
Pesisir Selatan, Marewai– Bangunan-bangunan tua yang tertinggal merupakan saksi sejarah yang tak bisa dilupakan secara ingatan, apalagi untuk mereka yang pernah mengabdi atau memakai bangunan tersebut. Tentu banyak hal yang pernah mereka jalani di sana, baik sebagai pekerja ataupun sebagai masyarakat sekitar. Salah satu bangunan tua yang masih berdiri itu adalah Rice Miling Unit II Padang Laban, Kec. Ranah Pesisir, Kab. Pesisir Selatan. Rice Miling Unit adalah jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses. Produksinya pun sudah skala besar dan pengelola tempat tersebut sudah berbentuk Perusahaan/PT. Selain itu, penggilingan padi ini adalah fasilitas pengolahan makanan dimana padi diolah menjadi beras untuk dijual di pasar. Seluruh produk diperoleh dari sawah, digiling dan diproses secara higienis dengan mesin modern dan lingkungan bebas debu dan dibersihkan melalui mesin sortir.
Bila anda pernah melintas di jalan raya Padang – Kerinci lewat jalan Pesisir Selatan, anda akan melihat sebuah bangunan tua di tepi jalan (sebelah kanan dari Padang), kalau dari Painan sekitar 2 jam perjalanan sedangkan dari perbatasan Kec. Lengayang dan Ranah Pesisir hanya memakan waktu sekitar 5-10 menit. Bangunan tua itu masih berdiri di lahan yang luas, deretan bangunannya masih memakai arsitektur lama, tampak begitu tak terurus. Susunan bangunan memanjang dengan atap yang kusam, besi-besi penyangga dipenuhi karat, belum lagi warna bangunan tidak lagi tampak; pudar dan tanggal. Walau pagar di sekitar area masih utuh dibaluti semak, tapi tempat ini tidak operasi lagi sebagai lokasi penggilingan padi.
Bangunan ini adalah bekas perusahaan penggilingan padi yang besar pada masanya, bernama Rice Milling Unit Pesisir Selatan. Perusahaan tersebut pernah berjaya dulunya, bahkan sukses sebagai sentral penggilingan padi, mampu mengolah padi hingga puluhan ton perhari.Pada era 80-an Rice Miling adalah sebuah perusahaan yang mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat Ranah Pesisir (Balai Selasa) dan sekitarnya. Tak jarang pula menjadikan tempat ini salah satu tujuan saudagar beras dari luar kota untuk melakukan transaksi jual beli.
Masyarakat sekitar mengakui peran penting perusahaan ini pada zamannya, menghidupkan perekonomian warga setempat dengan merekrutnya sebagai pekerja. Gajinya pun lumayan besar kala itu, sehingga banyak anak muda memilih bekerja di sana ketimbang merantau atau sekolah keluar kota. Perusahaan Rice Miling ini dulu dikelola dibawah bendera Tani Makmur anak perusahaan daerah. Dilihat dari besar bangunan yang masih ada saat ini, menjadikan bukti nyata bahwa perusahaan tersebut benar-benar pernah berjaya sebagai sentral penggilingan gabah menjadi beras, ditambahkan lagi dengan pengakuan masyarakat yang pernah bekerja di sana. Mengakui bahwa mereka pernah merasakan bekerja di perusahaan daerah dengan gaji yang besar.
Poto: Marewai Poto: Marewai
Sekarang kejayaan itu benar-benar hanya tinggal sejarah, bangunan yang dulunya tempat perputaran roda ekonomi warga baik sebagai pekerja maupun sebagai petani, dan harapan masyarakat tinggal cerita saja. Bangunan besar itu menatap menghadap jalan lintas, menantang berpuluh terik matahari tanpa ada penghuninya.
Ada beberapa kemungkinan penyebab PT ini tak lagi beroperasi, secara umum sesuai dengan kondisi di lapangan, penggilingan padi yang menggunakan mesin rice milling unit (RMU) pada dasarnya hanya memiliki kapasitas kecil dan merupakan sebuah usaha jasa murni yang cuma menerima gabah dari petani tanpa adanya kerjasama dengan tengkulak atau pedagang beras. Adapun saingannya penggilingan besar biasanya menggunakan fasilitas rice milling plant (RMP) yang memiliki kapasitas giling besar dan menjalin kerjasama dengan tengkulak atau pedagang beras dalam menjalankan usahanya. Meski tidak menutup kemungkinan, penggilingan padi kecil menggunakan RMP berkapasitas kecil dengan jumlah mesin terbatas pada satu atau dua set. Hal ini dapat terjadi karena perkembangan teknologi penggilingan padi telah memungkinkan membuat RMU dengan kapasitas yang relatif besar dan bentuk tetap kompak. Sebuah kemungkinan terjadinya persaingan sesama pemberi jasa penggilingan padi adalah hal tersebut, disamping sudah adanya usaha yang langsung bekerjasama dengan pedagang beras atau pemerintah setempat. Arif P. Putra
- Devara Bagian 1: Plot Twist Seorang Penjaga Laut Merah - 11 Februari 2025
- The Return: Odysseus Penelope dan Sengkarut Kesepian Ratu Kerajaan - 4 Februari 2025
- Rifle Club: “Semua Orang Butuh Makan, Tapi Tidak Semua Orang Mau Berburu” - 27 Januari 2025
Discussion about this post