Padang Pariaman, Marewai– Geliat kreatifitas di kawasan kultural Piaman sepertinya tidak mau mati meski pandemi masih menghantui. Terbaru, para pelaku dari subsektor kriya, tekstil, kuliner dan berbagai subsektor lainnya membentuk komunitas Pasar Kuciang Baranak. Dari namanya, mungkin terdengar aneh. Tapi menurut Herik Rinal sang ketua, nama ini bukan asal buat.
“Kami memang akan seperti kucing beranak. Suka pindah-pindah. Orang bilang seperti galeh babelok. Bedanya, kami tidak sendiri-sendiri tapi bergerombol. Bergerombol dalam jualan, bergerombol pula dalam mempromosikan gerakan kami. Jadi kami bukan sekedar penjual tetapi juga buzzer bagi kegiatan kami sendiri,” katanya.
Akan ada sejumlah metode penjualan yang diterapkan disini. Tapi menariknya, Kuciang Baranak lebih fokus untuk masuk ke pasar-pasar tradisional. “Pasar tradisional di Piaman ini kan aktifnya cuma sekali seminggu ketika hari balai saja. Nah, ketika tidak masanya hari balai, disitulah kami akan hadir,” katanya.
Dengan strategi promosi yang didukung brand activator Wayoik, para anggota Kuciang Baranak yakin project ini akan berjalan dengan baik. Ajo Wayoik sebagai salah seorang inisiator komunitas Kuciang Batanak mengatakan bahwa yang baru saja dibentuk ini bukanlah sebuah organisasi saja.
“Ini lebih sebagai gerakan bersama. Kita saling dukung, saling promosi, saling menguatkan meski beberapa anggota produknya sama. Nanti akan ada masanya dimana kesamaan produk itu akan meruncing pada penajaman karakter produk sehingga tidak ada kata berebut konsumen lagi,” sebutnya.
Bagi Ajo Wayoik, gerakan ini juga merupakan sebuah laboratorium. ‘Kami akan bereksperimen dengan banyak pola. Kami libatkan pihak-pihak yang selama ini mungkin tidak diduga sebagai mitra bisnis. Orang bilang mitra bisnis itu ya sesama pebisnis. Tapi lewat kunjungan dan berjualan ke balai-balai di berbagai nagari kami akan menyaring lebih banyak lagi fikiran tentang penguatan brand lokal. Entah itu ulama, niniak mamak, atau pemuda dapat memberikan fikiran segarnya demi kemajuan usaha kami,” sebutnya.
Kapan dan dimana Kuciang Baranak akan hadir untuk pertama kali? Baik Herik maupun Ajo Wayoik sama-sama masih merahasiakannya. “Yang jelas, apa yang kami jual takkan anda temukan dengan mudah dimana-mana. Kami menjual barang-barang eksklusif dari aksesori, pakaian, kuliner, barang rumah tangga dan lain sebagainya,” sebut Herik. (rilis, Team Marewai)
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post