Peribahasa Koruptor
Ada gula ada semut.
Jika ada proyek, koruptor tak kalut.
Ada udang di balik batu.
Koruptor menyuap karena menginginkan sesuatu.
Seperti anjing berebut tulang.
Koruptor berebut proyek hingga saling tendang. Lempar batu sembunyi tangan.
Koruptor berbuat jahat tetapi rakyat jadi sasaran.
Serigala berbulu domba.
Koruptor kelihatan baik tetapi hatinya tak dapat diraba.
Kerbau punya susu sapi punya nama.
Rakyat bekerja keras tetapi koruptor merampok duitnya.
Di Darat jadi harimau di laut jadi buaya.
Di mana-mana koruptor itu sangat berbahaya. Sedia payung sebelum hujan.
Koruptor menyiapkan duit agar kasusnya berhenti di tengah jalan.
Gajah berkelahi dengan gajah pelanduk mati di tengah-tengah.
Koruptor kakap saling berebut proyek rakyat juga yang hidup susah.
Sepandai-pandai tupai melompat sekali waktu jatuh juga.
Sepandai-pandai koruptor bersembunyi akhirnya tertangkap juga.
Cibinong, Januari 2020
Mik Kita Mira Zaini dan Lisa yang Menunggu Lelaki Datang
Mik Kita Mira Zaini online di twitter via mucikari Merebahkan tubuh di kamar hotel bintang lima Menunggu datang melenggang seorang lelaki Membawakan bukti transfer rupiah ratusan juta Lisa baru berkawan via facebook dengan lelaki Merebahkan tubuhnya di kamar losmen murah Menunggu datang pemilik hidung bopeng sejati Membayarnya tunai seharga ratusan ribu rupiah
Cibinong, Juli 2020
Misteri Kata Sandi
Para koruptor membangun misteri dengan kata sandi
Agar skenario dapat dilaksanakan tanpa diketahui
Hingga aparat penegak hukum menjadi tersesat
Sulit mengungkap kasus korupsi yang penuh siasat
Mereka tahu bahwa pembicaraannya telah disadap
Karena itu kata yang terucap layaknya perlu disulap
Kata-kata berlaga hingga maknanya bersayap Berusaha mengelabuhi hingga arti sulit ditangkap
Tapi aparat penegak hukum tak putus asa mengurai
Lalu makna atau arti sesungguhnya dapat dicapai
Beragam kata sandi terbuka maksudnya kemudian
Hingga koruptor tak punya banyak lagi alasan Apel washington atau apel malang yang terkatakan
Adalah dollar Amerika atau rupiah yang dimaksudkan
Yang ditransfer ke rekening bank tanpa sungkan-siungkan
Atau dimasukkan ke dalam kardus bergambar durian
Berikutnya ada daging busuk, kebugaran, dan penyanyi
Lalu ketua besar, pelumas, semangka, dan santri
Juga pesantren, pengajian, anak jin, ustaz, dan kiai
Semuanya diumbar untuk sekadar mengelabuhi Masih ada juga pak lurah, maktab, luwak, dan durian
Kemudian pustun, vitamin onta, baju, atau tailor Yang berlanjut dengan ibu artis, bos besar, dan rektor
Semuanya diumbar untuk menyamarkan kenyataan
Meski koruptor membangun misteri dengan kata sandi
Maksud mereka sebenarnya akhirnya ketahuan juga
Karena mereka senantiasa merampok uang negara
Dengan menyelewengkan amanat rakyat yang dimiliki
Cibinong, Agustus 2020
Syukur Budiardjo, Penulis dan Pensiunan Guru ASN di DKI Jakarta. Alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Jurusan Bahasa Indonesia IKIP Jakarta. Menulis artikel, cerpen, dan puisi di media cetak, media daring, dan media sosial. Kontributor sejumlah antologi puisi. Menulis buku kumpulan puisi Mik Kita Mira Zaini dan Lisa yang Menunggu Lelaki Datang (2018), Demi Waktu (2019), Beda Pahlawan dan Koruptor (2019), buku kumpulan esai Enak Zamanku, To! (2019), dan buku nonfiksi Strategi Menulis Artikel Ilmiah Populer di Bidang Pendidikan Sebagai Pengembangan Profesi Guru (2018). Akun Facebook, Instagram, dan Youtube menggunakan nama Sukur Budiharjo. Email [email protected]. Tinggal di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post