Padang, Marewai– Festival Sipak Rago Lubuak Palarik bakal dibuka hari ini. Sebanyak 35 tim akan berlaga pada perlombaan ketangkasan memainkan bola khas tradisi Melayu ini. Ketua panitia Khalil Chaniago mengatakan, perlombaan ini terselenggara atas kerjasama Komunitas Kupi Batigo dengan Pengurus Sipak Rago Pauh Sambilan. “Ajang ini akan memperebutkan piala bergilir Kupi Batigo dan Pengurus Sipak Rago Pauh Sambilan. Juga tersedia sejumlah hadiah lainnya bagi pemenang,” terang aktifis kebudayaan Kota Padang ini.
Sipak Rago kata Khalil adalah olahraga tradisi yang memang sudah lama dijaga di Pauh Sambilan. Sebagai permainan anak nagari, Sipak Rago bukan hanya soal ketangkasan, tetapi juga soal kerjasama tim. “Kami akan nilai banyak aspek nantinya. Termasuk dalam keindahan memainkan bola secara tim. Sebab, disini, seni bermain sipak rago memiliki daya tarik yang pastinya dinantikan penonton,” katanya. Secara lebih terperinci, aspek-aspek yang akan dinilai adalah sipak, singgang serta simpi rabah.
Mengingat tingginya animo peserta, Khalil mengatakan panitia akan menyelenggarakan festival selama tiga hari. “Menurut rencana, di saat penutupan kita juga akan gelar malam kesenian. Tentunya kesenian tradisi pula yang akan kita ketengahkan disini,” sebutnya.
Lokasi acara adalah di Lubuk Palarik, Kelurahan Gunuang Sarik, Kota Padang. Yulviadi Adek dari Kupi Batigo menjelaskan, penyelenggaraan acara di kawasan ini sekaligus sebagai penyemarak menjelang dibukanya cafe Kupi Batigo Cabang Lubuk Palarik. “Kami mengundang juri dari persatuan juri Sipak Rago Kota Padang. Mereka sudah sangat kompeten dan berpengalaman sehingga penjurian diharapkan akan berlangsung dengan adil,” Tuturnya.
Ke depan, Festival Sipak Rago Lubuk Palarik direncanakan akan digelar secara tahunan. “Ini adalah sebuah upaya untuk terus melestarikan permainan Sipak Rago. Selain menarik, permainan ini dapat menjadi ajang silaturahmi antar pemuda yang mencintai seni budaya warisan nenek moyang,” Sambungnya. Cafe Kupi Batigo Lubuk Palarik sendiri memang dikonsep sebagai sebuah sentra kreatif yang memperdekat jarak antara anak muda dengan budaya tradisi, khususnya budaya lama Pauh. (rilis-redaksi)
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post