kucatat nama-nama
pesuruh, penangis, dan penguasa
tokoh yang lalu sehalaman
yang hanya mengantar tokoh lain
menyukat pada nama yang mirip
mana yang serasi dalam serahi
Tokoh yang Hilang, Destriyadi Imam Nuryaddin
Berkat Peri
mana ada laki-laki di tubuhku
yang hadir di depan matanya
tapi mengapa ia mengincar sampai
kekar tidak, tampan tak nampak
namun ia tahu perempuan itu
adalah aku, lelaki yang gigih mengail
ia tahu Siti Mahdewi sesungguhnya
adalah kedua tanganku yang kasar
memahat batang pulai
ia kejar sampai ke rumah
ia pinjamkan baju pertunjukkan
ia duduk timpuh paling depan
ia pulang paling belakang
menunggu aku datang
ia (si lelaki sipit putih itu) menggilaiku;
lelaki yang biasa memegang parang
dan lihai menjulur kail
sekalipun ia tahu, aku tetaplah permaisuri
dilengkapi mahkota, selendang, dan pupur
yang dipinjami peri dari kayangan
sekalipun tahu, ia tak peduli laki-puan
ia anggap berkat turun dari tuhan
2020
Sambil Menanti Teduh Ulu Timur
sebentar lagi
tanah memberi nyawa
menjalar serat-serat malam
sepanjang lantun dan pantun
menunjuk wajah cerah dan tubuh yang gagah
sebelah kiri panggung, nelayan kelakar
tangkapan ikan yang tak penuh, cuaca semau-maunya
sebelah kanan, musim angin utara gaduh
di tengah laut sana gelombang naik darah
depan panggung, beralas tikar, petani berkelakar sagu
yang belum dipanen dan menjadi butir,
kelapa belum lagi ranum, nira belum bisa disadap,
pisang dan ubi belum lagi bisa direbus
mereka menimpa tikar, balok, kayu, batu, kelapa tua,
dan bahu sendiri
teduh ulu timur lancar di angan-angan mereka
mengayuh perahu di gelombang dalam kepala
di sela-sela, angan-angan itu mereka siram dalam doa
sebentar lagi
malam ini akan padat cerita
musik menyalami hati, lagu mengantar ke persilaan
mendu susun siasat mulai berkat
letih malam ini, jinjit pulih esok hari
2019
Terbagi dua
dalam dukungan
tuan putri memeluk leher
dan mengepit paha Dewa Mandu
satu pun tapak di tanah takjejak
hadapan mereka berdua
Dikar Bandan yang masih berdiri
bersama amarah melihat rakyat
raksasa yang tumpah
dalam tegang
sempat Dewa Mandu menggombali
Lela Ratna Kumala menangis sebab carik baju belakangnya
lesat oleh panah Dikar Bandan
“Jangankan badan,
seutas benang putus, parang menanti”
Dewa Mandu melompat ke kereta dengan syamsir terang
membabat bagai rumput dan sedahan, sekali tebas lepas
kepala pelanting terbawa laju angin
badan seperti keran rumah yang kebanjiran
Dewa Mandu tak lepas mendukung putri
Meski perang pemanasan usai lekas
dan di atas kereta terbang yang dingin
“Seharusnya abang menjahit carik baju di punggung ini dengan dadamu yang busung”
2020
Kehausan
sampai kapan perempuan-perempuan
yang kau nikahi akan tetap menunggu
kedatanganmu ketika kau berpura-pura berjanji?
dari hulu ke hilir, ujung dan pangkal
dalam lakon dan hikayat
sama-sama meninggalkan perempuan,
anak, dan pengawal setia
pergi mencari lahan cerita
yang menyediakan tuan putri kesepian
lalu kau irup sebagian raga
biar nanti ketika kau pergi menyesap tuan putri ke sekian
ia berpikir kau pergi mengembara menjadi pahlawan
2020
Surat Pinangan
“Kalau diterima siap kain dan baju,
kalau enggan siap bedil dan peluru”
Raja Laksemalik tak tahu diri
sudah meminta, mengancam lagi
dawat menyusur surat, bertutur tampik
Raja Laksemalik menumpah murka dan malu
hidup bagai kayu, lagi lapuk ara pula
jawat pun tidak, punan berbini
dawat sudah berkata
titah perang berlaku
2020
Pantun Burung
nuri melepas pandang dari cabang
cericit mengambil mulut manusia
memberi harga di lapang rima
“Bunga pudak bercampur bedak
dipadu di dalam dulang
kenal tidak mengenal tidak
konyong beradu di balai orang”
bersaut pantun Angkaran Dewa
tuan putri dan dayang-dayang
bayan menyanding nuri
membuka gerobok rima
disebalik kepaknya
“Dang Lekir duduk di tiang
dang Jebat berbulang-bulang
bukannya fakir datang sembahyang
datang menyambut kain orang”
2020
Talib Mengatur Rindu
Talib paling pandai menghibur rindu
ia sambung tali rindu dari gelombang ke gelombang
menjadi napas pada kipas, telinga pada kacamata
Orang-orang memanggil dari pulau ke pulau
Talib tak memutus lagu
Sehabis beremas, berladun kembali
Sehabis lepas, sambung lagi
Orang-orang memanggil dari gawai ke gawai
tambur terus dibeduk, menyila panggung
Talib selesai membungkus ladang
ia kembang ke lain padang
2020
Terlewat
perempuan pasrah mendengar ceramah
yang melarang dirinya berlakon
atas panggung para lelaki berganti
menjadi perempuan sebisanya
dengan rok yang begitu sumbang
lalu ulama lupa berdalil soal lelaki
yang serupa-menyerupai perempuan
karena asik menonton di tepi lapang
2020
Tokoh yang Hilang
kucatat nama-nama
pesuruh, penangis, dan penguasa
tokoh yang lalu sehalaman
yang hanya mengantar tokoh lain
menyukat pada nama yang mirip
mana yang serasi dalam serahi
lalu kenapa namamu tidak berkunjung?
sementara yang lain berebut minta dijunjung
peranmu diambil tokoh perempuan lain
rela menjadi gajah bertahun
tapi sedihmu lebih liat dengan pantun
yang kau punya
ke mana engkau pergi, Siti Mahdewi?
hidup dalam lakon, hilang dalam hikayat
2020
Syeh
1/
episode tengah merah
penonton sedang tak dapat dikacau
syeh sudah singgah sedari tadi duduk, diri,
bercangkung, telungkup, telentang di batang pulai
tiba-tiba telinganya mendengar pelik di tengah sorak
“Tidak ada faedah bermain mendu” lelaki itu pulang,
syeh tajam memandang
2/
orang-orang heboh di pagi terang
kabar bersautan
seorang lelaki tidur sambil berjalan
tertawa saat terlelap, mulai sinting berikut selap
pakaian tadi malam yang berdiri di panggung mendu
3/
dari atas kayangan, syeh sengih sendiri
mantra gilanya menemui kekasih
2020
Penulis
Destriyadi Imam Nuryaddin lahir di Serasan-Natuna, 17 Desember. Menyelesaikan studi Sastra Indonesia di Universitas Negeri Jakarta. Beberapa karya sudah terbit di media daring maupun luring. Saat ini aktif di komunitas Natunasastra dan projek video musik Perifer Song. Penulis dapat dijumpai melalui instagram @tenggut.
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post