Tugas orang-orang di sekitar adalah mendukung penuh kegiatan mereka selagi itu positif, memberikan panggung untuk mereka berkarya secara luwes dalam berkegiatan.
Rizal MS (Mukhrizal) kelahiran Balai Selasa 07-03-1963. Sekarang bergiat di “Sanggar Seni Rupa Anak Nagari” di Tanjung Gadang Sungai Liku, Kec. Ranah Pesisir, Kab. Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Sanggar tersebut beliau dirikan pada tahun 2018 dan sampai sekarang masih berjalan dengan misi mulianya untuk memberikan ilmu yang selama ini beliau dapat di rantau. Rizal MS merupakan alumni SMSR Padang tahun 1984. Setelah malangmelintang di Pulau Jawa dan menetap lama di Jakarta, akhirnya beliau memilih untuk mendedikasikan hidupnya di kampung halaman dengan menggiatkan sanggar seni rupa. Selain itu beliau tetap menjalankan kerja kreatifnya sebagai seorang seniman, beliau tetap berkarya seperti membuat patung dan melukis, karya teranyar beliau di Pesisir Selatan, Ranah Pesisir adalah “Tugu Mungkuih” tepatnya di bundaran depan kantor camat Ranah Pesisir.
Rizal MS adalah salah satu pemerhati seni di Pesisir Selatan saat ini, semangat beliau terhadap perkembangan seni perlu diapresiasi terutama di bidang seni rupa. Di Sanggar Nagari beliau juga menjalankan sebuah kelas melukis setiap minggu pagi, memberikan ruang kepada anak-anak di Tanjung Gadang Sungai Liku untuk belajar. Namun tidak menutup diri untuk orang luar ikut gabung dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini beberapa tahun terakhir mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat, terutama dari anak-anak yang begitu antusias mengikuti kegiatan minggu pagi. Semua karya-karya yang dihasilkan dari kelas melukis itu dipilih untuk dipajang, tujuan beliau mengenalkan kepada tamu nantinya bahwa banyak anak-anak yang masih memiliki ketertarikan terhadap seni rupa/seni lukis, hanya saja memang dibutuhkan wadah yang dapat membuka diri untuk masyarakat luas. Di Sanggar Seni Rupa Anak Nagari, Rizal MS tak hayal sering menerima tamu-tamu mulai dari mahasiswa, pejabat, kolega seprofesi dan warga. Beliau sangat membuka diri untuk diskusi dengan berbagai kalangan “pintu rumah saya selalu terbuka. Silakan berkunjung.”
Perjalanan berkesenian beliau memang tidak diragukan lagi, selama berkegiatan di Galery Kalibata Mall, Jakarta Selatan, dibeberapa kesempatan beliau juga sering melukis orang-orang penting Indonesia, baik artis ataupun tokoh masyarakat, salah satunya adalah istri presiden ketiga (1998-1999) BJ. Habibie. Saat itu beliau mendapat kesempatan melukis wajah ibu negara Hasri Ainun Besari dan itu menjadi momen bersejarah diperjalanan karir beliau, dapat melukis wajah seorang wanita yang menjadi panutan masyarakat Indonesia. Beberapa kegiatan pameran yang beliau ikuti, yakni;
2015 Membuat Ilustrasi untuk Majalah Budaya Jakarta dan Pameran bersama Alumni SSRI/SMSR/SMK 4 Padang, di Taman Budaya.
2016 Melukis bersama Gubernur Sumbar di desa terindah di dunia, desa tuo Pariangan.
1997 Menjuarai lomba lukis se kota Painan, mendapatkan juara 1.
2000 Nominasi 5 dalam lomba lukis poster International (UNFPA).
Masih banyak lagi kegiatan ataupun prestasi yang beliau raih sepanjang perjalan karirnya baik nasional maupun internasional. Yang tak kalah membanggakan adalah saat ikut Pameran Budaya Melayu di Siak Sri Indrapura Riau, diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Siak Sri Indrapura, pada tahun 2014. Saat itu yang menjabat sebagai Bupati adalah Syamsuar, sekarang menjadi Gubernur Riau. Terbaru beliau terlibat langsung dalam kegiatan Pameran Seni Rupa di Taman Budaya Padang, Sumatra Barat “Pameran Realita Sosial #New Live di Galeri, Pameran Bersama #New Eksplorasi dan Pameran Dimension Space.” Beliau juga didapuk sebagai tim Display pada pameran tersebut. Acara ini merupakan serangkain acara yang dilaksanakan di Taman Budaya, melibatkan banyak seniman-seniman besar Sumatra Barat.
