
Padang, Marewai– Komunitas Seni Nan Tumpah kembali menggelar karya terbarunya. Meski di tengah pandemi, karya ini justru diharapkan dapat menjadi setetes kesegaran ditengah gersangnya karya pertunjukan yang bersifat mandiri. Sutradara sekaligus pendiri komunitas seni Nan Tumpah, Mahatma Muhammad mengatakan, karya teater terbaru ini akan dipentaskan dari tanggal 11 hingga 13 Desember ini, berangkat dari dua naskah karya satu penulis yang sama.
“Naskah yang saya angkat disini adalah Cabik dan Pekik Sunyi,” sebutnya. Menariknya, kedua naskah tersebut ditulis oleh Muhammad Ibrahim Ilyas yang tidak lain adalah ayah Mahatma sendiri. “Kedua naskah ini sama-sama menghadirkan tiga karakter yakni tokoh laki-laki, perempuan dan sosok lain di luar diri mereka yang manusia. Dari elaborasi atas keduanya, saya mencoba menghadirkan semacam kerja pembacaan ulang, pembongkar-balikan, memangkas-sambung, menulis dan menyusun ulang struktur lakon untuk pertunjukan. Salah satu hal yang ingin dipertegas pada pembacaan tersebut adalah persoalan-persoalan konflik rumah tangga hingga konflik-konflik global yang sebelumnya sudah hadir pada kedua naskah tersebut,” sebutnya.

Menurut Mahatma, konteks kekinian sangat relevan dikaitkan pada pertemuan kedua naskah ini. “Ada banyak kasus-kasus kemanusiaan yang terjadi hari ini. Manusia seakan abai akan hal itu, tapi sangat intensif pada persoalan yang sifatnya kurang signifikan,” sebutnya. Mahatma berharap pertunjukan ini sekaligus dapat membangunkan kembali gairah seni pertunjukan setelah hampir setahun lamanya diserang pandemi.
“Penonton tetap kami batasi. Dalam sehari cuma dijual 50 tiket saja. Tentu ini tidak semaksimal yang kami harapkan. Tapi kita juga harus peduli dengan persoalan covid-19 ini,” sebutnya.
Secara bersamaan dengan agenda ini, Nan Tumpah menggandeng Kapten Moed untuk menggelar pameran instalasi di Taman Budaya Sumatra Barat, lokasi tempat digelarnya pertunjukan Mencabik Pekik Sunyi. “Seting artistik dari pertunjukan itu sendiri adalah karya instalasinya. Kapten Moed bersama tim, menggarap kayu-kayu dan limbah pantai lainnya menjadi karya instalasi sekaligus setting property pertunjukan. Jadi di sini orang mengunjungi pameran, dan di sini pula orang melihat pertunjukannya,” katanya.

Mendahului pertunjukan, pameran instalasi yang digarap Kapten Moed and The Gank akan dibuka pada hari Kamis, 10 Desember 2020, pukul 16.00 WIB. Pameran akan berlangsung setiap hari di Galeri Taman Budaya, dari tanggal 10-13 Desember, pukul 09.00 s/d 16.00 WIB.
Kolaborasi karya antara Kapten Moed dengan Nan Tumpah juga makin diperkaya permainan tata cahaya oleh Karta Kusumah dan musik ilustrasi garapan Tenku Radja. Kolaborasi semakin lengkap dengan hadirnya permainan visual motion grafis garapan Ijul Sarimata serta dukungan visual publikasi dan dokumentasi dari Vyronium.
“Ini laboratorium kolaborasi yang sangat baik bagi kelahiran ide-ide baru bagi kami yang biasa bergiat di dunia video,” kata Ijul, dari tim Sarimata. (rilis)
- Cerpen Kurnia Gusti Sawiji | Senja di Kampung Jam Pasir - 9 Februari 2025
- Puisi-puisi Fathurrozi Nuril Furqon | Rwanda Pasca 1994 - 8 Februari 2025
- DENGUNG TANAH GOYAH KARYA IYUT FITRA: TENTANG NEGARA, LINGKUNGAN, DAN KEBIJAKSANAAN NUSANTARA - 3 Februari 2025
Discussion about this post