Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Resensi

Resensi: Membantu Generasi Muda Menemukan Jati Dirinya Oleh Sam Edy Yuswanto

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
22 Juni 2021
in Resensi
3.6k 111
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Judul Buku : Siapa Aku? Bagaimana Aku?
Penulis : Nidhom Khoeron
Penerbit : Semesta Hikmah
Cetakan : I, 2019
Tebal : viii + 200 halaman
ISBN : 978-623-7076-10-0

Setiap orang penting untuk mengetahui jati dirinya sendiri. Jati diri yang dimaksud di sini bukan hanya sekadar mengetahui nama, garis keturunan, atau pun status sosial keluarga masing-masing. Namun, jati diri yang dimaksudkan di sini adalah berusaha mengenali kepribadian dan potensi diri. Lalu mengembangkan segala potensi tersebut untuk meraih sukses.

Manusia yang baik adalah yang mampu mengetahui atau memahami dirinya sendiri. Dengan mengenali segala apa yang ada di dalam dirinya, itu artinya ia sudah menemukan jati dirinya. Jati diri itu diibaratkan seperti identitas seseorang. Apabila ia belum tahu tentang dirinya, maka sudah dipastikan ia belum memunyai identitasnya sebagai manusia (halaman 2-3).

Buku ini menguraikan sederet langkah mengenali jati diri dan menemukan berbagai potensi yang dapat dikembangkan untuk meraih sukses. Langkah pertama adalah berusaha mengenali diri sendiri. Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengenali diri sendiri. Misalnya, bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang disukainya dan apa yang menjadi cita-cita terbesar dalam hidupnya, untuk kemudian berusaha mewujudkannya dengan semangat pantang menyerah.

Langkah kedua, memahami bahwa setiap orang berbeda. Artinya, setiap orang memiliki potensi, cita-cita, dan pandangan hidup yang berbeda. Maka, saling menghormati perbedaan adalah hal yang mestinya dilakukan oleh setiap orang. Kebahagiaan sejati bisa diperoleh jika setiap orang mampu menerima setiap perbedaan yang ada di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Termasuk di sini tidak saling membicarakan kekurangan satu sama lain, dan mau berdamai dengan perbedaan yang bisa muncul sewaktu-waktu (halaman 9).

Langkah ketiga, menentukan tujuan hidup. Setiap orang tentu memiliki tujuan hidup agar terarah dalam menjalani kehidupan ini. Orang yang tak memunyai tujuan hidup ibarat sedang berlayar tanpa tahu tempat yang akan dituju. Orang yang tak memiliki tujuan hidup maka kehidupannya terasa monoton, cenderung berleha-leha, tak mau bekerja keras, cuek dan tidak peka dengan kondisi lingkungannya, bahkan tak peduli dengan kebahagiaannya sendiri.

Sangat jauh berbeda dengan orang yang memiliki tujuan hidup. Bisa dilihat dari caranya bersikap, seperti halnya pekerja keras, peduli terhadap sesuatu, selalu berusaha memberikan yang terbaik, dan usahanya total demi bisa meriah apa yang menjadi cita-citanya. Orang-orang yang memiliki tujuan hidup raut wajahnya akan terlihat lebih ceria, semangat, dan bahagia dalam menjalani hari-harinya (halaman 17).

Langkah keempat, berusah mengeluarkan setiap keahlian yang ada dalam dirinya. Setiap orang tentu memiliki bakat dan keahlian masing-masing. Bohong besar bila ada orang yang mengaku tak memiliki keahlian. Yang ada, ia hanya malas menggali keahlian dan kelebihan dalam dirinya.

