Keluarga kami awalnya sangat bahagia dan harmonis. Namun entah kenapa secara tetiba semua berubah begitu cepat. Itu aku perhatikan sejak sifat suamiku, Mas Adi berubah drastis. Ia seakan-akan tidak lagi mengingat kami bahkan sering pulang larut malam dan juga pernah tidak pulang.
Hal inilah yang membuatku sangat gelisah dan cemas karena perilaku Mas Adi yang semakin aneh dan buruk. Hingga aku pun bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi dengannya? Karena aku tak tahan atas perilakunya itu. Aku pun memberanikan diri bertanya saat ia baru menjatuhkan pantatnya ke sofa di ruang tamu.
“Mas, mengapa kamu kembali pulang larut malam terus menerus?” tanyaku.
“Diam! Aku bilang kamu diam saja jangan ikut campur urusanku!” gertak Mas Adi.
“Bukankah selama ini kamu tidak pernah seperti ini, Mas? Apa yang terjadi sebenarnya denganmu!” tukasku semakin penasaran.
“Aku lelah jangan banyak bertanya lagi. Menyingkirlah!” seusai itu Mas Adi meninggalkan aku seorang diri ruang tamu. Sedangkan ia masuk ke dalam kamar.
Aku hanya bisa menangis. Tidak percaya bahwa Mas Adi akan bersikap dingin dan marah padaku. Aku pun mencoba untuk mencari tahu penyebab ia menjadi seperti itu. Dan aku pun mulai berpikir besok harus mengikutinya agar tahu penyebabnya dan apa yang disembunyikan olehnya. Akhirnya kecurigaanku semakin menjadi-jadi hingga membuat aku semakin kepikiran untuk tidak sabar menunggu hari esok.
Pagi itu Mas Adi terlihat terburu-buru. Ia hanya berpamitan padaku tidak berlama-lama. Hanya sepatah kata saja yang ia ucapkan padaku.
“Aku terburu-buru ada urusan mendadak di kantor!”
Aku pun semakin curiga. Tidak biasanya Mas Adi pagi-pagi sekali berangkat lalu terburu-buru. Biasanya selalu pukul 08.00 pagi ia berangkat. Tapi ini baru sekitar pukul 06.00, ia sudah berangkat. Aku pun mulai mengikutinya. Namun tiba-tiba aku merasa bingung kenapa ia bukan mengarah ke jalan menuju kantor malah sebaliknya berlawanan.
Saat ini aku semakin sedih. Entah mau kemana Mas Adi? Tidak lama kemudian kulihatlah sebuah warung di pinggiran jalan. Hingga membuat pikiranku semakin bingung apa yang dilakukannya di pagi itu di sana. Padahal warung itu masih tutup di saat aku mencoba tenang untuk tetap memperhatikan dari kejauhan.
Namun yang membuatku terkejut saat aku melihat sosok wanita muda keluar dari warung lalu menghampiri Mas Adi. Tapi aku masih menunggu di mobil terus memantau dan ketika suamiku itu pergi baru kudatangi wanita itu. Aku pun memberanikan diri untuk menghampiri dan memanggil wanita itu.
“Tunggu! Aku mau bertanya sesuatu denganmu?!” teriakku.
“Ada apa!” jawab wanita itu.
“Apa hubungan kamu dengan, Mas Adi?”
“Memang kamu siapa! Mengapa bertanya seperti itu?”
“Aku istrinya, Mas Adi!”
“Oh, ternyata kamu istrinya?”
“Jadi aku mohon jangan menganggu suamiku. Menjauhlah darinya.”
“Jika aku tidak mau lalu apa yang mau kamu lakukan?”
Tatapan tajam wanita itu seperti ia sedang memikirkan sesuatu. Hingga membuatku kebingungan. Sebenarnya apa yang akan ia lakukan padaku. Lalu ia pergi meninggalkanku begitu saja.
Aku masih penasaran dengan wanita itu. Kemudian aku berusaha mencari informasi tentangnya dan baru kuketahui ternyata ia bernama Suci dengan statusnya janda muda tanpa anak yang sekaligus pemilik warung di pinggir jalan itu. Seketika aku kembali ke rumah dan masih terus berpikir mengapa Mas Adi bisa tertarik dengannya? Apalagi selama ini ia sangat setia dan mencintai keluarganya. Pikirku saat itu.
Malamnya setelah aku menunggu Utari, anak perempuan semata wayang kami tidur. Aku pun ingin istirahat pula. Bila menunggu Mas Adi tidak mungkin ia akan pulang. Mungkin terlalu sibuk dengan hidupnya sendiri atau dengan wanita itu? Entahlah.
