Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Budaya

Sumua Ayek: Karomah yang Tak Pernah Kering, Nagari Pelangai Kaciek Kec. Ranah Pesisir, Pesisir Selatan

Arif P. Putra Oleh Arif P. Putra
4 Januari 2021
in Budaya
3.4k 256
0
BagikanBagikanBagikanBagikan
Poto: Marewai.com

Fenomena alam memang tidak ada yang tau kebenarannya, baik yang sudah terbentuk sejak lama maupun baru-baru ini. Fenomena tersebut bukanlah hisapan jempol belaka, lebih dari itu sudah banyak yang membuktikan keberadaannya benar-benar nyata, walau tak semuanya dapat dibuktikan secara kasat mata. Sama halnya dibeberapa lokasi yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, daerah yang memiliki motto Kerjaku Membangun Pesisir Selatan ini memang tak bisa dilepaskan dari cerita-cerita magisnya, mulai dari tempat-tempat yang dikeramatkan maupun masyarakatnya.

Salah satu tempat keramat yang sampai saat ini masih dikunjungi masyarakat adalah Sumua Ayek, Tanah Liek, Nagari Pelangai Kaciak Kec. Ranah Pesisir, Kab. Pesisir Selatan. Lokasi ini berada sekitar 30 menit dari ibu kota Ranah Pesisir, Balai Selasa. Akses ke sana masuk dari Simpang Lubuk Cubadak, kemudian beberapa meter belok kiri melalui jembatan gantung, setelah itu belok kiri lagi. Tidak jauh dari jembatan, pengunjung sudah bisa melihat penanda bahwa sudah berada di kawasan Sumua Ayek. Sumua Ayek sendiri berada di tepi sawah, bagian bibir bukit. Umumnya masyarakat Ranah Pesisir sudah tidak asing lagi dengan lokasi satu ini, karena cerita-cerita dan khasiat dari air Samua Ayek. Untuk akses lebih mudah, pengunjung bisa lewat Pasar Lama, belok kiri dari tugu Mungkui, namun akses jalan hanya kerikil. Kalau dari sini, jalan lurus saja.

Tidak ada yang tau Sumua Ayek tersebut ada sejak tahun berapa. Sumur yang bersebelahan dengan taman Desa Wisma Sumua Ayek ini juga menghadirkan pemandangan hamparan luas persawahan, ditambah udara yang sejuk membuat tempat ini cocok sekali menjadi tempat menenangkan pikiran sejenak. Tak heran bila lokasi ini jadi desa wisma. Masyarakat juga mengakui khasiat air yang dihasilkan Sumua Ayek untuk pengobatan, sudah banyak orang-orang membuktikan karomahnya, bukan hanya masyarakat setempat saja. Tapi juga diakui masyarakat dari luar yang sering berkunjung ke Sumua Ayek untuk berdoa kesembuhan. Sumua Ayek bukanlah untuk disembah, melainkan hanya sebuah perantara, semuanya kembali kepada niat masing-masing.

Selain itu, biasanya lokasi Sumua Ayek akan ramai pengunjung disaat hari-hari tertentu, seperti balimau (sehari sebelum puasa ramadan masuk) atau tanggal-tanggal penting lainnya. Meski tidak selalu ramai pengunjung dari luar daerah, sampai saat ini masyarakat setempat masih mengambil air dari Sumua Ayek untuk dikonsumsi. Jam-jam warga datang mengambil air biasanya antara pagi dan sore, selain itu sumur ini juga digunakan warga sebagai tempat singgah sepulang dari ladang atau sawah.

Untuk beristirahat, di lokasi Sumua Ayek juga ada disediakan tempat semacam pendopo, dimana siapapun diperbolehkan untuk beristirahat di sana atau makan. Sumur ini hampir tidak pernah mengalami kekeringan sekalipun, meski pada musim kemarau sekalipun. Itu salah satu menjadi penyebab masyarakat memercayai Sumua Ayek mempunyai karomah, dapat membantu orang banyak saat musim kemarau tiba. Tempat ini sangat terkenal medio 90an.

Fenomena seperti ini telah terjadi sejak lama dikalangan masyarakat tradisional, bahwa kepercayaan mereka kepada alam masih sangat kental. Tapi bukan semata-mata memercayai hal tersebut lalu menjadikan mereka fanatik/yakin, kemudian mengidahkan kepercayaan agama mereka. Lokasi Sumua Ayek hanyalah sebuah tempat yang dikeramatkan, memiliki karomah kepada mereka yang datang dengan niat baik menggunakan air tersebut sebagai wudhu salat mereka menghadap Tuhan. Karomah itulah yang diterima manusia.

