Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Pelesiran

Teluk Tempurung: Keindahan Pulau Kecil di Tepian Pantai

Arif P. Putra Oleh Arif P. Putra
2 Oktober 2020
in Pelesiran
3.8k 39
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Marewai.com Masa Pandemi dan PSBB telah banyak merubah cara hidup juga aktivitas luar rumah seperti biasanya, ditambah lagi dengan adanya aturan kebiasaan baru. Betapa sulitnya menerapkan hal demikian dikehidupan masyarakat daerah, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa bepergian, terlebih ketika akhir pekan tiba.

Mensiasati kebiasaan tersebut, tentu masyarakat harus berpikir dua kali untuk melakukan perjalanan, yang biasa melakukan akhir pekan keluar kabupaten atau propinsi, mungkin kali ini memilih alternatif dalam daerah saja. Masyarakat Pesisir Selatan tentunya tidak akan pusing kalau harus memikirkan berakhir pekan di mana, mereka tinggal memilih yang cocok buat kebutuhan saja. Pesisir Selatan memiliki banyak tempat wisata maupun rekreasi, apalagi hanya sekedar mengisi waktu luang untuk bersantai, baik dengan keluarga atau teman.

Kali ini kami rekomendasikan sebuah tempat yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Pesisir Selatan, terlebih untuk mereka yang kelahiran 80-90an. Sebuah pulau kecil yang berada di tepian pantai Muaro Batang Kapas, tempat ini bisa dilalui dengan berjalan kaki. Disarankan bila ke sana diwaktu pasang surut. Meski tidak jauh dari tepian pantai Muaro, apabila pasang naik, antara pulau dan tepian pantai akan dipisahkan air laut, sehingga harus berenang ketika menyeberang. Nama tempatnya ialah Teluk Tempurung, berada di Muaro Batang Kapas. Dari Kota Padang jarak tempuhnya sekitar 2 jam lebih kurang, sesudah pasar Batang Kapas, sekitar 5 menit ada simpang sebelah kanan. Nah, dari simpang tersebut menuju Teluk Tempurung menghabiskan waktu sekitar 15 menit. Kalau dari Tapan, kalian bisa melihat pulau ini dari puncak Taratak ataupun Pantai Tan Sridano.

Di Muaro tersebut saat ini juga ada tempat wisata lain yang bernama Pantai SUTA (Sungai Tawa). Bagi masyarakat Pesisir Selatan mungkin tidak asing juga dengan tempat ini, sebenarnya sudah sejak lama ada, tapi karena pasang surutnya minat masyarakat, tempat ini lama tidak beroperasi sebagai tempat wisata. Kalian bisa mendapatkan dua wisata sekaligus, berakhir pekan dengan mendatangi satu daerah. Pantai SUTA juga menyediakan rakik bambu, bisa menampung sekitar 10-20 orang penumpang untuk sekedar menikmati suasana muara, lengkap dengan pemandangan hamparan hutan nipah yang memagari iliran air dari hulu menuju muara pantai. Untuk menikmati destinasi yang ada di tempat ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek mahal, cukup Rp.5 ribu saja sudah bisa berkeliling dengan rakik bambu.

Mari kita kembali lagi pada keindahan tersembunyi di Teluk Tempurung. Tempat ini juga di kelilingi karang-karang besar, pasir putih dan ombak yang tenang. Biasanya juga digunakan masyarakat setempat sebagai spot mancing. Dahulunya tempat ini bisa diakses melalui jalan dari kampung Sungai Pampan (kalau dari selatan sesudah Taluak), namun saat ini sudah tidak bisa lagi karena akses jalan sudah ditutup. Teluk Tempurung pernah menjadi tempat favorit sebagai kunjungan masyarakat di hari-hari besar atau hari biasa. Pengunjung juga bisa bersantai di bagian dalam pualu kecil itu, ditumbuhi pohon kelapa dan rerimbun pohon lainnya, belum lagi kesiur yang dibawa dari bebukitan karena -hampir sepanjang jalan Pesisir Selatan berhadap-hadapan antara bukit dan laut.  Yah, akan menyenangkan kalau ke sana dengan bekal makanan.

