Sika Gallery mempersembahkan “Resonansi Keberadaan”, sebuah pameran tunggal yang menampilkan karya-karya terbaru seniman kontemporer, Aprililia. Sebanyak 24 lukisan. Pameran ini akan berlangsung dari 19 Oktober hingga 14 November 2024 di Sika Gallery, Ubud, Bali.
Tentang Seniman
Aprililia, lahir tahun 2000 di Talu, Indonesia, adalah seniman ekspresionistik yang mengeksplorasi dualitas eksistensi melalui medium monokromatik. Karyanya menyelami kedalaman bentuk, menghadirkan entitas-entitas soliter yang terbebani oleh beratnya kesadaran diri dan kolektif. Menempuh pendidikan di bidang Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) di SMK N 2 Talamau (2015-2018) dan Pendidikan Informatika di Universitas PGRI Sumatera Barat (2018-2023), Aprililia telah membuktikan bahwa bakat seninya mampu berkembang di luar jalur pendidikan formal seni.
Prestasi Aprililia dalam dunia seni rupa tercermin melalui pameran solo pertamanya, “The Art of Aprililia: Dancing Lines of the Subciousness” di Museum Arma, Bali (2023), diikuti oleh pameran solo keduanya “Aprililia: Resonance Of Being” di SIKA Gallery, Ubud , Bali (2024). Ia juga telah berpartisipasi dalam beberapa pameran kelompok bergengsi, termasuk “Young Blood – Private Room” di Rumah Ada Seni, Padang (2021) dan “Out of Stockroom Showcase” di SIKA Gallery, Bali (2024).
Selain seni rupa, Aprililia juga menjajaki dunia seni pertunjukan melalui karya performnya “Tanah Ibu Tanah Rempah” yang ditayangkan di Taman Budaya Padang (2021) skenografer oleh Thendra BP. Bakat dan dedikasinya dalam berkesenian telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak, termasuk dianugerahi sebagai Pemuda Kreatif Berprestasi di Bidang Seni Rupa dari Pucuak Adaik Kabuntaran Talu Tuanku Bosa XIV pada tahun 2020.
Acara Pembukaan
Pembukaan pameran akan diresmikan oleh seniman Made Kaek, tanggal 19 Oktober 2024, pukul 17:00 WITA, dihadiri oleh seniman dan kurator, di Sika Gallery, Ubud, Bali.
Tentang Pameran
“Resonansi Keberadaan” mengajak pengunjung untuk menjelajahi realitas monokromatik yang menantang persepsi tentang eksistensi. Melalui serangkaian karya yang mendalam dan reflektif, Aprililia menciptakan portal visual menuju perjuangan eksistensial makhluk hidup, di mana setiap sapuan kuas menjadi manifestasi dari paradoks kehidupan itu sendiri.
Konsep Artistik
Aprililia, dengan seni ekspresionistiknya, mengeksplorasi dikotomi eksistensi manusia -menggambarkan kita sebagai entitas yang secara bersamaan merupakan partikel tak signifikan dan gelombang dahsyat di samudera waktu yang tak terbatas. Karyanya menantang para pengamat untuk memikirkan posisi ontologis mereka dalam alam semesta, mengaburkan batas antara sang pencipta dan yang diciptakan.
Melalui bahasa visual yang mendalam, seniman ini mengajak kita menjelajahi ruang liminal antara naivitas dan kebijaksanaan, realitas empiris dan abstraksi metafisik. Setiap karya adalah sebuah kontemplasi visual yang mengalir melalui lorong-lorong kesadaran, melampaui batas-batas logika Cartesian dan merambah ke wilayah antara ada dan ketiadaan. Harapan Pengalaman Pengunjung “Resonansi Keberadaan” bukan sekadar pameran konvensional; ini adalah sebuah pengembaraan introspektif yang mengajak pengunjung untuk merefleksikan esensi keberadaan mereka. Pameran ini mengingatkan kita bahwa keindahan sejati tidak terletak pada artefak visual semata, melainkan pada proses dialektis pencarian makna dan aktualisasi diri yang tak berkesudahan.
Alexander Goetz, kurator pameran, menyatakan, “dalam kesempatan langka, saya bertemu dengan seniman muda yang memiliki bakat artistik seperti Aprililia/Lili. Karyanya dinamis dan mengalir dengan cara terbaik yang mungkin, masa depannya dipenuhi pertanda baik. Dia memulai dengan pameran tunggal pertamanya di Museum Arma/Ubud dan di galeri Sika di Ubud Campuan. Langkah-langkah selanjutnya adalah mengembangkan seninya dengan cara yang rendah hati dan fokus. Kita semua akan melihat lebih banyak karyanya dalam waktu dekat.”
