Legenda merupakan cerita rakyat yang berisikan tentang tokoh, peristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurkan fakta historis dengan mitos. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai “Sejarah” kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor. (Wikipedia)
Sedangkan dalam kamus KBBI, legenda adalah cerita rakyat zaman dahulu yang berkaitan dengan peristiwa dan asal usul terjadinya suatu tempat.
Nah, kedua keterangan di atas juga dipercayai masyarakat yang hidup di lingkungan legenda itu sendiri; setengahnya mitos, setengah lagi fakta. Meski tidak dipungkiri pula bahwa sebagian masyarakat tidak dapat membedakan antara cerita legenda dan kisah nyata. Masyarakat lokal tidak memberikan ruang-ruang tersendiri antara; cerita rakyat, legenda, mite, mitos, kaba, bahkan fiksi sekalipun. Masyarakat memercayai sebutan-sebutan itu hanya cerita rakyat dan legenda saja.
Tempat-tempat wisata di Pesisir Selatan hampir memiliki ceritanya masing-masing, mulai dari laut maupun darat. Biasanya cerita legenda ini identik dengan tempat-tempat pemandian, seperti air terjun, timbulun, dan sungai. Meski di beberapa tempat pemandian memiliki cerita yang hampir sama, misalnya Air Terjun Tujuh Bidadari dan Air Terjun Tujuh Tingkat. Kisah air terjun ini memiliki legenda yang hampir mirip yaitu suatu kali pernah mandi tujuh bidadari di sana. Mungkin tidak hanya di Pesisir Selatan, di Indonesia pun demikian. Banyak lokasi air terjun yang identik dengan tempat pemandian bidadari yang turun dari kayangan. Legenda ini bisa dipercayai, bisa pula tidak.
Kali ini kami berkunjung ke Batu Kudo di Kampung Koto Panjang, Nagari Taluak Tigo Sakato, Kecamatan Batangkapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Sebenarnya kawasan ini sudah sejak lama eksis sebagai tempat pemandian bagi mas yang sekitar, baik dalam perayaan musiman seperti Balimau memasuki bulan ramadan, atau pun hari libur. Namun baru diresmikan tahun lalu oleh pemerintah daerah sebagai kawasan objek wisata. Suasana di lokasi Batu Kudo masih asri, suara desau air mengalir bersahutan dengan kicau burung. Hutan dan sungai menyatu memberikan hawa sejuk, dingin yang membuat kita betah berlama-lama menikmati suasana alam yang begitu tenang.
- Ketuklah Pintu Itu, 2025, Kami Menunggu dan Siap Melanjutkan - 1 Januari 2025
- Tim Kenal Adat: Progress Awal dalam Mengimplementasikan Project Sociopreneurship Innovillage 2024 di Perkampungan Adat Sijunjung - 14 Desember 2024
- Cakap Pilem: Vedaa, 2024 | Kasta Dalit dan Potret Kehidupan Nyata Perempuan India – Arif P. Putra - 7 November 2024
Discussion about this post