Tentu saja banyak kejadian lain di tempat ini, menurut masyarakat setempat juga pernah beberapa kali terjadi hal-hal janggal, seperti orang seseorang berbaju putih memakai sorban seperti kiyai. Beberapa larangan; tidak boleh takabul, bicara kasar atau menyimpan niat buruk. Bukan hanya di lokasi ini saja, seharusnya pengunjung membuang niat-niat buruk itu di manapun mereka berkunjung. Terlebih lagi menjaga kebersihan tempat yang dikunjungi, karena salah satu kebobrokan pengunjung ke tempat-tempat kunjungan/wisata adalah buang sampah sembarangan.

Sumua Ayek adalah sebuah fenomena alam, salah satu sumber air yang diberikan alam kepada manusia. Sumur seperti ini juga ada di Sialang, Rawang Gunung Malelo, Sutera, Kab. Pesisir Selatan. Juga berada di bagian bibir bukit dan berhadapan langsung dengan hamparan sawah. Rasa airnya pun hampir sama; dingin dan ada manisnya. Lain waktu akan penulis tuliskan. Mantap!

  • About
  • Latest Posts
Arif P. Putra
ikuti saya
Arif P. Putra
Penulis at Media
Saya adalah pengelola & penulis di kanal Marewai, menulis Rubrik Pelesiran dan Budaya. Kami juga melakukan riset independen seputar kearifan lokal di Minangkabau, terutama Pesisir Selatan. Selain mengisi kolom di Marewai.com, saya juga menulis puisi dan cerpen dibeberapa media daring dan cetak di Indonesia. Tulisan-tulisan saya berisi tema dan ide yang berangkat dari kearifan lokal ataupun cerita-cerita berkaitan dengan masyarakat tradisional. 
Arif P. Putra
ikuti saya
Latest posts by Arif P. Putra (see all)
  • Pelesiran: Mitologi Dewa Babi dan Keberhasilan Masyarakat Tradisional | Arif Purnama Putra - 20 September 2023
  • Pelesiran: Mitologi Anjing Dewa dan Masa Silam yang Nyaris Hilang di Gunung Pangilun | Arif Purnama Putra - 1 September 2023
  • SELAMI OBSESI DAN KEGELISAHAN: CROUD RILIS DEMO MMXXIII Berisi “HUN’S ADDICTION // SOMEHOW (EVENTUALLY)” - 1 Mei 2023
Tags: BudayaCaritoSastra

Related Posts

Pelesiran: Mitologi Dewa Babi dan Keberhasilan Masyarakat Tradisional | Arif Purnama Putra

Oleh Arif P. Putra
20 September 2023

Negara Indonesia dengan banyak upaya konyolnya menjadikan kebudayaan sebagai sektor wisata, kerap lupa bahwa ia adalah salah satu negara...

Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini”

Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini”

Oleh Redaksi Marewai
18 September 2023

Padang, Marewai - Senin, 18 September 2023 digelarnya Forum Diskusi pelatihan sastra anak di tanah ombak merupakan salah satu...

Cerpen Gilang Kurniadi | Mengusut Tuntas dan Bergerilya

Cerpen Gilang Kurniadi | Mengusut Tuntas dan Bergerilya

Oleh Redaksi Marewai
23 Mei 2023

Langkahnya tertatih tangisnya semakin lirih ketika mentari berdiri kokoh tepat menghujani ubun-ubunnya. Huwaida melangkah pelan menuju gubuk persembunyiannya di...

SELAMI OBSESI DAN KEGELISAHAN: CROUD RILIS DEMO MMXXIII Berisi “HUN’S ADDICTION // SOMEHOW (EVENTUALLY)”

SELAMI OBSESI DAN KEGELISAHAN: CROUD RILIS DEMO MMXXIII Berisi “HUN’S ADDICTION // SOMEHOW (EVENTUALLY)”

Oleh Arif P. Putra
1 Mei 2023

SURABAYA, CROUD - Tahun 2021 telah Croud warnai dengan merilis debut single bertajuk “Soramai”. Animo tinggi atas single pertamanya...

Next Post
Pinang: Tumbuhan Paling Konsisten dan Perawatan yang Mudah

Pinang: Tumbuhan Paling Konsisten dan Perawatan yang Mudah

Turut Berduka: Penulis Naskah Randai Kebanggaan ISI Mangkat

Turut Berduka: Penulis Naskah Randai Kebanggaan ISI Mangkat

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In