Marewai
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
  • Login
  • Daftar
  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito
No Result
View All Result
Marewai
No Result
View All Result
Home Pelesiran

Cerita Bukik Bulek, Bekas Menara Bumi Tempat Bertambatnya Bahtera Nuh

Redaksi Marewai Oleh Redaksi Marewai
16 Desember 2021
in Pelesiran
3.7k 76
0
BagikanBagikanBagikanBagikan

Kapalo Banda atau yang juga disebut sebagai Wakanda (Wisata Alam Kapalo Banda) adalah salah satu destinasi pariwisata paling digemari di Kabupaten 50 Kota. Setiap akhir pekan, minimal 2 ribu orang memadati kawasan yang menyuguhkan bentangan pengairan sisa peninggalan Belanda di Nagari Taram tersebut.

Selain pengairan, kondisi alam Nagari Taram yang dipagari bukit-bukti hijau juga menjadi latar menarik, terutama untuk berswafoto. Namun, tak banyak diantara pengunjung tau kalau di nagari Taram tersimpan sejumlah kisah epik  menarik. Salah satunya adalah legenda Bukik Bulek.

Situs alam Bukik Bulek sendiri, akan dapat dilihat begitu kita hampir sampai di pintu masuk Wakanda. Lokasinya persis di tengah nagari Taram. Dari jalanan yang dapat ditemph kendaraan roda empat, Bukik Bulek akan terlihat menjulang di balik pemukiman penduduk. Tak diketahui pasti berapa tinggi bukit itu. Yang jelas, Bukik Bulek memang berbeda dengan bukit-bukit lain di Sumatera Barat. Sesuai dengan namanya, bukit ini membulat seperti sebuah tabung raksasa dengan kemiringan lereng hampir 90 derajat.

Selain karena bentuknya, Bukik Bulek juga dapat ditandai dari strukturnya yang terdiri dari batuan kars. Warnanya coklat kemerahan. Sebagian saja dari tubuh bukit itu yang ditumbuhi tanaman hijau. Selebihnya adalah batuan. Pada salah satu sisi bukit, terdapat struktur batuan mirip dengan manusia yang sedang duduk. Lengkap dengan kepala dan kakinya yang bersila.

“Bukit ini adalah ikonnya Nagari Taram. Orang baru sadar bahwa mereka sudah sampai di Taram, jika sudah melihat bukit ini. Dari jauh, juga jadi penanda arah, kalau mau ke Nagari ini,” kata Gio Fernando, Humas Wakanda. Diterangkan Gio, menurut penuturan orang-orang tua di Taram, kata Taram sendiri berasal dari kata Tarandam atau terendam. “Konon, dahulunya nagari Taram di genangi air. Di  tengah-tengah perairan itu terdapat sebuah bukit berupa pulau kecil yang unik berbentuk bulat yang di namai bukik bulek,” katanya.

Bukik bulek itu utuhnya jauh lebih tinggi dari sekarang. “Malah kata nenek-nenek kami, dulu sampai sejengkal dari langit. Tinggi sekali,” terang Gio. Sebagian kisah mengatakan bahwa bukit itu adalah salah satu tambatan kapal Nabi Nuh dalam pelayaran mencari daratan pasca banjir bandang menutup bumi.

Bukik Bulek menjadi pendek setelah terjadi  gempa besar. “Akibat gempa itu, bukik bulek patah jadi sembilan bagian. Setiap bagian menyebar di seluruh pelosok Taram,” sebutnya. 

Semasa nenek moyang orang Taram masih menganut kepercayaan sebelum Islam, mereka memahat sebuah patung dipinggir bukit Bulat/Bukit Gadang yang di namai Bukik Talio. Pada hari tertentu masyarakat yang menganut kepercayaan itu mengantarkan sesajian ke patung tersebut. Pada masa selanjutnya bukik talio berubah fungsi sebagai penambangan kapal saudagar-saudagar yang membawa barang dagangannya.

Ada cerita yang lebih menarik di sini. Menurut kepercayaan beberapa orang tua di Taram, bukik bulek ini juga menyimpan pintu rahasia yang mana di dalamnya terdapat kuda bersayap emas.
“Menurut salah satu orang tuo kami, kuda emas itu pernah menampakan diri yang berterbangan di atas langit nagari Taram,” sebut Gio.