Richard Hosrtman, penulis, juga menyatakan, “beberapa gambar mengungkapkan penjaga dunia bawah dengan benda-benda menyerupai senjata. Yang lain adalah makhluk organik yang telah berevolusi dari sel-sel embrio. Karya-karya tertentu lebih figuratif, dengan subjek yang duduk dalam pemikiran kontemplatif. Sebagai perbandingan,gambar-gambar buram yang hidup dan sangat emosional menangkap potongan-potongan gerakandan tarian yang ekspresif. Seringkali ada esensi yang menarik dalam mata subjek. Beberapa muncul dengan rasa kegelapan. Yang lain lebih ringan, menekankan ekspresi humoris. Mata juling, mata terbuka lebar. Mata terbuka atau tertutup, mulut menganga atau bibir terkatup rapat, beberapa karakter menatap kita dan menerobos ke belakang pikiran kita. Baik yang mengalir maupun statis, gambar-gambar Lily dipenuhi dengan kekuatan dan kualitas kasar dan jujur yang khas. Mereka berasal dari alam bawah sadar yang dalam, tempat mimpi buruk dan mimpi indah. Kepiawaian Lily terungkap dalam ledakan cepat goresan-goresan; komposisinya yang memikat selesai dalam waktu dua hingga tiga menit. Diam dan misterius, mereka berbicara banyak namun berkomunikasi tanpa kata-kata.”
Informasi Acara
Tanggal: 19 Oktober – 14 November 2024
Waktu: 10 am – 6 pm
Lokasi: Sika Galler Jl. Raya Campuhan, Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali
Harga Tiket: Gratis
Oleh Seniman: Aprililia
Selamat datang di ‘Resonansi Keberadaan’, sebuah odyssey visual yang mengundang Anda memasuki ruang kontemplasi eksistensial di SIKA Gallery, Ubud, Bali. Melalui kanvas-kanvas monokromatik ini, saya menawarkan portal menuju realitas yang melampaui persepsi biasa, di mana figur-figur soliter berdiri sebagai metafora kemanusiaan kita yang terbebani oleh beratnya kesadaran individual dan kolektif.
Dalam karya-karya ini, saya berusaha menangkap paradoks fundamental eksistensi kita – sebuah dualitas yang menjadikan kita sekaligus partikel tak berarti dan gelombang kosmik dalam samudera waktu yang tak bertepi. Setiap sapuan kuas adalah upaya untuk menjembatani jurang antara naivitas dan kebijaksanaan, antara realitas empiris dan abstraksi metafisik, menantang batas-batas ontologis antara kreator dan kreasi.
Melalui bahasa visual hitam putih ini, saya mengundang Anda untuk menelusuri lorong-lorong kesadaran yang melampaui logika Cartesian. Setiap karya bagi saya adalah sebuah puisi visual, mengajak kita untuk merenungkan esensi keberadaan dalam ruang liminal antara ada dan ketiadaan. ‘Resonansi Keberadaan’ bukanlah sekadar pameran; ia adalah undangan untuk melakukan perjalanan introspektif ke dalam labirin eksistensi. Saya berharap bahwa karya-karya ini dapat menjadi katalis bagi refleksi mendalam tentang makna keberadaan kita, mengingatkan bahwa keindahan sejati terletak pada proses dialektis pencarian makna dan aktualisasi diri yang tak berkesudahan.
Terima kasih telah bergabung dalam perjalanan transendensi ini. Mari bersama-sama menjelajahi ruang antara yang imanen dan transenden, merenungkan resonansi keberadaan kita dalam orkestra kosmik yang tak terbatas ini.
Tentang Galeri Sika
Sika Gallery berdiri di Ubud, Bali sejak tahun 1996. Sika Gallerry menyediakan ruang pameran kreatif bagi para seniman yang berpikiran maju, khususnya mereka yang telah menunjukkan keterampilan mereka dalam seni multimedia dan siapa saja yang hidup dekat dengan semangat seni dan budaya. Program Galeri Sika berfokus pada pameran dan promosi seni kontemporer Indonesia. Ada beberapa pameran karya seniman kontemporer lokal dan asing setiap tahunnya. Pendiri Sika Gallery adalah I Wayan Sika, alumni Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta.
- Yuang Sewai: Poli samo jo Voli - 8 Desember 2024
- Bincang Karya Pertunjukan Harimau Pasaman oleh Lintas Komunitas di Pasaman - 2 Desember 2024
- Cerpen Celana Dalam Robek | Thomas Elisa - 24 November 2024
Discussion about this post