Tempat-tempat indah yang dihasilkan alam memang tidak akan ada habis, orang-orang kreatif selalu memunculkan ide-ide keren dan patut diacungi jempol. Tapi semua itu tidak akan terealisasi kurun waktu lama bila perkembangan jaman tidak sampai kepada lapisan paling bawah, tentu peran pemerintah setempat juga perlu, sebagai penghubung pengetahuan mereka soal bagaimana cara mengelolah tempat wisata, supaya tidak “mati-mati hidup”. Beberapa tempat wisata yang berpotensi akhirnya wafat lantaran ketidaktahuan masyarakat sebagai pengelolah dalam melayani dan menjaganya. Sudah tidak rahasia umum lagi, bala yang membuat suatu tempat menjadi jarang dikunjungi ada dua hal mencolok; pasangan gila asmara dan preman kampung. Bila dua hal itu bisa dikondisikan oleh pengelolah yang notabennya adalah masyarakat setempat, pasti banyak destinasi wisata yang tak harus wafat muda. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan, Teluk Tempurung masih patut menjadi rekomendasi berakhir pekan. Silakan yang ingin berakhir pekan, kalian tinggal memilih mau singgah di mana, Pantai SUTA atau langsung ke Teluk Tempurung. Tapi jangan lupa paragraf pertama kita dalam tulisan ini, bahwa tahun ini tidak sama dengan tahun sebelumnya. Tetap sehat dan berbahagia saat bepergian.

 

“Kito Marewai”

  • About
  • Latest Posts
Arif P. Putra
ikuti saya
Arif P. Putra
Penulis at Media
Saya adalah pengelola & penulis di kanal Marewai, menulis Rubrik Pelesiran dan Budaya. Kami juga melakukan riset independen seputar kearifan lokal di Minangkabau, terutama Pesisir Selatan. Selain mengisi kolom di Marewai.com, saya juga menulis puisi dan cerpen dibeberapa media daring dan cetak di Indonesia. Tulisan-tulisan saya berisi tema dan ide yang berangkat dari kearifan lokal ataupun cerita-cerita berkaitan dengan masyarakat tradisional. 
Arif P. Putra
ikuti saya
Latest posts by Arif P. Putra (see all)
  • Pelesiran: Mitologi Dewa Babi dan Keberhasilan Masyarakat Tradisional | Arif Purnama Putra - 20 September 2023
  • Pelesiran: Mitologi Anjing Dewa dan Masa Silam yang Nyaris Hilang di Gunung Pangilun | Arif Purnama Putra - 1 September 2023
  • SELAMI OBSESI DAN KEGELISAHAN: CROUD RILIS DEMO MMXXIII Berisi “HUN’S ADDICTION // SOMEHOW (EVENTUALLY)” - 1 Mei 2023

Related Posts

Pelesiran: Mitologi Anjing Dewa dan Masa Silam yang Nyaris Hilang di Gunung Pangilun | Arif Purnama Putra

Pelesiran: Mitologi Anjing Dewa dan Masa Silam yang Nyaris Hilang di Gunung Pangilun | Arif Purnama Putra

Oleh Arif P. Putra
1 September 2023

Gambar: jenis terkam (teril kampung-peranakan teril dan anjing Gunung Pangilun) Gunung Pangilun merupakan salah satu kelurahan Gunung Pangilun di...

Pelesiran: Ke Bengkulu, Menjemput Rindu… | Raudal Tanjung Banua

Pelesiran: Ke Bengkulu, Menjemput Rindu… | Raudal Tanjung Banua

Oleh Redaksi Marewai
12 Januari 2022

Presiden di BangkahuluKini berenang dalam lautKita hentikan di sini duluKisah yang lain kita sebut BENGKULU atau Bangkahulu, memang punya...

Pelesiran: Ampiang Parak dalam Bayang-bayang Kejayaan Masa Lampau Sebagai Ibukota Bandar Sepuluh | Arif P. Putra

Pelesiran: Ampiang Parak dalam Bayang-bayang Kejayaan Masa Lampau Sebagai Ibukota Bandar Sepuluh | Arif P. Putra

Oleh Arif P. Putra
4 Januari 2022

Ampiang Parak dalam tutur masyarakat setempat berasal dari sejarah datangnya seorang raja dari daerah darek, kemudian sampai ke nagari...

Cerita Bukik Bulek, Bekas Menara Bumi Tempat Bertambatnya Bahtera Nuh

Cerita Bukik Bulek, Bekas Menara Bumi Tempat Bertambatnya Bahtera Nuh

Oleh Redaksi Marewai
16 Desember 2021

Kapalo Banda atau yang juga disebut sebagai Wakanda (Wisata Alam Kapalo Banda) adalah salah satu destinasi pariwisata paling digemari...

Next Post
Marewai.com

Tukang Tafsir Hari Pemukat | Cerpen: Arif P. Putra

Budaya: Sejarah Singkat Marapulai Basuntiang di Inderapura, Pesisir Selatan.

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In