Di Sungai Liku, beliau menyuarakan kegiatan-kegiatan positif kepada remaja-remaja (Komunitas, organisasi dan kelompok) ataupun sejawat yang datang berkunjung. Melakukan gerakan-gerakan kreatif untuk menumbuh kembangkan hal-hal baik dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya kepada remaja-remaja Pesisir Selatan untuk berproses kreatif sangat tinggi, berkesenian juga tidak harus megikuti jalan beliau, tapi tetap memberi ruang diskusi sekedar bertukar pikiran. Tentu beliau juga memiliki keinginan besar untuk sebuah aktivitas seni yang merata, memerhatikan maestro-maestro lokal, anak-anak muda berpotensi tidak serta-merta hilang ditelan ketidakpedulian, apreasiasi dari pemerintah dan khalayak sangat penting. Apresiasi yang diperlukan seniman ataupun pekerja kreatif adalah dihargai karyanya, kerja kolektif yang dilakukan dengan tulus itu tidak bisa hanya dipandang dengan bentuknya saja, tetapi menghargai proses yang mereka lewati.
Perlu adanya andil pemerintah setempat untuk mewujudkan niatan tersebut, menjalankannya bersama-sama dalam satu wadah dan tujuan yang membangkitkan gairah pekerja kreatif. Beliau percaya, sebuah proses tidak akan menghianati hasil, suatu waktu kegiatan-kegiatan yang beliau canangkan itu akan terus berjalan, menumbuhkan gairah berkarya, berkesenian dengan tulus. Menjadi wadah baru dalam iklim kesenian Pesisir Selatan, bukan hanya ajang musiman, tapi untuk masa yang akan datang. Selain itu, masyarakat Pesisir Selatan perlu meluruskan mitos: orang yang hebat di rantau bila menetap di kampung selalu tenggelam.
Dalam kesenian dan budaya, Pesisir Selatan memiliki potensi besar akan hal itu. Pesisir Selatan memiliki banyak seniman, budayawan dan sastrawan besar, hanya saja ruang untuk mereka masih sangat minim. Barangkali Pesisir Selatan memang butuh sebuah tempat pertemuan seniman, budayawan, dan sastrawan, anggaplah sebuah taman budaya. Namun, tidak adanya titik kumpul sebenarnya bukan menjadi sebuah persoalan besar, pemerintah bisa memberikan ruang atau tempat lain, tapi apakah ada niatan semacam itu; memerhatikan maestro-maestro seni, sastrawan, dan budayawan lokal.
Tentu saja semua keinginan dan kelemahan di atas bukan utuh milik pemerintah, pelaku seni juga harus menampakkan keseriusannya dalam berkegiatan, bukan hanya Rizal MS saja, masih ada banyak maestro seni di Pesisir Selatan yang barangkali tak muncul kepermukaan karena terkendala banyak hal. Tugas orang-orang di sekitar adalah mendukung penuh kegiatan mereka selagi itu positif, memberikan panggung untuk mereka berkarya secara luwes dalam berkegiatan.
- Ketuklah Pintu Itu, 2025, Kami Menunggu dan Siap Melanjutkan - 1 Januari 2025
- Tim Kenal Adat: Progress Awal dalam Mengimplementasikan Project Sociopreneurship Innovillage 2024 di Perkampungan Adat Sijunjung - 14 Desember 2024
- Cakap Pilem: Vedaa, 2024 | Kasta Dalit dan Potret Kehidupan Nyata Perempuan India – Arif P. Putra - 7 November 2024
Discussion about this post