Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Budaya Berita Seni Budaya

Jadikan Pasar Tradisional Sebagai Labor, Pelaku EKRAF Bentuk Komunitas Kuciang Baranak

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
4 Desember 2020
in Berita Seni Budaya
3.6k 110
0
BagikanBagikanBagikanBagikan
Poto: Pertemuan/diskusi Komunitas Kuciang Baranak

Padang Pariaman, Marewai– Geliat kreatifitas di kawasan kultural Piaman sepertinya tidak mau mati meski pandemi masih menghantui. Terbaru, para pelaku dari subsektor kriya, tekstil, kuliner dan berbagai subsektor lainnya membentuk komunitas Pasar Kuciang Baranak. Dari namanya, mungkin terdengar aneh. Tapi menurut Herik Rinal sang ketua, nama ini bukan asal buat.

“Kami memang akan seperti kucing beranak. Suka pindah-pindah. Orang bilang seperti galeh babelok. Bedanya, kami tidak sendiri-sendiri tapi bergerombol. Bergerombol dalam jualan, bergerombol pula dalam mempromosikan gerakan kami. Jadi kami bukan sekedar penjual tetapi juga buzzer bagi kegiatan kami sendiri,” katanya.

Akan ada sejumlah metode penjualan yang diterapkan disini. Tapi menariknya, Kuciang Baranak lebih fokus untuk masuk ke pasar-pasar tradisional. “Pasar tradisional di Piaman ini kan aktifnya cuma sekali seminggu ketika hari balai saja. Nah, ketika tidak masanya hari balai, disitulah kami akan hadir,” katanya.

Dengan strategi promosi yang didukung brand activator Wayoik, para anggota Kuciang Baranak yakin project ini akan berjalan dengan baik. Ajo Wayoik sebagai salah seorang inisiator komunitas Kuciang Batanak mengatakan bahwa yang baru saja dibentuk ini bukanlah sebuah organisasi saja.

“Ini lebih sebagai gerakan bersama. Kita saling dukung, saling promosi, saling menguatkan meski beberapa anggota produknya sama. Nanti akan ada masanya dimana kesamaan produk itu akan meruncing pada penajaman karakter produk sehingga tidak ada kata berebut konsumen lagi,” sebutnya.

Bagi Ajo Wayoik, gerakan ini juga merupakan sebuah laboratorium. ‘Kami akan bereksperimen dengan banyak pola. Kami libatkan pihak-pihak yang selama ini mungkin tidak diduga sebagai mitra bisnis. Orang bilang mitra bisnis itu ya sesama pebisnis. Tapi lewat kunjungan dan berjualan ke balai-balai di berbagai nagari kami akan menyaring lebih banyak lagi fikiran tentang penguatan brand lokal. Entah itu ulama, niniak mamak, atau pemuda dapat memberikan fikiran segarnya demi kemajuan usaha kami,” sebutnya.

Kapan dan dimana Kuciang Baranak akan hadir untuk pertama kali? Baik Herik maupun Ajo Wayoik sama-sama masih merahasiakannya. “Yang jelas, apa yang kami jual takkan anda temukan dengan mudah dimana-mana. Kami menjual barang-barang eksklusif dari aksesori, pakaian, kuliner, barang rumah tangga dan lain sebagainya,” sebut Herik. (rilis, Team Marewai)

  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
  • Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
  • Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Tags: CaritoPelesiranPunago Rimbun

Related Posts

Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini”

Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini”

Oleh Redaksi Marewai
18 September 2023

Padang, Marewai - Senin, 18 September 2023 digelarnya Forum Diskusi pelatihan sastra anak di tanah ombak merupakan salah satu...

“Kritik Seni Musik Nusantara Rapai Bubee oleh Sanggar Labang Donnya dalam Aceh Perkusi 2022” | Intan Rizki Junita Tri Utami, Pascasarjana ISI Padanganjang

“Kritik Seni Musik Nusantara Rapai Bubee oleh Sanggar Labang Donnya dalam Aceh Perkusi 2022” | Intan Rizki Junita Tri Utami, Pascasarjana ISI Padanganjang

Oleh Redaksi Marewai
20 Januari 2023

Gambar 1. Pertunjukan kesenian Rapai Bubee di Taman Sari Bustanissalatin Banda Aceh. (Fotografer Aceh perkusi, 2022) Rapai Bubee merupakan...

Koreografi Tari Pitaruah Darah di Festival Pamenan Minangkabau | Anisa Rades Sanoppan

Koreografi Tari Pitaruah Darah di Festival Pamenan Minangkabau | Anisa Rades Sanoppan

Oleh Redaksi Marewai
14 Januari 2023

Festival Pamenan Minangkabau merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas hitam putih yang diketuai oleh Dr. Yusril Katil S.Sn.,...

Musik Minimalis dalam Festival Matrilineal Sijunjung Tahun 2022 | Ade Febri Yulfita

Musik Minimalis dalam Festival Matrilineal Sijunjung Tahun 2022 | Ade Febri Yulfita

Oleh Redaksi Marewai
8 Januari 2023

Matrilineal merupakan identitas dari Minangkabau, karena hanya sedikit di dunia yang menganut garis keturunan melalui ibu. Melalui Festival Matrilineal...

Next Post
Bongkar Dua Naskah, Nan Tumpah Gelar Pertunjukan “Mencabik Pekik Sunyi”

Bongkar Dua Naskah, Nan Tumpah Gelar Pertunjukan "Mencabik Pekik Sunyi"

Puisi-puisi Ardhi Ridwansyah | Harimau di Mulutmu

Puisi-puisi Ardhi Ridwansyah | Harimau di Mulutmu

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In