Padangpanjang, Marewai– Suasana duka menyelimuti kampus ISI Padang Panjang. Keluarga besar perguruan tinggi seni tersebut kehilangan sosok dosen yang dikenal sangat pengayom. Zulkifli, dosen senior yang akrab disapa Pak Sun atau Ayah Sun meninggal dunia pada Senin (4/1). Kabar ini dibenarkan rektor ISI Padang Panjang Prof Novesar Jamarun. “Pak Sun meninggal dunia sekitar pukul 12.00 siang. Beliau sedang dalam masa perawatan di RSUD M Djamil Padang karena keluhan jantung,” terang rektor.
Jenazah disemayamkan di rumah almarhum hari itu juga. Suami Dr Erlinda ini kemudian diangkut ke peristirahatan terakhir di Bungo Tanjuang Kabupaten Tanah Datar. Kabar ini cepat menyebar ke seluruh dosen, pegawai dan mahasiswa serta alumni. kenangan bersama Pak Sun yang juga ketua alumni ISI Padang Panjang kemudian bermunculan di akun media sosial yang dikelola civitas akademika kampus biru.
Saat melepas jenazah usai dishalatkan di masjid ISI Padang Panjang, rektor berusaha menahan tangis. “Beliau adalah sosok sahabat, kakak, mamak dan guru kita yang teladan. Beliau suka bercanda sehingga kita tersenyum. Kenangan bersamanya takkan pernah terlupakan,” kata rektor yang belakangan sibuk berkolaborasi dengan almarhum dalam pembuatan film Malin nan Kondang. Rektor berharap, kepergian almarhum dapat dilepas dengan ikhlas oleh sanak family. “Semuanya kita telah kehilangan. Tapi maut adalah sesuatu yang tak dapat kita cegah. Allah lah yang punya kuasa atas itu,” sebutnya.
USai shalat jenazah yang dihadiri civitas akademika dan warga setempat, jenazah diiringi pemberangkatannya oleh para pelayat. Penyelenggaraan berjalan lancar dan dihadiri ratusan orang.
Zulkifli adalah sosok utama pelestari randai. Naskah-naskah randainya telah pernah dipentaskan di dalam dan luar negeri. Randai Sirabuang Ameh sebagai karya pamungkasnya bahkan mendapat apresiasi luar biasa di Malaysia. Karya ini ia dedikasikan untuk dunia seni randai, khususnya terkait pelibatan kaum perempuan di dalamnya.
Sebagai aktor, Zulkifli juga sudah terlibat dalam berbagai pertunjukan teater serta film. Ia juga pernah terlibat dalam album saluang Isak Tangih Dihoyak Gampo bersama maestro Sawir St Mudo. Pendendang yang juga alumni ISI Padang Panjang Rina Oktavia mengatakan, Zulkifli adalah sosok yang sangat penyabar. “Beliau suka memotivasi yang muda untuk maju dalam berkarya. Tidak sedikitpun beliau pelit dalam berbagi ilmu. Asal bertemu pasti ada saja nasihat yang beliau titipkan pada saya dan rekan-rekan,” kenangnya.
Kini sastrawan yang melahirkan berbagai karya berbahasa Minang itu telah pergi. Sumatera Barat berduka. Pesannya yang patut dikenang adalah bahwa kesenian tradisi harus selalu dilestarikan karena di dalamnya sangat banyak nilai-nilai moral yang berguna bagi manusia dan kemanusiaan. M. Fadhli
- Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
- Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
- Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Discussion about this post