• Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
Senin, Mei 19, 2025
  • Login
  • Daftar
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
No Result
View All Result
Redaksi Marewai
No Result
View All Result

Fenomena Sumur Batu dan Mitosnya yang Berkembang, Teratak Panas, Amping Parak Pesisir Selatan

Arif P. Putra Oleh Arif P. Putra
13 Oktober 2020
in Budaya
2.4k 126
0
Home Budaya
BagikanBagikanBagikanBagikan

Pesisir Selatan, Marewai. Beragam kepercayaan masyarakat tumbuh dan berkembang secara turun temurun baik dari segi kepercayaan ataupun tempat yang dianggap keramat. Banyaknya tempat-tempat sakral yang bertahan sampai saat ini masih menyisahkan tanda tanya. Seperti yang dipercayai masyarakat, tempat keramat dalam anggapan suatu masyarakat adalah tempat yang dikeramatkan karena tempat bersemayamnya arwah leluhur atau pernah disinggahi orang-orang yang memiliki kekuatan gaib. Pada suatu waktu di tempat keramat itu dijadikan pusat kegiatan religius, yakni upacara persembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Adapun sebagian tempat memang sengaja dikeramatkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk larangan supaya masyarakat tidak ke sana, atau menyembunyikan suatu hal.

Poto:Sumur Batu

Begitu juga yang terjadi di sumur batu yang ada di Amping Parak Timur, Teratak Panas, Kab. Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Konon menurut cerita masyarakat setempat dahulunya sumur batu tersebut berada di puncak bukit, bukit itu bernama bukit Biah. Diambil dari nama Mande Rubiah, dimana Mande Rubiah pernah menjadikan bukit tersebut sebagai tempat persinggahannya. Sehingga masyarakat memberi nama bukit itu bukit Biah. Sedangkan Mande Rubiah merupakan seorang wanita yang dihormati masyarakat Minangkabau, orang yang diberi kebijakan dalam memberikan keputusuan selain raja. Adapun dalam kisah dan jejak keturunan kerajaan Pagaruyung, dimana Mande Rubiah merupakan seorang Putri Bundo Kanduang yang bernama Putri Salasiah Pinang Masak yang melarikan diri dan kemudian membangun istana di hilir Batang Lunang (Rumah Gadang Mande Rubiah).

Biasanya sumur batu tersebut dijadikan tempat berdoa ataupun meminta kesembuhan penyakit dengan cara meminum air yang ada di sumur tersebut (khasiat). Sumur batu itu tidak pernah mengalami kekeringan, anehnya di saat musim kemarau, sumur batu itu malah memiliki air yang jernih. Sumur batu ini sudah dikenal masyarakat luas, terutama di Pesisir Selatan. Sekiar tahun 70-90an tempat ini masih ramai dikunjungi orang untuk sekedar mengambil air sumur atau berdoa. Orang-orang yang datangpun membawa kain-kain putih sebagai ranjinya atau untuk tempat berteduh sumur batu itu. Dulu sumur batu terletak di atas bukit, sekarang berada di bawah. Dulunya ada pekerjaan proyek sehingga mereka tak sengaja mengambil penopang sumur batu yang menyebabkan sumur batu itu jatuh ke bawah, tepat di tepi jalan. Namun keanehan lainnya, batu yang menyimpan air itu tak pernah mengalami kekeringan, walau sudah coba ditimba.

Beragam kejadian aneh yang dialami masyarakat setempat mengenai sumur batu tersebut. Suatu waktu ada seorang warga mengambil barang antik berupa emas, tapi naas emas tersebut tidak bisa dijual karena banyak keanehan. Kemudian benda tersebut dikembalikan ke tempat semula ia mengambilnya, selang beberapa hari orang yang mengambil emas itu meninggal dunia tidak tau apa penyebabnya, tapi masyarakat memercayai karena sesuatu unsur gaib. Dan biasanya kalau terjadi hal-hal magis di sana, maka masyarakat setempat menyembelih kambing atau kerbau untuk dikorbankan.

