Marewai.com, Pesisir Selatan – Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap stunting, hal ini membuat mahasiswa Kedokteran Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) Nagari Pelangai bergerak memberikan penyuluhan stunting (kerdil) kepada ibu-ibu di desa Dusun Baru, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, pada Kamis (12/08/2021) lalu.
Penyuluhan tersebut diadakan di pos ronda setelah melakukan kegiatan imunisasi anak-anak. Berdasarkan daftar hadir peserta bahwa kegiatan tersebut diikuti sebanyak 32 orang ibu dan anak, serta didampingi oleh bidan desa Nagari Pelangai yaitu bidan Rizka berserta 3 orang kader posyandu. Kemudian, kegiatan tersebut juga diikuti 10 orang mahasiswa KKN Unand Nagari Pelangai.
Fauziah mahasiswa kedokteran, selaku pemateri penyuluhan tersebut menjelaskan stunting atau kerdil adalah kondisi di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari Organisasi Kesehatan Dunia (OKD).
“Stunting itu masalah gizi kronis. Artinya, masalah ini sudah lama terjadi,” jelas Fauziah dalam penyuluhan tersebut.
Masalah stunting disebabkan karena beberapa faktor seperti kondisi ekonomi, kekurangan gizi pada ibu hamil, kesakitan pada bayi, dan kekurangan asupan gizi pada bayi.
Menurut Fauziah, masalah stunting pada balita dapat menimbulkan dua dampak bagi pertumbuhan anak. Pertama, dampak jangka pendek yaitu peningkatan kejadian kesakitan dan kematian, terhambatnya perkembangan otak, dan peningkatan biaya kesehatan.
Kedua, dampak jangka panjang. Dampak ini dapat menimbulkan postur tubuh lebih pendek pada saat usia dewasa, meningkatnya resiko kegemukan, turunnya kesehatan reproduksi, dan kurangnya kemampuan anak dalam bidang akademik, serta produktivitas yang tidak optimal.
Untuk mengatasi masalah stunting, Fauziah mengajak ibu-ibu posyandu mulai dari sekarang untuk melakukan lima cara yaitu memberikan nutri saat remaja dan sebelum hamil, memperhatikan nutri 1000 hari pertama kehidupan mulai dari kehamilan sampai umur dua tahun, memilih Air Susu Ibu (ASI) ekslusif dibandingkan susu formula dan memperhatikan gizi seimbang dalam Makan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).
“Sebenarnya, masih banyak cara lain yang dapat ibu-ibu lakukan untuk mengatasi masalah stunting. Namun, lima cara yang saya sebutkan tadi merupakan cara mudah untuk mengatasi masalah stunting dalam keluarga” ungkap Fauziah.
Di akhir penyuluhan tersebut, Fauziah berharap, semua perserta posyandu yang hadir dalam penyuluhan ini dapat memahami masalah stunting dengan baik, serta dapat memperhatikan nutrisi dan perkembangan anak ke depannya.
“Semoga tidak ada lagi bayi dan balita yang mangalami masalah stunting, terutama di desa Dusun Baru ini,” harap Fauziah. (Yori)
- Esai: Syekh Siti Jenar dan Pembangkangan atas Keseragaman | Fatah Anshori - 6 Oktober 2024
- Essay Ketika Seorang Antonio José Bolívar Memilih Masuk ke Hutan | Fatah Anshori - 29 September 2024
- Cerpen Seperti Mama Melakukannya | Putri Oktaviani - 28 September 2024
Discussion about this post