Pariaman, Marewai— Bayangan orang tentang kehidupan di laut yang dilakoni para nelayan seringkali mengesankan perjuangan yang keras dan hari-hari yang penuh bahaya. Memang hidup di laut tentu saja keras. Setiap hari bersabung nyawa agar keluarga ternafkahi, adalah hal yang membiasa bagi para nelayan, termasuk yang sehari-hari melaut di perairan Piaman.
Tapi di balik hidup mereka yang keras, para nelayan Piaman juga suka bercanda. Hal ini menjadi salah satu keunikan yang membuat para pecandu memancing betah menggunakan armada nelayan Katapiang, Nareh, hingga Tiku untuk menuju spot-spot favorit mereka. Selain berkeahlian dalam membaca laut, para nelayan juga pandai mencairkan situasi bersama klub-klub yang menyewa armada mereka lewat candaan-candaannya.
Siapa sangka kalau dari candaan itu, ternyata ada nama-nama yang secara serius terpatri hingga kini untuk menandai spot kawasan terumbu karang hingga jenis ikan. Adalah sebuah spot yang jaraknya sekitar 4 jam perjalanan dari bibir pantai Pariaman dinamai dengan nama seorang artis terkenal; Raisya. Awalnya penulis tidak yakin kalau itu nama yang serius. Ketika berangkat dengan tim angler Kito Fishing Club, nama itu terus dibicarakan karena beberapa waktu sebelumnya mereka memang pernah ke sana dan mendapat hasil yang luar biasa banyak. Sebagai anggota baru, saya tentu masih awam dengan nama-nama spot. “Serius, namanya karang Raisya atau gabua raisya atau spot Raisya,” terang Dr. Taufik Hidayat, salah seorang anggota klub yang terkenal gigih memancing.
Hal itu dibenarkan oleh Kapten kapal yang kami tumpangi awal Januari lalu, Pak Sidi. “Ya namanya karang Raisya. Saya tidak tau pasti juga sejarah nama itu. Tapi itu memang nama yang berbeda dengan nama spot karang lainnya. Biasanya ditandai dengan angka seperti gabua duo atau gabua tigo. Ada juga yang dinamai sesuai bentuk seperti gabua durian atau gabua ketek,” sebutnya.
Selain spot, nama unik juga disematkan untuk ikan. Adalah ikan sejenis kakap kecil berwarna coklat tua disebut dengan ikan Khairul. Nama orang menjadi nama ikan? Benar, ini pertama kalinya nama ikan seperti itu pernah penulis dengar. Konon, menurit Pak muis, salah seorang angler Senior di Kito Fishing Club nama itu awalnya hanya guyonan terhadap seorang nelayan di Padang yang kulitnya hitam kelat dan matanya besar. Tapi lama-lama malah jadi terkenal dan melekat pada si ikan.
Selain nama-nama, umpan yang digunakan juga dapat dilihat sebagai sisi keunikan dalam kehidupan nelayan Piaman. Dulunya orang berfikir untuk dapat ikan besar, umpannya juga harus besar. Nyatanya, saat ini umpan yang paling populer di kalangan nelayan Piaman justru berlawanan dengan mitos itu. Sekarang ikan besar justru dipancing dengan umpan kecil. Dan lebih unik lagi, umpan yang digunakan nyaris tak terbayangkan sebagai umpan sebelumnya. “Sekarang kami suka menggunakan pentin (karet pada lobang angin ban sepeda atau motor) sebagai umpanl. Itu mangkus untuk Gabua (Giant Travelly)” kata Pak Sidi. Wow! Ikan monster sekelas Gabua yang legendaris itu umpannya justru Cuma pentin sepeda yang harganya seribu dapat lima.
Itu hanya sekelumit dari keunikan kehidupan dilaut yang dilalui dari hari ke hari oleh para nelayan Piaman. Cukup menghibur bagi para angler. Ditengah laut yang serba misterius dan asing, candaan nelayan adalah obat yang membuat fikiran tetap cair dan hoby memancing tetap menyenangkan. —Ajo Wayoik
Discussion about this post