Poto: Dari seberang jalan kondisi sumur batu

Tetapi sekarang lain halnya dengan kondisi lokasi sumur batu, dahulu terawat karena sering dikunjungi masyarakat dan memercayai masih koramahnya. Sedangkan sekarang sudah tidak terawat lagi alias semak. Akibat perkembangan zaman dan kepercayaan masyarakat terhadap tempat-tempat yang sakral mulai memudar ditambah lagi kebiasaan yang sejak lama ada di suatu tempat itu tidak lagi menjadi tradisi turun temurun.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat juga mengalami perubahan yang signifikan dalam kehidupannya, terutama dalam pola pikir yang sudah tidak lagi mudah memercayai kebiasaan lama apa lagi memiliki unsur gaib. Tapi sayangnya fenomena itu menjadi sebuah kemerosotan tradisi masyarakat lokal dan tidak hanya kepada tempat-tempat keramat saja, tetapi juga terjadi kepada tradisi-tradisi lain yang sebenarnya patut dijaga.

  • About
  • Latest Posts
Arif P. Putra
ikuti saya
Arif P. Putra
Penulis at Media
Pengelola & penulis di kanal Marewai, menulis Rubrik Pelesiran dan Budaya. Kami juga melakukan riset independen seputar kearifan lokal di Minangkabau, terutama Pesisir Selatan. Selain mengisi kolom di Marewai.com, saya juga menulis puisi dan cerpen dibeberapa media daring dan cetak di Indonesia. Karya-karya saya sering menggabungkan kepekaan terhadap detail kehidupan sehari-hari dengan kedalaman emosional yang membuat pembaca terhubung dengan karakter dan cerita yang diciptakan. Saya juga menulis di rubrik Pelesiran website www.marewai.com
blog;pemikiranlokal.blogspot.com,
Arif P. Putra
ikuti saya
Latest posts by Arif P. Putra (see all)
  • Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah - 13 April 2025
  • Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura - 3 April 2025
  • Cakap Film – Bougainvillea: Sandiwara Psikopat dan Percintaan yang Kelam - 19 Maret 2025
Tags: CaritoCerpenPelesiran

Related Posts

KOMUNITAS SENI NAN TUMPAH SIAP KUNJUNGI SEKOLAH-SEKOLAH YANG TELAH LOLOS SELEKSI PROGRAM NAN TUMPAH MASUK SEKOLAH 2025

KOMUNITAS SENI NAN TUMPAH SIAP KUNJUNGI SEKOLAH-SEKOLAH YANG TELAH LOLOS SELEKSI PROGRAM NAN TUMPAH MASUK SEKOLAH 2025

Oleh Redaksi Marewai
18 Mei 2025

KOMUNITAS SENI NAN TUMPAH SIAP KUNJUNGI SEKOLAH-SEKOLAH YANG TELAH LOLOS SELEKSI PROGRAM NAN TUMPAH MASUK SEKOLAH 2025Komunitas Seni Nan...

MALAYAPURA HERITAGE FILM FESTIVAL 2025

MALAYAPURA HERITAGE FILM FESTIVAL 2025

Oleh Redaksi Marewai
15 Mei 2025

Malayapura Heritage Film Festival (MAHEFF) 2025 merupakan sebuah bentuk perayaan keberagaman kekayaan Cagar Budaya (CB)/Objek yang Diduga Cagar Budaya...

Syekh Yahya Al Khalidi, Mursyid Tareqat Naqsabandiyah Al Khalidiyah dari Nagari Panjua Anak (1857 – 1943)

Syekh Yahya Al Khalidi, Mursyid Tareqat Naqsabandiyah Al Khalidiyah dari Nagari Panjua Anak (1857 – 1943)

Oleh Redaksi Marewai
11 Mei 2025

Oleh Al Fikri Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang Di balik megahnya Nagari Magek hari ini, tersimpan...

DISKUSI KELOMPOK TERPUMPUN PEKAN NAN TUMPAH SERI KEEMPAT USAI DIGELAR

DISKUSI KELOMPOK TERPUMPUN PEKAN NAN TUMPAH SERI KEEMPAT USAI DIGELAR

Oleh Redaksi Marewai
10 Mei 2025

Pada tanggal 7 Mei 2025, Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT)  menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pekan Nan Tumpah seri...

Next Post
Carito: Yuang Sewai-Manabuang Harato | Rori Aroka Rusji

Carito: Yuang Sewai-Manabuang Harato | Rori Aroka Rusji

Refleksi Iqra’: Teater Imam Bonjol ( TIB) Garap “Baca”

Refleksi Iqra': Teater Imam Bonjol ( TIB) Garap "Baca"

Discussion about this post

Redaksi Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Ruang-ruang

  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito

Ikuti kami

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In