• Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
Minggu, November 2, 2025
  • Login
  • Daftar
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
No Result
View All Result
Redaksi Marewai
No Result
View All Result

Pulau Babi: Antara Mitos dan Fakta

Arif P. Putra Oleh Arif P. Putra
23 Februari 2021
in Pelesiran
1.3k 85
0
Home Pelesiran
BagikanBagikanBagikanBagikan
Poto: Lokasi Pulau Babi (Joni Satria)

Pesisir Selatan, Marewai– Kawasan Bahari Mandeh memiliki banyak pulau-pulau yang begitu indah, baik pulau berukuran besar maupun kecil. Dari pulau yang jadi kunjungan wajib wisatawan, sampai Pulau yang hanya teronggok sebagai hiasan. Pulau-pulau tersebut hampir memiliki riwayatnya masing-masing, mulai dari yang diperkuat oleh peninggalan, sampai hanya cerita tutur masyarakat saja. Nah, ada satu pulau kecil yang menarik, yaitu Pulau Babi, Ampang Pulai, Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Pulau ini berhadap-hadapan dengan lokasi santai Muaro Tarusan, Pulau ini tidak terlalu jauh dari tepian.

Konon, dari cerita yang beredar dimasyarakat setempat, di masa lampau ada sebuah kapal besar yang diterjang badai dahsyat. Mengakibatkan kapal tersebut tumbang di tengah lautan dan seluruh isi dari kapal itu tumpah, termasuk babi ternak yang ada atas di kapal. Menurut ceritanya ada beberapa hewan ternak awak kapal yang lari ke pulau tersebut sehingga bermukim di sana, hanya saja nama babi dipilih untuk dijadikan nama pulau tersebut. Selain babi takut air, hewan ini akan terdengar aneh saat berada di pulau kecil itu, sedangkan bukit daratan jauh.

Biasanya pulau ini dijadikan tempat persinggahan oleh para pelaut, sekedar beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pelayaran. Atau nelayan-nelayan yang sengaja datang ke sana untuk memancing. Pulau Babi memang tidak terlalu tersohor seperti kawan-kawannya: Pulau Setan, pulau cubadak, Pulau sironjong, dan lainnya. Tetapi pulau ingin cukup dikenal dikalangan nelayan, baik dari luar maupun lokal.

Meski begitu, bagi masyarakat Tarusan, khususnya Ampang Pulai/Muaro Tarusan, Pulau ini sangat unik. Dari beberapa cerita baik masyarakat dan pengunjung, binatang yang paling banyak ditemui di sana ialah babi dan ular. Uniknya, babi di Pulau tersebut sangat jinak (memang tak sejinak dapat disentuh). Mereka sering muncul saat ada orang yang mendatangi pulau tersebut. Ukurannya pun merata besar, tidak sama dengan babi-babi yang ada di bukit/ladang.

Menurut cerita babi tersebut tidak muncul saat orang yang datang ke sana sengaja ingin melihatnya, babi itu sering muncul tidak terduga. Melenggang tanpa takut air. Sedangkan ular yang ada di pulau babi hampir memiliki kesamaan dengan sang babi yang muncul tiba-tiba, lalu menghilang sekejap mata. Aneh memang, tapi begitulah cerita yang beredar dimasyarakat Ampang Pulai. Pun orang-orang yang pernah mengalami hal serupa ketika berkunjung ke sana.

Walau demikian, masyarakat menekankan bahwa sejauh ini hewan-hewan penghuni pulau tersebut tidak mencelakai masyarakat setempat ataupun pengunjung, baik tujuan wisata ataupun nelayan dari luar daerah yang sengaja singgah di sana. Tentu harus tetap hati-hati dan meluruskan niat saat berkunjung. Tidak hanya di sana saja, tapi di tempat-tempat lain juga demikian.

Tidak banyak memang wisatawan yang datang ke kawasan Mandeh Tarusan memilih lokasi ini, selain pulaunya yang kecil, tempat ini masih kalah saing dengan kawan-kawannya. Walau pulau Babi mendapatkan nama hewan, sebenarnya hewan tersebut juga tersebarbanyak di pulau-pulau yang ada di kawasan Mandeh lainnya, seperti Pulau Kapo-kapo salah satunya. Namun sejauh ini hewan liar tersebut tidak pernah mengganggu pengunjung pulau, begitu juga hendaknya dengan orang-orang yang datang ke sana.

  • About
  • Latest Posts
Arif P. Putra
ikuti saya
Arif P. Putra
Penulis at Media
Pengelola & penulis di kanal Marewai, menulis Rubrik Pelesiran dan Budaya. Kami juga melakukan riset independen seputar kearifan lokal di Minangkabau, terutama Pesisir Selatan. Selain mengisi kolom di Marewai.com, saya juga menulis puisi dan cerpen dibeberapa media daring dan cetak di Indonesia. Karya-karya saya sering menggabungkan kepekaan terhadap detail kehidupan sehari-hari dengan kedalaman emosional yang membuat pembaca terhubung dengan karakter dan cerita yang diciptakan. Saya juga menulis di rubrik Pelesiran website www.marewai.com
blog;pemikiranlokal.blogspot.com,
Arif P. Putra
ikuti saya
Latest posts by Arif P. Putra (see all)
  • Muaro Paiti: Babak Kedua dan Memulun Ingatan Kolektif – Arif Purnama Putra - 1 November 2025
  • Cakap Film – Coolie: Bapak-bapak Berbahaya Kita Kembali, Rajinikanth. - 20 September 2025
  • Cakap Film – A Star Is F*king Born: Potret Dua Sisi dan Pengingat Zaman, Memorable atau Fenomena Belaka - 23 Agustus 2025
Tags: BudayaCaritoPelesiranPunago RimbunSastra

Related Posts

Muaro Paiti: Babak Kedua dan Memulun Ingatan Kolektif – Arif Purnama Putra

Muaro Paiti: Babak Kedua dan Memulun Ingatan Kolektif – Arif Purnama Putra

Oleh Arif P. Putra
1 November 2025

Perjalanan-perjalanan satu dekade terakhir yang saya lakukan kerap menemukan keajaiban-keajaiban, barangkali sebelumnya belum pernah terpikirkan. Bahkan, sebagian dari tempat...

Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua

Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua

Oleh Redaksi Marewai
27 Juni 2025

sastrawan dan penikmat perjalanan, tinggal di Yogyakarta TAK sebagaimana umumnya pantai di Indonesia dengan rayuan pohon kelapa atau nyiur...

Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah

Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah

Oleh Arif P. Putra
27 Juni 2025

Sebuah telur berukuran raksasa dengan diameter 80 cm yang ditemukan saat zaman kerajaan Minangkabau yang diperkirakan berusia ratusan tahun...

Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura

Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura

Oleh Arif P. Putra
3 April 2025

Ada banyak tabir yang belum tersingkap dari masa lampau. Sejarah-sejarah ditulis kadang tak melulu dengan data yang konkrit, sebagian...

Next Post
Nagari Sungai Pinang : Bermalam Di Eroang Gadang, Menikmati Dentuman Batu Dandang

Nagari Sungai Pinang : Bermalam Di Eroang Gadang, Menikmati Dentuman Batu Dandang

Punago Rimbun: Ujuang Nan Bagagatan Dari Darek ke Rantau Minangkabau | Zera Permana

Punago Rimbun: Ujuang Nan Bagagatan Dari Darek ke Rantau Minangkabau | Zera Permana

Discussion about this post

Redaksi Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Ruang-ruang

  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito

Ikuti kami

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In