• Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
Senin, Mei 12, 2025
  • Login
  • Daftar
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
No Result
View All Result
Redaksi Marewai
No Result
View All Result

Cerita Rakyat Penembahan Singalodra | Clarinta Ellyta Putri

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
19 Februari 2022
in Sastra, Budaya
2.2k 166
0
Home Sastra
BagikanBagikanBagikanBagikan

Daerah Cilacap seringkali diincar perampok dan para penjahat. Mereka menyerang dengan membabi buta, merampas harta benda, membunuh dengan sadis bagi siapa saja yang melawan perampok. Pasukan keamanan Kadipaten Cilacap tidak mampu menghalau para perampok dan penjahat yang sering menggasak harta benda para penduduk. Jumlah pasukan keamanan sangat sedikit jika dibandingkan dengan para penduduk yang berpindah ke kampung lain yang lebih aman. Mereka pergi mengungsi untuk mencari daerah lain karena di daerahnya sudah tidak bisa lagi hidup tenang, aman dan tentram.

Menghadapi persoalan ini Adipati Cilacap menjadi sangat gelisah. Akhirnya, ia melaporkan keadaan itu kepada Sri Sunan Solo. Ia mengharap agar memperoleh bala bantuan guna mengamankan daerahnya.

Mendengar laporan ini Sri Sunan segera mengirimkan pasukan keamanan dibawah pimpinan Kyai Singalodra, Kyai Jayabaya , dan Jogolaut. Mereka semua merupakan prajurit-prajurit pilihan yang memiliki kemampuan kanuragan yang tinggi dan mumpuni. Sejak dikirimkannya pasukan-pasukan keamanan dibawah pimpinan Kyai Singalodra, keamanan di Kabupaten Cilacap berangsur-angsur semakin membaik. Para penjahat sedikit demi sedikit mulai meninggalkan daerah operasi mereka, ada yang kembali ke kampung halaman mereka di luar pulau Jawa.

Akan tetapi, pada suatu ketika tiba-tiba sekawanan perampok dalam jumlah yang sangat besar. Mereka menyerang secara menggebu-gebu namun semuanya masih bisa diatasi, mereka tak mampu mengalahkan kedigjayaan Kyai Singalodra, Kyia Jayabaya dan Jogolaut. Mereka semua dapat dihalau, banyak di antara mereka yang mati dan banyak pula yang lari tunggan langgang meninggalkan Cilacap. Rupanya dari sebagian mereka ada sekelompok kecil yang selamat menyembunyikan diri. Kelompok inilah yang berencana untuk membalas dendam pada Kyai Singalodra dengan mencari kesempatan saat Kyai Singalodra lengah.

Suatu ketika saat Kyai Singalodra berjalan sendiri mengadakan pemeriksaan dengan membawa lima buah kelapa yang merupakan kesenangannya, dia disergap dari belakang oleh kawanan perampok yang mempunyai dendam pada Kyai Singalodra. Mereka membunuh Kyai Singalodra secara pengecut dan keji dengan membantainya dari belakang.

Setelah kejadian yang tragis dan menyedihkan itu, Kadipaten Cilacap semakin diperketat keamanannya. Pimpinan diambil alih oleh Kyai Jayabaya dan Jogolaut yang terus mengejar para perampok yang telah membantai Kyai Singalodra dan menangkap mereka dan memberikan hukuman yang setimpal. Bagi mereka yang melawan tewas di tangan Kyai Jayabaya dan Jogolaut. Sebagian dari para perampok itu ada yang insyaf menjadi orang baik-baik dan tetap tinggal di Kadipaten Cilacap. Mereka membangun sebuah perkampungan yang diberi nama Kampung Penjagaan. Perkampungan Penjagaan ini terdiri dari Kampung Mutaian, Klaces, Ujung Gagak, dan Ujung Alang. Kesemuanya didirikan di atas laut.


Penulis, Clarinta Ellyta Putri, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. berdomisili di Cilacap. Email: [email protected]

— marewai.com

  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah Komunitas Independen yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebuah media alternatif untuk para penulis. Kami juga banyak berkegiatan diarsip manuskrip dan video/film dokumenter, mengangkat sejarah dan budaya Minangkabau. Bebebapa dari karya tsb sudah kami tayangkan di Youtube Marewai TV.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Syekh Yahya Al Khalidi, Mursyid Tareqat Naqsabandiyah Al Khalidiyah dari Nagari Panjua Anak (1857 – 1943) - 11 Mei 2025
  • DISKUSI KELOMPOK TERPUMPUN PEKAN NAN TUMPAH SERI KEEMPAT USAI DIGELAR - 10 Mei 2025
  • Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua - 29 April 2025
Tags: Berita seni dan budayaBudayaCerpenMarewaiSastra

Related Posts

Syekh Yahya Al Khalidi, Mursyid Tareqat Naqsabandiyah Al Khalidiyah dari Nagari Panjua Anak (1857 – 1943)

Syekh Yahya Al Khalidi, Mursyid Tareqat Naqsabandiyah Al Khalidiyah dari Nagari Panjua Anak (1857 – 1943)

Oleh Redaksi Marewai
11 Mei 2025

Oleh Al Fikri Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang Di balik megahnya Nagari Magek hari ini, tersimpan...

DISKUSI KELOMPOK TERPUMPUN PEKAN NAN TUMPAH SERI KEEMPAT USAI DIGELAR

DISKUSI KELOMPOK TERPUMPUN PEKAN NAN TUMPAH SERI KEEMPAT USAI DIGELAR

Oleh Redaksi Marewai
10 Mei 2025

Pada tanggal 7 Mei 2025, Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT)  menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pekan Nan Tumpah seri...

Telah Tayang! Single kedua Andip berjudul ‘Aku Paham Itulah Jarak’

Telah Tayang! Single kedua Andip berjudul ‘Aku Paham Itulah Jarak’

Oleh Redaksi Marewai
23 April 2025

Andip Merayakan Kesedihan dengan Ceria Lewat Single Terbaru: “Aku Paham Itulah Jarak” Padang, 23 April 2025 - Setelah merilis...

KRITIK SENI PERTUNJUKAN RAPA’I DABOH OLEH Acara HUT Bhayangkara di Banda Aceh

KRITIK SENI PERTUNJUKAN RAPA’I DABOH OLEH Acara HUT Bhayangkara di Banda Aceh

Oleh Redaksi Marewai
23 April 2025

UKHTINISA, SYIFA RAHMITA, DAN SIMEHATE Rapa’i Daboh merupakan salah satu kesenian tradisional Aceh Selatan yang menggabungkan unsur seni, agama,...

Next Post
Zera Permana | Perompak dan Penyamun Bajak Laut Orang Paringgi – #bagian1

Zera Permana | Perompak dan Penyamun Bajak Laut Orang Paringgi - #bagian1

Mengeja Kisah Kiai Chariri: Tabah dan Bergairah | Chubbi Syauqi – Resensi

Mengeja Kisah Kiai Chariri: Tabah dan Bergairah | Chubbi Syauqi - Resensi

Discussion about this post

Redaksi Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Ruang-ruang

  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito

Ikuti kami

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In