
Marewai – Yogyakarta, 10 Oktober 2023. Omah Budoyo yang berlokasi di Yogyakarta mengadakan pameran bertajuk “The Un-Brittle”. Seniman yang terlibat berpusat pada sifat dan jenis material dalam proses penciptaan karya. Saqat Al Afghani Panai dan Ryan Fernandes adalah dua seniman yang mengolah material logam, Widi Pangestu Sugiono bereksplorasi dengan material serat tumbuhan/kertas, Faelerie dengan serat sintetis, sedang Dian Hardiansyah berfokus pada material keramik. Pameran berlangsung dari 07 Oktober hingga 10 Desember 2023 dan menggandeng Jemi Batin Tikal sebagai penulis pameran.

“Ketika membincangkan kerapuhan material, sisi daya tahan tak boleh luput diperhatikan dan dibicarakan sebab daya tahan menggambarkan kemampuan material dan komponen untuk bertahan dari kerusakan dalam masa pakai dan mempertimbangkan kondisi lingkungan yang relevan. Daya tahan menunjukkan interaksi material terhadap proses produksi dan konstruksi dari karya,” ujar Putri perwakilan galeri.
Masing-masing karya kelima seniman memiliki sisi daya tahan jika ditinjau dari bahan atau material yang digunakan. Karya keramik misalnya, memerlukan pembakaran suhu tinggi sehingga tanah dan glasir memunculkan kandungan kaca silika yang membuatnya tahan air, tahan lama, serta tidak mudah pecah. Dalam karya logam, pelapisan dengan jenis cat clear dilakukan agar permukaan plat memiliki resistansi terhadap korosi sementara kontrol tingkat pH dalam serat dan kandungan zat tanin melalui pemasakan menjadikan material kertas kuat. Pada karya tekstil, material polyester dipilih karena dari segi kekuatan benang maupun ketahanan warna lebih tahan lama daripada katun maupun wol.

“Melalui material yang digunakan dan konsep yang diusung tiap karya, “The Un-Brittle” merupakan representasi diri para seniman; dengan keadaan psikologis yang sejatinya rapuh, daya tahan dan kekuatan membalut tampilan luar. Layaknya alam yang menyediakan material berlimpah, tetapi terus-menerus tereksploitasi dan telah menunjukkan kerapuhan di satu sisi, alam memperlihatkan daya tahan dalam memulihkan dirinya sendiri. Seniman mengeksplorasi dan bereksperimen dengan material melalui kerja-kerja riset yang bersinggungan dengan sains untuk menyuguhkan beragam terobosan potensial dalam kekaryaan,” papar Jemi.
Lebih jauh, material juga menjadi cerminan dunia batin seniman yang terwujud dalam bentuk visual maupun perlakuan terhadap material untuk memberikan pemaknaan lebih mendalam akan suatu kondisi, alur historis, alam, ruang publik yang ditempati sekaligus dihidupi secara kolektif, atau ruang pikiran-perasaan seniman yang sangat personal.
Foto: Jemi Batin Tikal
- Cerpen Kurnia Gusti Sawiji | Senja di Kampung Jam Pasir - 9 Februari 2025
- Puisi-puisi Fathurrozi Nuril Furqon | Rwanda Pasca 1994 - 8 Februari 2025
- DENGUNG TANAH GOYAH KARYA IYUT FITRA: TENTANG NEGARA, LINGKUNGAN, DAN KEBIJAKSANAAN NUSANTARA - 3 Februari 2025
Discussion about this post