Ironinya, ada sebagian orang yang belum dan tak menyadari dengan kelebihannya sendiri. Sebagian yang lain merasa kebingungan dengan kelebihan yang dimilikinya. Mereka pikir bahwa kelebihan itu hanya dimiliki oleh orang-orang berpendidikan tinggi, dan menganggap orang-orang yang tidak bersekolah tak memiliki kelebihan apa-apa. Anggapan semacam ini tentu salah kaprah dan harus diluruskan. Karena setiap orang diciptakan Tuhan sama; sama-sama memiliki potensi yang bisa diwujudkan dengan kerja keras pantang mneyerah. Setinggi apa pun pendidikan seseorang bila tanpa disertai semangat pantang menyerah dalam menggapai apa yang dicita-citakan, tentu hidupnya akan jauh dari kesuksesan dan kebahagiaan (halaman 24).

Langkah selanjutnya adalah berusaha melakukan kegiatan yang disukai. Kegiatan yang disukai di sini kelak dapat menjadi sebuah profesi yang menyenangkan. Tentu setiap orang ingin ketika melakukan pekerjaan itu sesuai dengan hobi atau kemampuan yang dimilikinya. Jadi, cintailah suatu pekerjaan dan berusaha total dalam menjalaninya agar kelak membuahkan hasil yang menjanjikan.

Masih banyak langkah-langkah yang dipaparkan penulis dalam buku ini yang dapat membantu generasi muda menemukan jati dirinya. Antara lain, jangan mudah menyerah dan merasa takut dengan kegagalan, jangan menjadi pribadi pembenci, memiliih sosok idola atau panutan yang baik, bersabar dan tak perlu membalas saat ada orang yang tak menyukai dan gemar mencemooh, mencari teman-teman yang baik, dan mengambil hikmah dari setiap kesalahan.


*Peresensi: Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen.


  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
  • Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Tags: BudayaCerpenPelesiranpuisiPunago RimbunResensiSastra

Related Posts

RESENSI: ROMANTIKA KELUARGA BAHAGIA ALA TOLSTOY | Agung Nur Ikhsan

RESENSI: ROMANTIKA KELUARGA BAHAGIA ALA TOLSTOY | Agung Nur Ikhsan

Oleh Redaksi Marewai
25 Maret 2022

Judul Buku: Keluarga BahagiaPenulis: Leo TolstoyPenerjemah: Anton KurniaPenerbit: CV. Pustaka MarahitamTahun Terbit: 2022Jumlah Halaman: iv+68 halaman Angka tidak selamanya...

Mengeja Kisah Kiai Chariri: Tabah dan Bergairah | Chubbi Syauqi – Resensi

Mengeja Kisah Kiai Chariri: Tabah dan Bergairah | Chubbi Syauqi – Resensi

Oleh Redaksi Marewai
27 Februari 2022

Judul : Memoar Kiai Chariri: Ulama Yang MenginspirasiPenulis : Dra. Hj. Umi Afifah, Drs. H. M. Mudhofi, Enjang Burhanudi...

Resensi: Empiris-Metafisis dan Conditio Sine Qua Non-Alter Ego | Ilhamdi Putra

Resensi: Empiris-Metafisis dan Conditio Sine Qua Non-Alter Ego | Ilhamdi Putra

Oleh Redaksi Marewai
9 Januari 2022

Identitas BukuJudul Buku : Anak Bunga, Anak PuisiPenulis      : Fitra YantiPenerbit      : Indonesia TeraCetakan      : Pertama,...

Sejarah Revolusi Indonesia dalam Novel Neraka di Timur Jawa | Bovi Andriza dan Ferdinal

Sejarah Revolusi Indonesia dalam Novel Neraka di Timur Jawa | Bovi Andriza dan Ferdinal

Oleh Redaksi Marewai
25 November 2021

Novel Neraka di Timur Jawa karya Dwi Arif Nugroho dan Gelar Awal Nugroho menceritakan pertempuran selama beberapa hari di...

Next Post
Warisan Budaya Takbenda Kabupaten Pesisir Selatan dan Regenerasi Pemiliknya

Warisan Budaya Takbenda Kabupaten Pesisir Selatan dan Regenerasi Pemiliknya

Puisi-puisi Afthon I.H. | Akasia

Puisi-puisi Afthon I.H. | Akasia

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In