SINOPSIS: Sebuah cerita diriwayatkan bahwa di Desa Mandirancan merupakan wilayah yang berada di Kecamatan Kebasen dan Kabupaten Banyumas. Mandirancan adalah desa tua yang sudah ada sejak 1571. Kali mambu yang berada pada Desa Mandirancan ini terdapat dua Kali Mambu yaitu Kali Mambu Wadon dan Kali Mambu Lanang. Kali Mambu sendiri merupakan mata air yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan mulai dikenal oleh masyarakat dengan adanya Juru Kunci yang bernama Kertabangsa kurang lebih sekitar tahun 1960.
Kali Mambu merupakan sumber mata air yang berasal dari retakan gunung purba yang sudah mati, tetapi laharnya masih ada. Artinya, ketika retakan sungai bawah tanah ini retak, maka air bawah tanah akan mengalir ke atas membawa belerang putih. Nah, belerang putih ini yang kemudian dikenal sulfur untuk menghaluskan kulit, untuk mengobati penyakit kulit. Akhirnya ketika orang mandi di situ maka kulitnya akan lebih halus. Secara mitos, Kali Mambu Wadon ini terdapat penunggu, yaitu dua seorang putri. Jika ada seseorang yang mandi di Kali Mambu Wadon tersebut maka kulitnya akan menjadi putih, bersih, dan lebih cantik. Namun demikian, secara ilmiah ada kandungan sulfur, dimana jika air tersebut diberi daun maka daunnya akan berubah menjadi warna ungu, sedangkan jika terkena batu maka batunya pun akan berubah menjadi putih. Karena mungkin sudah ribuan tahun yang lalu maka kandungan yang ada diperut gunung purba tersebut memudar dan mengakibatkan bau yang ada pada Kali Mambu ini mulai berkurang dengan sendirinya. Selain itu, ada jembatan yang cukup menarik yaitu Jembatan Watu Geni. Dimana batu-batuan yang ada dijembatan jika digesek itu akan menjadi api. Secara tidak langsung hal ini benar adanya, bahwa dulunya itu adalah gunung berapi. Untuk bukti yang pertama yaitu keluarnya belerang yang ada pada Kali Mambu dan bukti yang kedua yaitu watu geni yang berubah menjadi api. Pada zaman gunung purba masih aktif dapat berubah menjadi api. Secara ilmiah dapat diketahui bahwa sebelum Kedung Bunder terdapat sungai yang ada seperti lelehan gunung purba yang masih aktif pada masanya. Sedangkan secara mitos, ujung dari gunung purba ini ditendang oleh Bima dengan melewati Sungai Serayu dan jadilah Gunung Tugel. Jadi, Gunung Tugel adalah tugelan dari gunung purba yang dilempar oleh Bima. Pada tahun 1970 sampai 1980 air Kali Mambu Lanang digunakan untuk menyirami benih-benih pohon pinus yang ada disekitarnya.
Kemudian pada tahun 2019 Kali Mambu Lanang diperbaharui dan dibuatlah dua kolam kecil yang digunakan untuk penampungan anak-anak bermain. Untuk membedakannya Kali Mambu Wadon berbentuk pancuran dan Kali Mambu Lanang berbentuk kolam kecil yang terdapat perosotan untuk anak-anak bermain.
Penulis Lely Nur Tachi, lahir di Banyumas, 08 Juli 2001. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Berdomisili di Desa Mandirancan RT 02 RW 03, Kec. Kebasen, Kab. Banyumas, IG: lely_tachi, [email protected].
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post