Kekuatan pasukan Soak Langik, Ragi Batang, Bingkai Bukik dan Kuciang Lalok membuat Taluek Sinyalai Tambang Papan bisa dilalui oleh saudagar pedalaman Pulau Paco. Sedangkan dimasa itu ketika Raja Sonsang Lawik menyerakan diri kepada Pendekar Yang Berempat, membuat pasukan gabungan yang dikepalai oleh Raja Paloangso Polorajo, Rajo Biram Bijayo tidak menerima kekalahan Raja Sonsang Lawik, mereka kembali memerangi Taluek Sinyalai Tambang Papan untuk melepaskan Raja Sonsang Lawik. Dikarenakan para Pendekar Yang Berempat berserta para pasukan pesilatnya yang berjumlah sedikit dianggap sebuah pasukan yang hanya kebetulan mendapakan kesempatan ketika mereka sedang melakukan aksinya di Pulau Pagai bagian timur kepada Rajo Sonsang lawik. Namun ternyata ketika pasukan yang dianggap lemah dan kebetulan itu dapat menangkis serangan senjata yang dilancarkan oleh pasukan Raja Paloangso Palorajo dengan mengunakan tangan kosong.
Hal yang demikian membuat Rajo Anianyo geram setelah datang utusan meminta bantuan kepadanya untuk melepaskan anaknya Raja Sonsang Lawik yang di tawan oleh Pendekar Berempat orang Pesisir Barat itu. Pasukan dengan skala besar dan persenjataan yang canggih dikirim oleh Rajo Aninyo. Serta Raja Anianyo ikut berperang, pergi ke Teluek Sinyalai Tambang Papan bergabung dengan pasukan Rajo Biram Bijayo dan Rajo Paloangso Palorajo. Pasukan gabungan Rajo Anianyo ini menyerang dengan membabibuta ke Taluek Sinyalai Tambang Papan ketika itu dalam pengawasan pasukan Saok Langik, Ragi Batang, Bingkai Bukik dan Kuciang Lalok.
Perperangan berkecamuk, perkelahian demi perkelahian terjadi antara dua lawan satu bahkan dalam bentuk pengeroyokan yang dilakukan oleh Pasukan Gabungan Rajo Anianyo kepada pasukan Pendekar Berempat Perisir Barat. Akan tetapi pasukan Rajo Anianyo ditangkis dengan “Gelek” dan “Balabek Silek Kuciang Lalok” membuat pasukan gabungan Rajo Aniayo banyak “mengulang” kuwalahan dan tersungkur ke tanah oleh pasukan Kuciang Lalok. Sedangkan pasukan dari gabungan Rajo Biram Bijayo dan Rajo Paloangso Palorajo di tangkis, dihadang oleh Pasukan Saok Langik dan Ragi Batang dengan gerak “Kalatiek Silek Doroang Kabau Gadang”, banyak pasukan Rajo Biram Bijayo dan Rajo Paloangso Palorajo yang tak bisa mengelakan dan terdar ke rumpun-rumpun kayu sehingga banyak yang mati.
Melihat hal demikian membuat naik pitam Rajo Anianyo menyerbu markas tempat penjara anaknya Raja Sonsang Lawik dengan membawa pedang dan “Padia Tigo Laso”. Ditangkis pula oleh Pasukan Bingkai Bukik dengan Ilmu Silek Padang Jinawi. Namun dengan persenjataan yang banyak dan canggih pasukan Rajo Anianyo dapat melepaskan Rajo Sonsang Lawik. Akan tetapi ketika Raja Sonsang Lawik berjalan dari keluar penjara dapat ditangkap oleh Magek Tabilang dengan ilmu Silek Tangkok Macik. Disaat tertangkap Rajo Sonsang Lawik terus melawan sehingga Magek Tabilang terpaksa membunuhnya dengan Ilmu Cakiak Saluang Saluang. Sedangkan pasukan Gabungan Rajo Anianyo disaat itu terus dihadang oleh Pasukan Bingkai Bukik, dengan Ilmu Silek Padang Jinawi ditambah dengan ilmu Silek Suntiah Biruang Damam, satu demi satu prajurit pasukan Gabungan Rajo Aniayo dapat dilumpuhkan bahkan dibunuh mati, sebagian lari ke tepi pantai Taluek Sinyalai Tambang Papan bersama Rajo Anianyo dengan perasaan kesal bercampur sedih karena tidak bisa menyelamatkan anaknya.
Perbuatan dari Magek Tabilang dengan sahabatnya Dandang Kualo, Kayo Bulang, Magek Sando serta Pasukan Saok Langik, Ragi Batang Bingkai Bukik, dan Kuciang Lalok membuat hati Rajo Aniayo sakit bagaikan luka disiram air limau. Sehingga memutuskan untuk pergi ke Negeri Tanah Alang memintak kepada Raja Alang Gampito akan dirinya tidak mau lagi mengurus Taluek Sinyalai Tambang Papan, setelah kepergian Putranya (anaknya) Sonsang Lawik yang terbunuh di Tangan Pendekar Yang Berempat Pesisir Barat Pulau Paco.
- Bagian #1 Datuk Perpatih Nan Sabatang: Menyamar Mengkritisi Undang-undang di Pariangan, dalam Sejarah Tambo Bongka Nan Piawai | Zera Permana - 11 Februari 2024
- Kembalinya Dt. Perpatih Nan Sebatang Menemui Dt. Katumanggungan dalam Sejarah Tambo Bongka Nan Piawai: Zera Permana - 21 Januari 2024
- Seri Punago Rimbun: Datuk Parapatiah Nan Sabatang Tokoh Besar Minangkabau dalam Sejarah Tambo Bongka Nan Piawai | Zera Permana - 14 Januari 2024
Discussion about this post