KEPADA SIAPA HUJAN DICIPTAKAN?
Kepada musim yang pancaroba,
Kepada petani yang sawahnya mengering
Saat kemarau tiba
Kepada tukang ojek payung yang berharap
Hujan tak pernah reda
Atau kepada doa kaum jomblo agar
Malam minggunya tidak terasa hampa?
Januari, 2022
KENANGAN
Memasuki musim penghujan
Cara menikmati kenangan dengan baik
Adalah dengan melarutkannya pada secangkir
Senja yang gerimis dan basah
Genangan telah memenuhi jalan
Kenangan memenuhi ingatan
Ingatan tentang cinta
Yang nyaris mati pengharapannya
Januari, 2022
REDUNI INDONESIA
Aku tidak lagi mendengar lautan membanting pantai bergelora
Aku tidak lagi melihat padi menghijau-menguning
Aku tidak lagi melihat gunung-gunung membiru
Aku tidak lagi mendengar pangkur palaran
Aku tak lagi menghirup udara Indonesia
Aku tak lagi melihat anak-anak desa berteriak
: Merdeka! Merdeka!, Pak! Merdeka!
Aku tak lagi melihat awan putih berarak di angkasa
Aku tak lagi melihat mata rakyat Indonesia di pinggir jalan raya
Aku melihat wajah Indonesia yang berbeda
Kudengar lautan berombak tangis nelayan
Kulihat padi tertunduk lesu dan layu
Kulihat gunung berwajah murung
Kudengar pangkur palaran
menembangkan elegi
Udara menjadi sesak penuh polutan
Anak-anak berteriak
: Kuota! Kuota! Pak! Kuota!
Kulihat awan putih menjelma mendung
Kulihat Ibu Pertiwi berkaca-kaca
Aku melihat wajah Indonesia yang berbeda
Penuh konflik dan intrik
Siapa yang berjuang kalah dengan yang beruang
Hura-hura menjadi huru hara
Kepentingan pribadi yang kian dijunjung tinggi
Kepentingan bersama hilang tak berguna
Wajah yang penuh cinta dan cerita
Menjadi wajah yang penuh duka dan derita
Bumiayu, 2018-2022
SAKRAL
Aku melihatmu sebagai kedatangan
Sebagai bahagia yang bersemayam
Pada tengadah tangan
Dan aku melihatmu sebagai kekal
Sebab menjadi kita, adalah
sesuatu yang sangat sakral
Bumiayu, 2017-2022
Raeditya Andung Susanto, penyair kelahiran Bumiayu Brebes. Sedang menyelesaikan studinya di Cikarang, Bekasi. Anggota Bumiayu Creative City Forum (BCCF). Penulis puisi anak Balai Bahasa Jawa Tengah dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku pertamanya berjudul, Sorai (FAM Publishing, 2019). Facebook : Raeditya
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post