• Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
Sabtu, November 1, 2025
  • Login
  • Daftar
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai
No Result
View All Result
Redaksi Marewai
No Result
View All Result

Pelesiran: Air Terjun Tambulun, Inderapura Transad Lubuk Betung Hilir, Pesisir Selatan

Arif P. Putra Oleh Arif P. Putra
2 Oktober 2020
in Pelesiran
1.3k 40
0
Home Pelesiran
BagikanBagikanBagikanBagikan

Marewai.com, keindahan alam adalah suatu kekayaan yang dimiliki Indonesia, beragam keindahan alam tiap tahun muncul membuat kita kagum. Propinsi Sumatra Barat adalah salah satu daerah yang memiliki banyak keindahan alamnya, mulai dari pegunungan, pantai, dan bukti-bukti fisik akibat terjadinya perubahan alam sehingga membentuk sebuah keindahan. Bila bicara keindahan alam Sumatra Barat, pasti tidak lengkap rasanya kalau tidak membicarakan Kabupaten Pesisir Selatan, salah satu wilayah yang mempunyai keindahan alam begitu banyak. Tak bisa dipungkiri, Pesisir Selatan memiliki keunggulan dari keindahan lautnya, hampir sepanjang jalan di Pesisir Selatan bersebelahan dengan laut lepas, belum lagi pulau-pulau teronggok di tengah lautnya. Tak heran bila ia pernah tercatat sebagai salah satu wisata favorit di Indonesia, yaitu Kawasan Wisata Mandeh, Tarusan, Pesisir Selatan.

Untuk pecinta alam, Pesisir Selatan dianggap masih menyimpan banyak tempat-tempat menakjubkan lagi. Buktinya setiap tahun berganti selalu saja ada tempat-tempat baru yang menjadi trend. Salah satunya adalah Air Terjun Tambulun (masyarakat setempat) yang ada di Nagari Inderapura Utara, Pesisir Selatan. Tempat ini mungkin tidak terlalu dikenal oleh remaja-remaja hits kebanyakan di Pesisir Selatan, tapi bagi mereka yang berada di Inderapura dan Tapan, tempat ini adalah salah satu lokasi alternatif terbaik untuk menikmati suasana alam. Daerah ini berjarak sekitar 80 Km dari Ibukota Kabupaten Pesisir Selatan (Painan), juga dikenal dengan kawasan pertanian dan perkebunan, karena lahan-lahan yang ada dipakai untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan. Mungkin untuk sebagian masyarakat Pesisir Selatan masih terasa asing mendengar tempat ini.

Namun sejak wabah melanda hampir kesemua lapisan masyarakat, hal-hal baru tersebut bukan berarti hilang. Buktinya, tercatat beberapa tempat baru muncul di Pesisir Selatan sejak masa pandemi. Alasannya sederhana, banyaknya kegiatan dikeramaian; kampus, sekolah, pedagang, dan lainnya dihentikan. Keadaan tersebut memberi ruang luas bagi mereka untuk menghabiskan hari di kampung, mungkin dengan cara pelesiran mengekspos tempat-tempat baru ataupun yang sudah tidak diperhatikan lagi. Ya, ini adalah salah satu kegiatan positif yang bisa dilakukan mereka untuk menepis kebosanan belajar dari rumah. Tentu kegiatan datang ke alam juga bisa menjadi alternatif mereka supaya tidak bermalasan di rumah, setidaknya untuk sekedar olahraga mengeluarkan keringat dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Nah, Air Terjun yang kita bahas ini lokasinya lumayan jauh. Dari simpang jalan raya Pesisir Selatan (Sumatra-kerinci) Kecamatan Air Pura, kita bisa menggunakan motor sekitar 20 menit untuk menuju kampung Transad (TransAd) Lubuk Betung Hilir, kampung ini merupakan kampung trasmigrasi sekitar tahun 70an dan sekarang masyarakat di sana sudah menjadi masyarakat tetap Inderapura. Kultur di kampung ini pun tidak lagi sama dengan kultur asli mereka yang kebanyakannya orang pulau Jawa, melainkan kultur Minang yang mulai kental karena seperti hakikatnya manusia, mereka adalah makhluk sosial dan beradaptasi sesuai tempat. Nah, dari kampung ini kita akan berjalan menuju kampung Lubuk Betung Tengah, di daerah ini terdapat sebuah anak sungai yang bernama Air Kukut, wilayah ini adalah juga dikenal sebagai salah satu penghasil jagung terbaik di Pesisir Selatan.

Perjalanan belum sampai di sana, kita masih harus melanjutkan perjalanan masuk ke dalam dengan jalan yang mulai menanjak. Setelah melalui anak sungai pertama, pemandangan indah mulai  memanjakan mata. Kita sudah berada di ketinggian, dimana laut lepas terhampar begitu luas, bukit-bukit berbaris seperti susunan ikan di pasar minggu. Tak henti-hentinya pemandangan hijau bebukitan membuat takjub, begitu menyejukkan saat sebagian bukit diselimuti halimun. Matahari redup, tapi tak menjatuhkan hujan.

