan suasana pantai bersih dengan pasir yang halus, datanglah. Sungai Pinang akan menunggu handai taulan dengan keramahan masyarakatnya. Mantap!

Jarak lokasi ini dari kota Padang sekitar 2 jam kurang, lewat jalan baru dari Bungus Teluk Kabung. Sungai Pinang, Tarusan merupakan daerah batas Kab. Pesisir Selatan dengan Padang. Kalian tidak akan rugi datang ke kawasan ini, karena masih banyak lagi keindahan pesona alam Pesisir Selatan menanti. –Tim Marewai.

  • About
  • Latest Posts
Rori Aroka
ikuti saya
Rori Aroka
Redaksi Marewai at Media
Rori Aroka, lahir di Muaro Paiti, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Menulis puisi, cerpen, naskah teater, dan skenario film. Tulisan-tulisannya telah terbit di berbagai media cetak dan online, baik lokal maupun nasional. Buku kumpulan puisi perdananya berjudul Nyanyian Pupang, diterbitkan oleh Purata Utama pada tahun 2021. Kini aktif berkegiatan di Serikat Budaya Marewai dan mengelola situs budaya dan sastra www.marewai.com. Dapat dijumpai di Instagram: @roriaroka, dan Facebook: Rori Aroka Roesdji. Saat ini berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat.
Rori Aroka
ikuti saya
Latest posts by Rori Aroka (see all)
  • Cerpen: Sales Event Organik (E.O) – Rori Aroka - 3 Oktober 2025
  • Cerpen | Matinya Tukang Keripik – Rori Aroka - 29 Agustus 2025
  • Carito Yuang Sewai: BADUTO KA BADAN SURANG, BADOSO TU? - 25 September 2024
Tags: BudayaPelesiranPunago RimbunSastra

Related Posts

Muaro Paiti: Babak Kedua dan Memulun Ingatan Kolektif – Arif Purnama Putra

Muaro Paiti: Babak Kedua dan Memulun Ingatan Kolektif – Arif Purnama Putra

Oleh Arif P. Putra
1 November 2025

Perjalanan-perjalanan satu dekade terakhir yang saya lakukan kerap menemukan keajaiban-keajaiban, barangkali sebelumnya belum pernah terpikirkan. Bahkan, sebagian dari tempat...

Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua

Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua

Oleh Redaksi Marewai
27 Juni 2025

sastrawan dan penikmat perjalanan, tinggal di Yogyakarta TAK sebagaimana umumnya pantai di Indonesia dengan rayuan pohon kelapa atau nyiur...

Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah

Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah

Oleh Arif P. Putra
27 Juni 2025

Sebuah telur berukuran raksasa dengan diameter 80 cm yang ditemukan saat zaman kerajaan Minangkabau yang diperkirakan berusia ratusan tahun...

Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura

Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura

Oleh Arif P. Putra
3 April 2025

Ada banyak tabir yang belum tersingkap dari masa lampau. Sejarah-sejarah ditulis kadang tak melulu dengan data yang konkrit, sebagian...

Next Post
Punago Rimbun: Ujuang Nan Bagagatan Dari Darek ke Rantau Minangkabau | Zera Permana

Punago Rimbun: Ujuang Nan Bagagatan Dari Darek ke Rantau Minangkabau | Zera Permana

Puisi-puisi Yeni Purnama Sari | Luka Kehilangan

Discussion about this post

Redaksi Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Ruang-ruang

  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito

Ikuti kami

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In