Padangpariaman, Marewai— Peran komunitas dalam usaha pengembangan destinasi wisata saat ini semakin vital. Kesadaran kelompok masyarakat untuk meningkatkan perhatian wisatawan terhadap objek yang dikelola memerlukan strategi khusus. Menyadari hal ini, komunitas Raja Samudra selaku pihak yang dipercaya sebagai pengelola Taman Wisata Perairan Pulau Pieh khususnya Pulau Bando, memulai kerjasama dengan Ajo Wayoik, salah satu brand activator dari Piaman. Juwaldi, koordinator Raja Samudra mengatakan, kegiatan rebranding yang dirancang bersama Ajo Wayoik diharapkan dapat merubah pola pemasaran wisata minat khusus di objek yang ia kelola bersama rekan-rekannya.
“Kita butuh pemikiran baru yang relatif lebih segar dan punya daya dobrak. Kami sangat yakin, kerjasama dengan Ajo Wayoik akan membuahkan hasil yang diharapkan tersebut,” katanya.
Diceritakannya, Raja Samudra adalah komunitas yang dipercaya mengelola wisata 2 pulau yakni pulau Bando dan Pulau Ujuang. “Pulau Bando termasuk Taman Wisata Perairan Pulau Pieh, tapi Pulau Ujuang tidak,” sebutnya.
Saat ini raja samudra sudah membentuk extreme diving club dengna jumlah anggota yang mencapai 30 orang. Langkah ini adalah salah satu upaya untuk menghadirkan wahana minat khusus yakni penyelaman.
“Kami berharap ke depan akan lebih banyak lagi bentuk tawaran wisata pengalaman yang dapat dinikmati pengunjung lewat kerjasama ini,” katanya. Dalam pertemuan yang berlangsung pada Senin (28/12) lalu, Juwaldi juga menjelaskan bahwa pihaknya tengah berkonsentrasi pada kampanye terkait sampah.
“Kami sangat berharap lewat pengelolaan yang tepat, masyarakat dapat mendukun pelestarian kawasan perairan pulau Pieh, terutama dengan tidak menambah sampah laut. Saat ini, masalah krusial yang dihadapi 5 pulau yang ada dalam kawasan konservasi Pulau Pieh adalah sampah ini,” katanya.
Setelah berdiri selama 5 tahun, komunitas Raja Samudra yang dibina Satuan Kerja TWP Pieh tetap bertahan. “Alhamdulillah, kami yang terlama bertahan. Dan kami akan terus berusaha agar pengembangan wisata ini dapat berlanjut,” tekad Juwaldi.
Ajo Wayoik menjelaskan, proses rebranding sejalan dengan kampanye lingkungan yang sedang digencarkan oleh Raja Samudra. “Tiap tindakan yang dilakukan Raja Samudra sebenarnya sangat menarik untuk diangkat sebagai tulisan, vlog dan lain sebagainya. Ini lah yang menjadi cikal rebranding. Sesuatu yang berjalan secara biasa, namun dapat menimbulkan efek amplifikasi luar biasa bila diceritakan ulang pada dunia,” sebutnya.
Ajo Wayoik mengaku tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan perhatian wisatawan terhadap 5 pulau dalam kawasan TWP Pulau Pieh, terutama pulau Bando. Hal ini terkait “jualan berat”-nya yakni minat khusus. “Wisata minat khusus itu jelas tidak mudah dijual. Dari cerita kawan-kawan pelaku pariwisata, minat khusus termasuk pada jenis wisata yang sebenarnya tidak baru, namun hanya ditawarkan pada mereka yang masuk pada kategori pasar tertentu,” sebutnya.
Hal terpenting yang perlu ditambahkan pada branding Pulau Pieh menurut Ajo Wayoik adalah kekuatan kultural bahari khas Piaman, khususnya yang ada di kawasan Ulakan dan Katapiang. “Jadi akan diperlukan semacam jembatan, antara pulau sebagai destinasi dan masyarakat pinggir pantai sebagai entitas yang nantinya akan menjadi subjek penting bagi pengembangan pariwisata. Keduanya terhubung berkat tali kultural,” sebut Ajo Wayoik. 2021 akan menjadi tahun penting bagi kerjasama Raja Samudra dan Ajo Wayoik.
- SEGERA TERBIT! BUKU ALIH BAHASA KITAB SALASILAH RAJO-RAJO DI MINANGKABAU - 9 September 2024
- Musim Paceklik Sejarah: Melihat Peradaban dari Geladak Kapal | Arif Purnama Putra - 8 Juli 2024
- MAEK: Misteri Peradaban Menhir dan Pengetahuan Astronomi di Kaki Bukit Barisan | Penulis: Sultan Kurnia AB (Mahasiswa Doktoral Kajian Budaya, Hiroshima University, Jepang) - 4 Juli 2024
Discussion about this post