Bila anda datang ke Nagari Taram, Bukik Bulek lebih elok dipandang dari aliran sungai Batang Munggo. Lokasi tempatnya adalah di Jorong Parak Baru, di atas sebuah jembatan yang tak berapa jauh dari surau yang menjadi lokasi syuting film Di Bawah lindungan Ka’bah. Bukik Bulek juga berada di tengah dua jorong yakni Parak Baru dan Tanjuang Ateh. (Gio & Ajo)

  • About
  • Latest Posts
Redaksi Marewai
ikuti saya
Redaksi Marewai
Redaksi Marewai at Padang
Redaksi Marewai (Komunitas Serikat Budaya Marewai) adalah sebuah Komunitas Budaya yang menyediakan ruang bagi siapa saja yang mau mempublikasi tulisannya, sebagai media alternatif untuk para penulis.
Silakan kirim karyamu ke; [email protected]
Redaksi Marewai
ikuti saya
Latest posts by Redaksi Marewai (see all)
  • Puisi-puisi Safari Maulidi | Dalam kamus malaikat - 3 Desember 2023
  • Cerpen Dody Widianto | Monolog Cacing Kremi - 2 Desember 2023
  • Peluncuran dan Diskusi Buku Alih Aksara Kitab Salasilah Rajo-Rajo di Minangkabau - 14 November 2023
Tags: AlamBudayaMediaPelesiranSumatra baratTaramWakandaWisata

Related Posts

Pelesiran: Mitologi Anjing Dewa dan Masa Silam yang Nyaris Hilang di Gunung Pangilun | Arif Purnama Putra

Pelesiran: Mitologi Anjing Dewa dan Masa Silam yang Nyaris Hilang di Gunung Pangilun | Arif Purnama Putra

Oleh Arif P. Putra
1 September 2023

Gambar: jenis terkam (teril kampung-peranakan teril dan anjing Gunung Pangilun) Gunung Pangilun merupakan salah satu kelurahan Gunung Pangilun di...

Pelesiran: Ke Bengkulu, Menjemput Rindu… | Raudal Tanjung Banua

Pelesiran: Ke Bengkulu, Menjemput Rindu… | Raudal Tanjung Banua

Oleh Redaksi Marewai
12 Januari 2022

Presiden di BangkahuluKini berenang dalam lautKita hentikan di sini duluKisah yang lain kita sebut BENGKULU atau Bangkahulu, memang punya...

Pelesiran: Ampiang Parak dalam Bayang-bayang Kejayaan Masa Lampau Sebagai Ibukota Bandar Sepuluh | Arif P. Putra

Pelesiran: Ampiang Parak dalam Bayang-bayang Kejayaan Masa Lampau Sebagai Ibukota Bandar Sepuluh | Arif P. Putra

Oleh Arif P. Putra
4 Januari 2022

Ampiang Parak dalam tutur masyarakat setempat berasal dari sejarah datangnya seorang raja dari daerah darek, kemudian sampai ke nagari...

Pelesiran: Air Terjun Pangean Lagan; Menikmati Akhir Pekan dengan Keindahan Alam

Pelesiran: Air Terjun Pangean Lagan; Menikmati Akhir Pekan dengan Keindahan Alam

Oleh Redaksi Marewai
3 Desember 2021

Pesisir Selatan memiliki banyak tempat-tempat wisata indah, selain yang berada di Tarusan dan Painan sebagai ikon Pesisir Selatan “Negri...

Next Post
Digitalisasi Budaya Mentawai: Uma & Tato Warisan Luhur Budaya Mentawai

Digitalisasi Budaya Mentawai: Uma & Tato Warisan Luhur Budaya Mentawai

PUISI-PUISI J.J. EHAK | MENGINGAT MUSIM ANGIN

PUISI-PUISI J.J. EHAK | MENGINGAT MUSIM ANGIN

Discussion about this post

Marewai

ikuti kami:

© 2023 marewai.com – Komunitas Serikat Budaya Marewai

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2023 Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In