
Hampir 2 tahun pandemi Covid 19 melanda Indonesia, berbagai aktifitas kesenian turut terkena imbasnya. Tidak terkecuali dengan sejumlah agenda festival yang sejak 2019 sudah disusun oleh Forum Batajau Seni Piaman (FBSP). Dengan situasi yang sudah mulai kondusif saat ini, Forum yang merupakan asosiasi sanggar-sanggar seni di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman ini kembali menggeliat. Iven kedua yang digelar tahun ini adalah Kampuang Bendang Kampung Tari (KBKT).
Dimas, bendahara FBSP sekaligus direktur festival Kampuang Bendang Kampung Tari mengatakan, iven ini adalah kali kedua setelah sukses pada 2019 lalu. “Pada dasarnya kita ingin mengembalikan kesenian kepada masyarakat. Seni sebagai platform pembinaan anak muda, sebagai kanal kreatifitas, sebagai wahana pemanggil kebersamaan. Itu yang kita wujudkan dalam festival-festival di FBSP, termasuk Kampuang bendang Kampung Tari ini,” sebutnya. Sebagaimana pada penyelenggaran perdana, kali ini masyarakat juga kembali turut diajak menari.
“Kalau pada penyelenggaraan perdana kita menampilkan tarian oleh ibu-ibu, kali ini oleh anak-anak Kampuang Bendang,” sebutnya. Dan bukan hanya menari, panitia juga akan melibatkan anak-anak pada proses kerja kreatif seperti pada sisi artistik. “Penataan artistik kita kali ini akan mengambil ide dari cetusan anak-anak. jadi kita minta sejumlah anak menggambar panggung, nanti itu yang akan kita eksekusi sebagai konsep dasar penataan artistik kita,” kata Ramidi, penanggung jawab tata artistik FBSP.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini KBKT turut didukung dengan alokasi anggaran nagari. Hal ini tentu menggembirakan, sebab peran serta nagari dalam membangun wahana kesenian seperti festival ini sangat dibutuhkan. Ketua FBSP Roby Suhendra mengatakan, dukungan ini disambut baik oleh pihaknya dan akan dijadikan sebagai model bagi penyelenggaraan di nagari-nagari lain pada kesempatan berikutnya. “KBKT ke dua ini adalah Festival ke 13 yang kami gelar sejak berdiri. Dan ini adalah sebuah model pelibatan nagari, setelah sebelumnya kita juga pernah melibatkan nagari pada Festival Balah Hilia,” katanya.
Selain dari nagari, support juga diharapkan dari para sponsor tetap FBSP dan perantau asal Sungai Sariak. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat gemala Ranti mengatakan, peran serta komunitas seperti FBSP dalam membangun kesenian ditengah masyarakat nagari adalah kunci bagi keberlangsungan dan kelestarian seni budaya ditengah masyarakat. “Ini ternyata adalah festival mereka yang ke 13 kali. Ini patut kita apresiasi. Mereka bergerak secara mandiri, lalu berikutnya didukung perantau dan sponsor, dan kini dapat pula dukungan nagari. Begitulah seyogyanya langkah-langkah penggalangan kekuatan untuk mengembalikan kesenian ini kepada masyarakat,” katanya.
Sementara kepala dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Novrial mengharapkan dengan adanya ajang yang “mambusek dari bumi” seperti halnya Festival-festival seni besutan FBSP ini maka wisata desa akan semakin semarak. “Atraksi budaya, seperti festival seni ini adalah salah satu alasan terkuat kenapa orang datang ke Sumbar. Kesenian kita, baik yang tradisi maupun yang kreasi seperti yang biasa dihadirkan di ajangnya FBSP ini akan menarik perhatian para wisatawan,” katanya.
- Festival Tanah Ombak: Pelatihan Sastra Anak “Melatih Nalar Sejak Dini” - 18 September 2023
- Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar | Siregar - 16 September 2023
- Cerpen Hasbunallah Haris | KKN Konciang - 9 September 2023
Discussion about this post