Dari sanalah kita menyusuri jalan setapak menuju lokasi Air Terjun yang diberi nama oleh masyarakat setempat Tambulun. Benar, akses dan kondisi jalan ke sana memang terbilang ekstrem. Ya, namanya juga keindahan tersembunyi.  Kalaulah Air Terjun ini dekat dengan pemukiman warga dan sangat mudah diakses, pasti tidak akan sealami yang ada sekarang ini; lumut yang menyelimuti bebatuan, suasana dingin alami lengkap dengan kesiur burung liar di alam bebas. Belum lagi bias air membentuk pelangi, ciprat air yang jatuh melembabkan tubuh. Ingin segera basah dengan dingin air, tapi masih belum puas menikmati suasana alam yang masih asri itu. Tempat yang indah dan alami memang selalu tersuruk jauh, hanya orang-orang yang benar ingin menikmati alam bisa melakukan perjalanan panjang itu.Semoga tetap diberi ruang untuk alam berkembang, tanpa harus ada iming-iming pelestarian dengan pembabatan. Memang perlu marewai kito ke sana agaknya.

Akhir-akhir ini cuaca memang sangat buruk, bencana alam seperti datang beruntun di Pesisir Selatan; banjir dan longsor. Ditambah lagi wabah corona tak kunjung reda. Sebaiknya untuk datang ke Air Terjun Tambulun, kalian wajib juga berkordinasi dengan orang yang paham cuaca setempat, agar perjalanan kalian tidak sia-sia atau tidak terjadinya hal-hal buruk. Bila situasi mulai membaik, tempat ini bisa menjadi salah satu rekomendasi buat kalian kunjungi.

  • About
  • Latest Posts
Arif P. Putra
ikuti saya
Arif P. Putra
Penulis at Media
Pengelola & penulis di kanal Marewai, menulis Rubrik Pelesiran dan Budaya. Kami juga melakukan riset independen seputar kearifan lokal di Minangkabau, terutama Pesisir Selatan. Selain mengisi kolom di Marewai.com, saya juga menulis puisi dan cerpen dibeberapa media daring dan cetak di Indonesia. Karya-karya saya sering menggabungkan kepekaan terhadap detail kehidupan sehari-hari dengan kedalaman emosional yang membuat pembaca terhubung dengan karakter dan cerita yang diciptakan. Saya juga menulis di rubrik Pelesiran website www.marewai.com
blog;pemikiranlokal.blogspot.com,
Arif P. Putra
ikuti saya
Latest posts by Arif P. Putra (see all)
  • Muaro Paiti: Babak Kedua dan Memulun Ingatan Kolektif – Arif Purnama Putra - 1 November 2025
  • Cakap Film – Coolie: Bapak-bapak Berbahaya Kita Kembali, Rajinikanth. - 20 September 2025
  • Cakap Film – A Star Is F*king Born: Potret Dua Sisi dan Pengingat Zaman, Memorable atau Fenomena Belaka - 23 Agustus 2025

Related Posts

Muaro Paiti: Babak Kedua dan Memulun Ingatan Kolektif – Arif Purnama Putra

Muaro Paiti: Babak Kedua dan Memulun Ingatan Kolektif – Arif Purnama Putra

Oleh Arif P. Putra
1 November 2025

Perjalanan-perjalanan satu dekade terakhir yang saya lakukan kerap menemukan keajaiban-keajaiban, barangkali sebelumnya belum pernah terpikirkan. Bahkan, sebagian dari tempat...

Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua

Pelesiran: Rayuan Pohonan Lontar di Kota Karang | Raudal Tanjung Banua

Oleh Redaksi Marewai
27 Juni 2025

sastrawan dan penikmat perjalanan, tinggal di Yogyakarta TAK sebagaimana umumnya pantai di Indonesia dengan rayuan pohon kelapa atau nyiur...

Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah

Lunang Muara Penantian: Negeri Pagar Dewang Tanah Kayangan dan Misteri Telur Garuda di Museum Mande Rubiah

Oleh Arif P. Putra
27 Juni 2025

Sebuah telur berukuran raksasa dengan diameter 80 cm yang ditemukan saat zaman kerajaan Minangkabau yang diperkirakan berusia ratusan tahun...

Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura

Menziarahi Masa Lampau: Rumah Gadang Mande Rubiah, Komplek Makam Bundo Kanduang dan Kelindan di Inderapura

Oleh Arif P. Putra
3 April 2025

Ada banyak tabir yang belum tersingkap dari masa lampau. Sejarah-sejarah ditulis kadang tak melulu dengan data yang konkrit, sebagian...

Next Post
ziarah-marewai

Sastra: Puisi Remon Sulaiman | Ziarah

cerpen budi saputra-marewai

Cerpen: Serenade Kota Rantauan | Budi Saputra

Discussion about this post

Redaksi Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Ruang-ruang

  • Budaya
  • Sastra
  • Punago Rimbun
  • Pelesiran
  • Carito

Ikuti kami

No Result
View All Result
  • Kirim Tulisan ke Marewai
  • Budaya
  • Carito
  • Sastra
  • Berita Seni Budaya
  • Pelesiran
  • Punago Rimbun
  • Tentang Marewai

© 2024 Redaksi Marewai

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In