Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Budaya Berita Seni Budaya

BRANDING URANG AWAK ITU HARUSNYA KUAT

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
24 Agustus 2021
in Berita Seni Budaya
3.5k 221
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Padang, Marewai– Branding memang sebuah kata yang datang dari luar negeri. Prakteknya oleh para pelaku hari inipun mengacu pada apa yang diterapkan orang di luar negeri. Namun prinsip-prinsip dasar branding justru sangat kuat ditanamkan nenek moyang kita orang Indonesia, terutama Sumatera Barat. Hal itu disampaikan Ajo Wayoik, ketua tim Satuan Tenaga Konselor Pariwisata (SANAK Pariwisata) saat mengisi acara pertemuan forum pelaku ekonomi kreatif yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Selasa (24/8) di Novotel Bukittinggi.

Dijelaskan oleh pemilik studio Wayoik! ini contoh prinsipil itu adalah rumah gadang. “Betapa rumah gadang, disengaja atau tidak oleh nenek moyang kita, telah menjadi icon Minangkabau. Ia sangat kuat sebab, tidak ada contoh lain di dunia, rumah dengan struktur dan arsitektur seperti itu. Rumah gadang, sangat cepat terindentifikasi karena memang memiliki ciri khas pembeda yang membuatnya sangat spesifik. Selain bentuk gonjongnya, karakter kultural juga melekat bersama simbol-simbol pada ukiran.” jelas pentolan Forum Batajau Seni Piaman ini.

Begitu pula dengan gala, yang menjadi “brand” posisi kultural, asal muasal, sampai karakter seseorang. Sementara, praktek branding terhadap produk yang punya nilai komersil juga sudah lama diterapkan. “Misalnya tukang sate. Orang luar negeri mengiklankan makanan lewat media masa. Tukang sate di Pariaman mengiklankan satenya lewat udara. Lewat tebaran aroma asapnya yang menggoda. Dan aromanya spesifik sebagai aroma sate,” katanya.

Makanya, menurut Ajo Wayoik, orang Minang harusnya sangat melek dengan branding. “Secara karakter, orang Minang itu biasanya juga cerdas, berani dan gigih. Itu adalah sikap-sikap penting dalam menggerek brandng,” terang Ajo.

Usai materi, para peserta sangat antusias mengikuti sesi diskusi. Sebagian besar meminta review terhadap logo, nama, foto-foto hingga desain kemasannya. Nani (43) salah seorang peserta mengaku sangat bersemangat untuk memperbarui branding yang sudah ia lakukan. “Saya harus susun langkah lagi. Tadi ajo tekankan soal kolaborasi bersama seniman desain, fotografi dan videografi. Itu yang kurang dilakukan pelaku ekonomi kreatif selama ini. Kolaborasi itu kurang,” sebutnya.

Dihubungi terpisah, Kadis Pariwisata Novrial mengatakan, tim SANAK memang dibentuk untuk membantu dinas yang ia pimpin dalam rangka mencerahkan pemikiran para pelaku pariwisata dan industri kreatif. “Ada banyak pengalaman anggota tim SANAK ini yang harusnya tersebarkan pada pelaku lainnya. Dan itu sudah berangsur sekarang,” katanya.

  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
  • Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Tags: Ajo wayoikBrandingBudayaMarewaiMinangkabauPadangPariamanSumatra barat

Related Posts

Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini”

Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini”

Oleh Redaksi Marewai
18 September 2023

Padang, Marewai - Senin, 18 September 2023 digelarnya Forum Diskusi pelatihan sastra anak di tanah ombak merupakan salah satu...

“Kritik Seni Musik Nusantara Rapai Bubee oleh Sanggar Labang Donnya dalam Aceh Perkusi 2022” | Intan Rizki Junita Tri Utami, Pascasarjana ISI Padanganjang

“Kritik Seni Musik Nusantara Rapai Bubee oleh Sanggar Labang Donnya dalam Aceh Perkusi 2022” | Intan Rizki Junita Tri Utami, Pascasarjana ISI Padanganjang

Oleh Redaksi Marewai
20 Januari 2023

Gambar 1. Pertunjukan kesenian Rapai Bubee di Taman Sari Bustanissalatin Banda Aceh. (Fotografer Aceh perkusi, 2022) Rapai Bubee merupakan...

Koreografi Tari Pitaruah Darah di Festival Pamenan Minangkabau | Anisa Rades Sanoppan

Koreografi Tari Pitaruah Darah di Festival Pamenan Minangkabau | Anisa Rades Sanoppan

Oleh Redaksi Marewai
14 Januari 2023

Festival Pamenan Minangkabau merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas hitam putih yang diketuai oleh Dr. Yusril Katil S.Sn.,...

Musik Minimalis dalam Festival Matrilineal Sijunjung Tahun 2022 | Ade Febri Yulfita

Musik Minimalis dalam Festival Matrilineal Sijunjung Tahun 2022 | Ade Febri Yulfita

Oleh Redaksi Marewai
8 Januari 2023

Matrilineal merupakan identitas dari Minangkabau, karena hanya sedikit di dunia yang menganut garis keturunan melalui ibu. Melalui Festival Matrilineal...

Next Post
Pesimistis dan Sentimentil Dalam Bayang-bayang Profesi Guru | Arif Purnama Putra

Pesimistis dan Sentimentil Dalam Bayang-bayang Profesi Guru | Arif Purnama Putra

Rakit Kapalo Banda: Dulu Bawa Kayu Bakar, Kini Bawa Vino G Bastian

Rakit Kapalo Banda: Dulu Bawa Kayu Bakar, Kini Bawa Vino G Bastian

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In