• Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
Jumat, Oktober 31, 2025
  • Login
  • Daftar
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
No Result
View All Result
Redaksi Marewai
No Result
View All Result

Wisata Air Terjun: Tanggalnya “Palano” dari Kunjungan Wisatawan, Tapi Keindahannya Tetap Memesona.

Arif P. Putra Oleh Arif P. Putra
19 Februari 2021
in Pelesiran
1.2k 51
0
Home Pelesiran
BagikanBagikanBagikanBagikan
Plang Air Terjun Palano (Poto: Giga Saputra)

Pesisir Selatan, Marewai– Pesisir Selatan memiliki banyak lokasi-lokasi yang berpotensi dijadikan objek wisata, baik untuk wisatawan lokal maupun luar. Hanya saja, titik-titik potensi wisata tersebut belum sungguh-sungguh digarap serius, sehingga hanya menimbulkan “heboh sabanta”.
Salah satu lokasi yang sangat berpotensi dijadikan kunjungan wisatawan ialah Air Terjun Palano, Nagari Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar). Tempat ini juga sudah direncanakan akan dihiasi dengan angrek putih, tanaman anggrek tersebut akan menjadi ikon di lokasi itu.

Poto: Giga Saputra

Selain air terjun Palano, di sana juga masih ada beberapa tempat lagi, sehingga sebagian orang juga menyebut lokasi air terjun ini dengan nama air terjun 7 bidadari. Padahal tiap lokasi memiliki nama-nama tersendiri, meski masih berada di daerah yang sama serta lokasinya tidak terlalu jauh antara satu sama lain. Sedangkan Air Terjun Palano dinamakan masyarakat sekitar karena mereka berpendapat bahwa bentuk Air Terjun menyerupai sadel sepeda atau biasa di sebut masyarakat setempat “Palano”. Sedangkan Air terjun kedua (lihat poto) diberi nama Air Terjun Sampik, sampik dalam bahasa Indonesia berarti sempit. Di sana terdapat air terjun setinggi 15/20 meter yang jatuh ke lokasi yang agak sempit, jika dibanding lokasi sekitar yang secara keseluruhan melengkung. Masih ada beberapa lokasi lagi, yang sangat berpotensi dijadikan kunjungan wisata.

Beberapa hari lalu kami berkunjung ke Air Terjun Palano, Nagari Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang. Dengan berbekal info dari seorang kawan di sana, kami meluncur dari Surantih. Menempuh waktu sekitar 2 jam lebih. Dari simpang Pasar Lakitan, belok kida (kiri). Dari simpang pasar Lakitan, kami menghabiskan waktu tempuh kisaran 30 menit lebih untuk sampai ke Air Terjun Palano. Tidak jauh dari simpang kedua (setelah simpang pasar), sekitar beberapa menit, belok suok (kanan) dan dari sana kembali berbelok kanan sebelum sampai ke lokasi Air Terjun Palano. Tempat ini tak jauh dari PDAM Lakitan. Jangan cemas, lokasi ini tidak terlalu jauh. Bila kawan ragu, silakan bertanya, karena Air Terjun ini cukup dikenal oleh masyarakat Lakitan.

Kondisi Air Terjun saat kami kunjungi sangat asri dan asli sekali. Sejak pandemi melanda, ternyata tempat ini juga dijauhi oleh pengunjung, sehingga menjadikan mereka asri dan asli kembali. Tentu saja tampak tidak terawat, namanya juga jarang dikunjungi wisatawan. Namun masih menyenangkan dan nyaman, ya, karena bebas berswafoto dan berkecipak dengan air. Suai!

Beberapa jam kami berada di lokasi Air Terjun Palano, menikmati keindahan alam dan suara-suara yang dihasilkannya. Sambil menyuap nasi bungkus bersambalkan rendang ayam, air terjun menderas, menyaingi suara simpai dan burung-burung di hutan. Tapi tidak sanggup menyaingi kunyah tulang ayam di mulut.

Air Terjun Palano (Poto: Giga Saputra)

Di sisi lain, tempat ini benar-benar pernah digadang-gadang akan dikembangkan semaksimal mungkin: anggrek, wisata adrenalin, dan lainnya. Kita doakan niat baik yang gadang ini dapat terwujud. Ya, terwujud setelah situasi mulai kondusif kembali untuk keramaian. Tentu lain waktu kami juga berencana akan ke sana lagi, melihat lokasi lain yang ada di sana. Mantap!

  • About
  • Latest Posts
Arif P. Putra
ikuti saya
Arif P. Putra
Penulis at Media
Pengelola & penulis di kanal Marewai, menulis Rubrik Pelesiran dan Budaya. Kami juga melakukan riset independen seputar kearifan lokal di Minangkabau, terutama Pesisir Selatan. Selain mengisi kolom di Marewai.com, saya juga menulis puisi dan cerpen dibeberapa media daring dan cetak di Indonesia. Karya-karya saya sering menggabungkan kepekaan terhadap detail kehidupan sehari-hari dengan kedalaman emosional yang membuat pembaca terhubung dengan karakter dan cerita yang diciptakan. Saya juga menulis di rubrik Pelesiran website www.marewai.com
blog;pemikiranlokal.blogspot.com,
Arif P. Putra
ikuti saya
Latest posts by Arif P. Putra (see all)
  • Cakap Film – Coolie: Bapak-bapak Berbahaya Kita Kembali, Rajinikanth. - 20 September 2025
  • Cakap Film – A Star Is F*king Born: Potret Dua Sisi dan Pengingat Zaman, Memorable atau Fenomena Belaka - 23 Agustus 2025
  • Taklimat Peluncuran Pekan Nan Tumpah 2025: Seni Murni, Seni Terapan, Seni Terserah, Kalau Kamu Paham Semua Ini, Mungkin Kamu Salah Paham - 20 Agustus 2025
Tags: BudayaPelesiranPunago RimbunSastra

Related Posts

Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua

Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua

Oleh Redaksi Marewai
27 Juni 2025

sastrawan dan penikmat perjalanan, tinggal di Yogyakarta TAK sebagaimana umumnya pantai di Indonesia dengan rayuan pohon kelapa atau nyiur...

Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah

Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah

Oleh Arif P. Putra
27 Juni 2025

Sebuah telur berukuran raksasa dengan diameter 80 cm yang ditemukan saat zaman kerajaan Minangkabau yang diperkirakan berusia ratusan tahun...

Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura

Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura

Oleh Arif P. Putra
3 April 2025

Ada banyak tabir yang belum tersingkap dari masa lampau. Sejarah-sejarah ditulis kadang tak melulu dengan data yang konkrit, sebagian...

Balimau: Tradisi Entah, Kewajiban Agama Bukan, Sebuah Pemakluman atau Kebiasaan Semata

Balimau: Tradisi Entah, Kewajiban Agama Bukan, Sebuah Pemakluman atau Kebiasaan Semata

Oleh Arif P. Putra
28 Februari 2025

Bagi masyarakat Minangkabau tradisi balimau sudah tidak asing lagi. Tradisi yang dilakukan sehari sebelum masuk bulan suci ramadan ini...

Next Post

Puisi-puisi Giffari Arief | Memasak Bola Lampu

Cerpen Anton Sucipto, SP. | Senandung Senja

Cerpen Anton Sucipto, SP. | Senandung Senja

Discussion about this post

Redaksi Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Ruang-ruang

  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito

Ikuti kami

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In