Saat aku ingin tidur sejenak tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang menganjal di bawah bantalku. Ketika aku memeriksanya alangkah terkejutnya diriku, aku melihat banyak sekali kalajengking di bawah bantalku. Hingga membuatku cepat-cepat keluar dari kamar. Kupikir aku akan selamat. Nyatanya, di depan pintu saat kubuka kalajengking itu bertambah banyak. Akhirnya aku bergegas mengambil sapu di kamar untuk membuang kalajengking-kalajengking itu.
Usai itu aku membangunkan Utari untuk keluar dari rumah. Kami benar-benar merasa ketakutan. Aku pun mencari pertolongan, bergegas pergi ke rumah Asri yang tempat tinggalnya tidak jauh dari kami. Setibanya di rumah teman SDku itu, aku pun mulai menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah mendengarkan semua ceritaku ternyata Asri mengambil kesimpulan bila itu ciri-ciri terkena santet.
Aku pun sangat terkejut saat mendengarnya. Padahal selama ini keluarga kami tidak pernah memiliki hubungan buruk dengan orang lain. Tapi Asri mengatakan padaku untuk mencoba mengingat kembali. Apakah aku pernah melukai dan menyakiti hati orang lain?
Dan…, aku baru ingat sekarang! Kejadian pagi tadi mungkin itu sumbernya. Aku melabrak seorang wanita yang kuanggap pengganggu Mas Adi. Wanita pemilik warung di tepi jalan. Akhirnya aku pun menceritakan semua pada Asri tentang kejadian yang terjadi dalam rumah tangga kami. Saat aku berkata demikian Asri diam sejenak. Menurutnya jika suamiku, Mas Adi telah terkena guna-guna dan wanita itulah pelakunya yang memiliki tujuan khusus.
Dengan apa yang dikatakan Asri kini dugaanku benar. Jika selama ini Mas Adi terkena guna-guna. Hingga ia tidak mengingat apa pun dan berperilaku kasar pada keluarganya sendiri, namun di saat itu pula aku merasakan tubuhku terasa lemah dan kaku sampai sulit di gerakkan. Nafasku pun terasa sesak dan rasanya seperti mau mati.
Setelah melihat kondisiku begitu Asri yang melihatku begitu panik dan ia berusaha menolongku. Ternyata Tuhan masih sayang padaku, kebetulan tetangga dekat Asri adalah orang pintar. Menurut orang pintar itu ia melihat bahwa aku terkena santet. Seusai itu aku diberitahukan untuk segera mencari benda yang ada di rumah kami.
Aku dan Asri pun bergegas menuju ke rumah kami dan mencari benda yang dikatakan oleh orang pintar itu. Tidak lama kemudian benda itu pun kami temukan. Benda tajam yang menyerupai keris. Namun bentuknya miniatur yang sudah dibaluri oleh darah segar dengan kain putih menyerupai pocong.
Usai itu kami serahkan pada orang pintar tersebut. Kemudian aku pun lantas diberi doa-doa. Ajaib, seketika itu tubuhku pun kembali normal. Bukan itu saja aku juga meminta bantuan padanya untuk bisa menolong Mas Adi supaya terlepas dari guna-guna wanita pemilik warung yang kutemui kemarin lalu.
Akhirnya malam itu seusai rumah kami dibersihkan terlebih dahulu olehnya, aku dan Utari kembali beristirahat dengan tenang. Tapi mataku belum bisa aku penjamkan masih mengingat kejadian itu. Bagiku itu sangat mengerikan sekali!
Keesokkan harinya, Mas Adi pun pulang tanpa sepengetahuan dan menegurku. Ia langsung menuju ke kamarnya. Aku tidak lupa untuk segera melafalkan doa-doa yang diberikan orang pintar tadi malam. Setelah itu suamiku meronta kesakitan sampai menceracau tidak karuan hingga jatuh pingsan.
Mungkin efek guna-guna itu telah lepas dari tubuh Mas Adi. Semoga.
Kini Mas Adi sadar dan ingat akan keluarganya kembali. Tidak lupa ia meminta maaf pada diriku dan juga Utari, anak kami. Ia ingin segera memperbaiki semua kesalahannya saat itu. Begitu janji Mas Adi suamiku di pagi hari yang mendung. Di luar sana tanpa sepengetahuan kami pada malam harinya warung milik wanita penabur guna-guna terbakar. Tapi tidak ada yang tahu siapa membakarnya. Konon katanya ada semacam banaspati menghantam warung miliknya. Tapi siapa yang mengirimkan benda itu?
============
Dicky Lim, penulis mula yang baru belajar menulis sampai saat ini. Di sela-sela kesibukkannya menjadi mahasiswa dan aktivis anak dirinya sangat giat menulis. Belajar menulis pertama kali dan bergiat di Komunitas Pembatas Jakarta. Karya-karyanya pernah dimuat di Kompas Nusantara Bertutur, Harian Sinar Indonesia Baru dan di portal online.
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post