
Pesisir Selatan, Marewai– Pesisir Selatan memiliki banyak lokasi-lokasi yang berpotensi dijadikan objek wisata, baik untuk wisatawan lokal maupun luar. Hanya saja, titik-titik potensi wisata tersebut belum sungguh-sungguh digarap serius, sehingga hanya menimbulkan “heboh sabanta”.
Salah satu lokasi yang sangat berpotensi dijadikan kunjungan wisatawan ialah Air Terjun Palano, Nagari Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar). Tempat ini juga sudah direncanakan akan dihiasi dengan angrek putih, tanaman anggrek tersebut akan menjadi ikon di lokasi itu.

Selain air terjun Palano, di sana juga masih ada beberapa tempat lagi, sehingga sebagian orang juga menyebut lokasi air terjun ini dengan nama air terjun 7 bidadari. Padahal tiap lokasi memiliki nama-nama tersendiri, meski masih berada di daerah yang sama serta lokasinya tidak terlalu jauh antara satu sama lain. Sedangkan Air Terjun Palano dinamakan masyarakat sekitar karena mereka berpendapat bahwa bentuk Air Terjun menyerupai sadel sepeda atau biasa di sebut masyarakat setempat “Palano”. Sedangkan Air terjun kedua (lihat poto) diberi nama Air Terjun Sampik, sampik dalam bahasa Indonesia berarti sempit. Di sana terdapat air terjun setinggi 15/20 meter yang jatuh ke lokasi yang agak sempit, jika dibanding lokasi sekitar yang secara keseluruhan melengkung. Masih ada beberapa lokasi lagi, yang sangat berpotensi dijadikan kunjungan wisata.
Beberapa hari lalu kami berkunjung ke Air Terjun Palano, Nagari Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang. Dengan berbekal info dari seorang kawan di sana, kami meluncur dari Surantih. Menempuh waktu sekitar 2 jam lebih. Dari simpang Pasar Lakitan, belok kida (kiri). Dari simpang pasar Lakitan, kami menghabiskan waktu tempuh kisaran 30 menit lebih untuk sampai ke Air Terjun Palano. Tidak jauh dari simpang kedua (setelah simpang pasar), sekitar beberapa menit, belok suok (kanan) dan dari sana kembali berbelok kanan sebelum sampai ke lokasi Air Terjun Palano. Tempat ini tak jauh dari PDAM Lakitan. Jangan cemas, lokasi ini tidak terlalu jauh. Bila kawan ragu, silakan bertanya, karena Air Terjun ini cukup dikenal oleh masyarakat Lakitan.
Kondisi Air Terjun saat kami kunjungi sangat asri dan asli sekali. Sejak pandemi melanda, ternyata tempat ini juga dijauhi oleh pengunjung, sehingga menjadikan mereka asri dan asli kembali. Tentu saja tampak tidak terawat, namanya juga jarang dikunjungi wisatawan. Namun masih menyenangkan dan nyaman, ya, karena bebas berswafoto dan berkecipak dengan air. Suai!
Beberapa jam kami berada di lokasi Air Terjun Palano, menikmati keindahan alam dan suara-suara yang dihasilkannya. Sambil menyuap nasi bungkus bersambalkan rendang ayam, air terjun menderas, menyaingi suara simpai dan burung-burung di hutan. Tapi tidak sanggup menyaingi kunyah tulang ayam di mulut.

Di sisi lain, tempat ini benar-benar pernah digadang-gadang akan dikembangkan semaksimal mungkin: anggrek, wisata adrenalin, dan lainnya. Kita doakan niat baik yang gadang ini dapat terwujud. Ya, terwujud setelah situasi mulai kondusif kembali untuk keramaian. Tentu lain waktu kami juga berencana akan ke sana lagi, melihat lokasi lain yang ada di sana. Mantap!
- Pelesiran: Mitologi Dewa Babi dan Keberhasilan Masyarakat Tradisional | Arif Purnama Putra - 20 September 2023
- Pelesiran: Mitologi Anjing Dewa dan Masa Silam yang Nyaris Hilang di Gunung Pangilun | Arif Purnama Putra - 1 September 2023
- SELAMI OBSESI DAN KEGELISAHAN: CROUD RILIS DEMO MMXXIII Berisi “HUN’S ADDICTION // SOMEHOW (EVENTUALLY)” - 1 Mei 2023
Discussion about this post